ITAGI: KIPI kepada lansia lebih sedikit dibanding yang berusia muda
KIPI hampir tidak ditemukan pada kelompok prioritas lansia.
Ketua Indonesia Technical Advisory Group on Immunization (ITAGI) Sri Rezeki Hadinegoro mengungkapkan, tidak ada laporan orang meninggal dunia setelah divaksin Covid-19 buatan Sinovac dan AstraZeneca. Juga tidak ada laporan kejadian ikutan setelah imunisasi (KIPI) yang memerlukan perawatan rumah sakit setelah divaksin Covid-19 buatan Sinovac dan AstraZeneca.
Bahkan, efek samping dari vaksin Covid-19 buatan Sinovac dan AstraZeneca disebut bersifat ringan. Misalnya, reaksi lokal yang terdiri dari rasa nyeri, kemerahan, hingga bengkak pada tempat suntikan. Untuk reaksi sistemik, seperti demam, nyeri otot, lemas, hingga mual.
“Gradasinya ringan. Artinya, satu (atau) dua hari saja sembuh. Tanpa obat kadang-kadang hanya kalau demam cukup dengan istirahat, sudah bugar kembali,” ucapnya dalam diskusi virtual, Rabu (31/3).
Bahkan, KIPI hampir tidak ditemukan pada kelompok prioritas lansia. “Ternyata, lansia ini cukup kuat dan justru KIPI-nya sedikit sekali dibandingkan yang dewasa mudanya. Yang datang ke kami itu sudah bugar-bugar semua,” tutur Sri.
Di sisi lain, risiko meninggal dunia akibat Covid-19 bagi lansia tergolong tinggi. Risiko tersebut bukan hanya terkait penyakit penyerta (komorbid), tetapi daya tahan tubuh lansia yang sudah menurun. Ia pun menyebut, vaksin Covid-19 buatan Sinovac dan AstraZeneca dapat memberikan antibodi. Bahkan, vaksin Covid-19 buatan Sinovac disebut cukup memuaskan dari segi keamanan.
“Kita mesti menggugah para putra lansia ini. Jangan menganggap enteng, karena 40% (lansia) berisiko meninggal,” ujar Sri.
Sebelumnya, Juru bicara vaksinasi dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Siti Nadia Tarmizi menyebut, partisipasi warga lanjut usia (lansia) dalam program vaksinasi pemerintah masih tergolong rendah. Padahal, tingkat kesakitan dan angka kematian terhadap pasien Covid-19 berusia di atas 60 tahun tiga kali lipat lebih tinggi, dibandingkan kelompok usia lainnya.
“Kami lihat bahwa lansia masih sangat rendah partisipasinya,” ujar Nadia dalam konferensi pers virtual, Selasa (30/3).
Ia pun meminta keluarga, tetangga, dan kerabat segera membantu lansia mengikuti program vaksinasi Covid-19 pemerintah. Ia curiga rendahnya partisipasi lansia terkait erat dengan sosialisasi terkait vaksinasi Covid-19.
“Mungkin informasi atau sosialisasi, bahkan juga proses registrasi pendaftaran yang kami lakukan secara elektronik itu, tidak diketahui para usia di atas 60 tahun,” ucapnya.