sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Kementan canangkan vaksinasi PMK tahap dua pada akhir 2022

"Proses pemasukan vaksin sudah dipesan dan tidak mudah didapatkan karena tidak semua negara memiliki stok vaksin."

 Ghina Mita Yuniarsih
Ghina Mita Yuniarsih Kamis, 18 Agst 2022 20:26 WIB
Kementan canangkan vaksinasi PMK tahap dua pada akhir 2022

Pemerintah memesan sebanyak 14 juta vaksin untuk menanggulangi penyakit mulut dan kuku (PMK) yang menjangkiti hewan ternak. Antivirus tersebut, yang akan dipakai untuk vaksinasi tahap kedua, direncanakan tiba di Indonesia secepat-cepatnya Oktober 2022 dan didistribusikan November-Desember mendatang.

Direktur Kesehatan Hewan Ditjen PKH Kementan, Nuryani Zainuddin, menyatakan, lamanya pelaksanaan vaksinasi tahap kedua terjadi karena proses pembuatannya berdasarkan pemesanan (by order). Apalagi, tidak semua negara memiliki stoknya.

"Proses pemasukan vaksin sudah dipesan dan tidak mudah didapatkan karena tidak semua negara memiliki stok vaksin, melainkan made by order," ucapnya dalam webinar, yang ditayangkan akun YouTube BNPB Indonesia, Kamis (18/8).

Berdasarkan data pemerintah per hari ini, PMK telah menyebar di 19 provinsi se-Indonesia dan menjangkiti sedikitnya 495.655 hewan ternak, yang meliputi sapi, kerbau, kambing, domba, dan babi.

Sementara itu, pemerintah telah memvaksin sedikitnya 1.552.799 juta ternak. Vaksinasi tahap pertama ditargetkan selesai pada dua bulan mendatang.

Nuryani menambahkan, mewabahnya PMK di Indonesia merugikan perekonomian nasional, terutama bagi peternak. Pangkalnya, biaya yang dialokasikan untuk pengobatan jauh lebih besar daripada nilai ternak.

Menurutnya, wabah ini takkan hilang hingga 2024. "Paling cepat 3-5 tahun ke depan untuk mengembalikan Indonesia bebas dari PMK."

Oleh karena itu, Kementan berharap partisipasi masyarakat luas, khususnya peternak, agar turut menanggulangi pandemi PMK agar pemulihannya lebih cepat. "Terutama, target pelakaksanan vaksinasi recovery 100% harusnya sampai Desember 2022," kata Nuryani.

Sponsored

Pada kesempatan sama, Ketua Umum Perhimpunan Peternak Sapi Kerbau Indonesia (PPSKI), Nanang Purus Subendro, mengapresiasi langkah pemerintah yang mengadakan vaksinasi untuk menanggulangi PMK. Pangkalnya, transaksi kembali bergairah seiring adanya kebijakan penyertaan sertifikat vaksin PMK untuk ternak yang akan diperjualbelikan.

"Vaksinasi harapan kita semua. Saat ini, kita sangat stuck, kita tidak bisa transaksi. Di saat kemarin kurban, hewan ternak sudah dijual semua dan mestinya sekarang harus mengisi kandang-kandang, tetapi kita tidak bisa melakukan apa-apa. Kita dapat transaksi, ketika sapi sudah bersertifikat vaksin," tuturnya.

Berita Lainnya
×
tekid