sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Lagi, satu serangan terduga terorisme

Satu aparat kepolisian kembali jadi korban serangan terduga teroris di Tambun, Bekasi.

Ayu mumpuni
Ayu mumpuni Jumat, 11 Mei 2018 15:40 WIB
Lagi, satu serangan terduga terorisme

Setelah aparat kepolisian berhasil menyelesaikan kerusuhan yang terjadi di cabang Rutan Salemba, Kompleks Mako Brimob lalu, dua serangan yang diduga dari kelompok terorisme kembali terjadi. Kejadian pertama terjadi di Jalan Stasiun Tambun, Bekasi, Kamis (10/5) pukul 01.00.

Menurut Kadiv Humas Mabes Polri Setyo Wasisto, kejadian bermula dari informasi yang diterima aparat kepolisian mengenai sekelompok orang yang akan menuju Mako Brimob. Mereka diduga ingin membantu napiter yang melakukan perlawanan di dalam rutan. Sekelompok orang yang diduga teroris tersebut terdiri dari empat orang berinisial AM, HG, RA, JG berhasil diamankan pukul 05.30.

“Keempatnya lalu diamankan sekitar 05.30 WIB, lalu dibawa ke Jakarta,” kata Setyo di Gedung Humas Mabes Polri (11/5).

Saat diamankan dua orang berinisial RA dan JG melakukan perlawanan dengan cara mencekik leher anggota polisi yang membawa mereka dan berusaha merampas senjata aparat sampai borgolnya terlepas. Oleh karena itu petugas segera mengambil langkah tegas untuk menembak keduanya.

Keduanya kemudian dibawa ke RS Bhayangkara, namun setelah dua jam dirawat RA meninggal dan JG masih dalam perawatan.

Konferensi pers serangan terorisme di Tambun, Bekasi pasca ricuh Mako Brimob. (Mumpuni/ Alinea)

Hasil pemeriksaan sementara menunjukkan, keempat terduga teroris tersebut berasal dari jaringan JAD Bandung yang akan bergerak ke Mako Brimob.

Sponsored

Dari kejadian tersebut polisi akhirnya mengamankan barang bukti berupa sebuah sangkur, sebuah belati, amunisi kaliber 9mm sebanyak 25 butir, paku tembak 25 buah, dua buah ketape, tiga buah busur besi, 69 peluru gotri, dua buah golok, dan 48 butir pelor senapan angin.

Penyerangan kedua terjadi dini hari tadi di Mako Brimob sekitar pukul 02.59 WIB. Salah seorang anggota polisi bernama Bripka Frenje mengamankan satu orang yang dicurigai. Pasalnya, ia telah melakukan pengamatan terhadap pengamanan Mako Brimob selama dua jam. Bripka Frenje kemudian meminta dua orang rekannya yang bernama Briptu Rahmat dan Briptu Gusti untuk memeriksa orang tersebut. Saat pemeriksaan, polisi tidak menemukan apapun di badan dan tas yang dibawa terduga teroris tersebut.

“Kemudian yang bersangkutan dibawa ke kantor salah satu ruangan tadi dengan motor. Setibanya di kantor, saat akan masuk ruangan, tiba-tiba dia mengeluarkan pisau yang disimpan di bawah alat kemaluan,” tutur Setyo.

Saat itu lah Bripka Frenje ditikam di bagian perut oleh TS. Kemudian TS diberikan tindakan tegas oleh kedua rekan Bripka Frenje karena berusaha menyerang mereka. Dari kejadian tersebut, TS dan Bripka Frenje meninggal dunia. Hingga kini, polisi masih menyelidiki latar belakang pelaku penikaman.

Menurut Setyo, Kepala Kepolisian Republik Indonesia sudah memerintahkan jajarannya untuk meningkatkan keamanan pasca kejadian tersebut. Polri terus memantau kondisi dan situasi karena adanya kemungkinan arah penyerangan terhadap anggota-anggota kepolisian ke depannya. Selain itu hubungan sekelompok orang di Bekasi dan TS, dengan para napiter pelaku kerusuhan masih terus diselidiki.

Pengamat terorisme, Al Chaidar berpendapat, serangan-serangan tersebut berkaitan dengan aksi kerusuhan di dalam rutan dua hari lalu. Bahkan menurutnya, tak menutup kemungkinan ada serangan susulan.

“Ya. Sangat besar akan banyak serangan tak terduga,” katanya saat dihubungi Alinea.

Tak hanya itu, ia menduga pergerakan jaringan terorisme sudah berkumpul sejak awal kerusuhan terjadi, namun mereka masih sebatas mengamati. Ia juga menambahkan, jaringan terorisme pun semakin menguat.

Dua kejadian itu sendiri menggambarkan jaringan terorisme yang selangkah lebih kuat daripada kepolisian. Oleh sebab itu ia menyarankan adanya upaya lebih dari aparat.

“Perlu upaya regimentasi hukum secara keras dan tegas,” ujarnya.

Berita Lainnya
×
tekid