close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Logo Kemenkes. Foto istimewa
icon caption
Logo Kemenkes. Foto istimewa
Nasional
Kamis, 13 Oktober 2022 22:22

Kementerian Kesehatan memiliki skor paling tinggi dalam mengadopsi digital

Kemenkes juga paling banyak pengikut, karena masyarakat ingin mengetahui perkembangan pandemi.
swipe

Kementerian Kesehatan memiliki skor paling tinggi dalam mengadopsi digital. Hal ini diungkapkan Researcher Continuum Data Indonesia Muhammad Syamil Iklil, dalam acara yang bertajuk “Diskusi Publik: Digitalisasi di Lingkungan Pemerintahan” oleh INDEF secara daring, Kamis (13/10).

Kementerian dikatakan pengadopsi digital, untuk menggambarkan sejauh mana kementerian menggunakan sosial media dan website mereka. Mulai dari akun sosial media Instagram, Twitter, Facebook, dan YouTube.

“Dari literatur-literatur yang kami temukan juga sama, jadi disebutnya dengan adopsi,” ucapnya.

Terdapat lima kementerian yang menjadi mengadopsi digital yakni, Kementerian Kesehatan, Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset Teknologi (Kemendikbudristek), Kementerian Komunikasi dan Informatika, Kementerian Badan Usaha Milik Negara, dan Kementerian Ketenagakerjaan.

"Kementerian yang paling mengadopsi digital yaitu Kementerian Kesehatan dengan skor 80,72 dan yang paling rendah pada Kementerian Ketenagakerjaan dengan skor 54,95. Kementerian lain di antaranya, Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset Teknologi (Kemendikbudristek) dengan skor 73,62, Kementerian Komunikasi dan Informatika (58,70), Kementerian Badan Usaha Milik Negara (55,17), dan Kementerian Ketenagakerjaan (54,95),” tuturnya.

Ia mengatakan Kemenkes berarti paling aktif secara digital. Kemenkes juga paling banyak pengikut, karena masyarakat ingin mengetahui perkembangan pandemi.

“Jadi kenapa bisa yang paling tinggi, karena indikator-indikatornya yang paling aktif,” ucapnya.

Ada dua faktor yang bisa membuat kementerian skornya tinggi. Faktor pertama karena kondisi yang terjadi di Indonesia pandemi Covid-19, yang sangat diperlukan oleh masyarakat terkait informasi mau pun perkembangannya dari awal pandemi Covid-19 sampai saat ini. Hal itu mendorong Kemenkes selalu menginformasikan imbauan dan informasi lainnya kepada masyarakat.

Faktor kedua, sama halnya juga dengan Kemenkes yakni Kemendikbudtistek. Terdapat perbedaan dari kedua kementerian tersebut, karena informasi yang disajikan bukan tentang peristiwa pandemi Covid-19, melainkan terkait pendidikan yang dibutuhkan oleh pelajar dan masyarakat.

“Untuk Kemendikbudristek, kalau kita lihat tidak ada even khusus, tetapi akhir-akhir ini saja soal kurikulum. Walaupun tidak ada kejadian khusus seperti pandemi, tetapi pelajar dan masyarakat perlu informasi dari Kemendikbudristek,” katanya.

“Contohnya, ada informasi SBMPTN, selain ada event atau kejadian yang bikin naik, tetapi aktivitas ini selalu naik dan nempel terus di masyarakat dan pelajar,” tuturnya.

Dengan begitu, ia mengatakan bahwa pelajar-pelajar mengikuti akun sosial media Kemendikbudristek, terus mengikuti informasinya.

img
Ghina Mita Yuniarsih
Reporter
img
Hermansah
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan