Jumlah korban tewas akibat gempa bumi dan tsunami Palu Donggala sebanyak 1.424 orang dengan kerugian materil diperkirakan mencapai lebih dari Rp10 triliun.
Kepala Pusat Data Informasi dan Hubungan Masyarakat Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho mengatakan, setelah enam hari pascabencana di Palu dan Donggala, Sulawesi Tengah, tercatat korban mencapai 1.424 orang meninggal dunia. Korban tersebut tersebar di beberapa daerah di sekitar Kota Palu.
"Rinciannya di Donggala 144 orang, di Kota Palu 1.204 orang, di Sigi 64 orang, Parigi Moutong 12 orang, dan Pasangkayu Sulawesi Barat satu orang," kata dia dalam konferensi pers di Kantor BNPB, Rawamangun, Jakarta, Kamis (4/10).
Menurutnya, saat ini sebanyak 2.249 orang dinyatakan luka berat dan tengah ditangani di luar wilayah Sulteng.
"Sebagain itu dirawat di luar wilayah Palu, seperti di Makassar dan kota lainnya," kata dia.
Hingga saat ini, sambungnya, masih ada korban yang belum ditemukan. BNPB memperkirakan korban yang dinyatakan hilang mencapai 113 orang.
"Di Pentolan Induk 29 orang, Donggala 31 orang , Palu empat orang, Pasar Weni tujuh orang, Jalan Kijang 11 orang, Jalan Roja Muici empat orang, Jalan Muhammad Hatta 25 orang, Patung Kuda satu orang dan di kampung nalayan satu orang," urainya.
Sementara, korban selamat saat ini masih ada di posko-posko pengungsian. Sejauh ini, jumlahnya mencapai 70.821 orang yang tersebar di beberapa titik. "Tersebar di 141 titik," ungkapnya.
Proses distribusi bantuan logistik masih berlangsung. Pemerintah terus berupaya mendistribusikan bantuan logistik untuk memenuhi kebutuhan darurat pada korban bencana di Palu dan sekitarnya.
"Logistik terus berdatangan baik dengan pesawat udara, maupun dengan menggunakan kapal laut, hingga jalur darat. Dalam pendistribusiannya selalu dikawal TNI/Polri, dan juga penyediaan air bersih sumur bor dan artesis dibangun di delapan lokasi, delapan unit mobil tangki air, 25 hidran umum kapasitas 2.000 liter sudah dioperasikan," kata dia.
Lebih lanjut, Sutopo juga mengatakan, korban meninggal dunia telah dimakamkan secara massal di tempat pemakaman umum (TPU) Paboya Palu. "Data yang kemarin kami sampaikan yang berjumlah 1.047 jenazah sudah dimakamkan semuanya secara massal," pungkasnya.

Kerugian materiel
BNPB memperkirakan kerugian dan kerusakan akibat gempa bumi dan tsunami yang melanda Palu dan Donggala, Sulteng, pekan lalu mencapai lebih dari Rp10 triliun.
Menurut Sutopo, perkiraan tersebut muncul atas perbandingan kerugian dengan bencana di Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB) beberapa waktu lalu.
"BNPB masih melakukan pendataan dengan yang ada di Lombok, melihat lokasi di Sulteng, perkiraan kerugian dan kerusakan di atas Rp10 triliun. Kalau kerugian di Lombok dengan melihat kerusakannya itu kemarin Rp18,8 triliun, ini pasti di atas Rp10 triliun," paparnya.
Saat ini, sambungnya, BNPB telah menerjunkan tim damage and assessment untuk menghitung berapa besaran kerugian akibat gempa dan tsunami yang melanda Sulteng. Pendataan itu dilakukan sembari melakukan penanganan darurat kepada korban.
"Tim rehabilitasi rekonstruksi akan menghitung kerugian dan kerusakan dengan metode quickcount (metode hitung cepat). Tentu data tersebut juga akan bergerak dinamis seperti di Lombok," terangnya.
Dia yakin dapat mempercepat penanganan rekonstruksi dan rehabilitasi di Sulteng. Presiden Joko Widodo akan mengeluarkan Instruksi Presiden (Inpres) terkait penanganan gempa dan tsunami di Sulteng.
"Nanti presiden akan mengeluarkan instruksi-instruksi khusus untuk mempercepat di dalam proses rehabilitasi rekonstruksi pascabencana Sulteng dengan prinsip membangun kembali dengan lebih baik dan lebih aman," pungkasnya.