close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Mahfud MD:  Polisi sudah meminta panpel Arema ganti jam pertandingan. Foto Twitter
icon caption
Mahfud MD: Polisi sudah meminta panpel Arema ganti jam pertandingan. Foto Twitter
Nasional
Minggu, 02 Oktober 2022 12:45

Mahfud MD: Polisi sudah meminta panpel Arema ganti jam pertandingan

Disampaikan Mahfud, pihak aparat telah mengantisipasi sejak sebelum pertandingan dimulai, melalui koordinasi dan usul-usul teknis.
swipe

Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD menegaskan tragedi kericuhan di Stadion Kanjuruhan, Malang, bukan kejadian bentrok antarsuporter. Dalam tragedi saat pertandingan Arema FC vs Persebaya tersebut, Mahfud mengatakan umumnya korban meninggal dunia karena desak-desakan, terhimpit, dan sesak napas.

"Perlu saya tegaskan bahwa tragedi Kanjuruhan itu bukan bentrok antarsuporter Persebaya dengan Arema. Sebab, pada pertandingan itu supporter Persebaya tidak boleh ikut menonton," kata Mahfud dalam keterangannya, Minggu (2/10).

Mahfud menyatakan, suporter yang berada di lapangan hanya dari pihak Arema. Sehingga, imbuh Mahfud, tidak ada korban penganiayaan antarsuporter.

"Oleh sebab itu para korban pada umumnya meninggal karena desak-desakan, saling himpit, dan terinjak-injak, serta sesak nafas. Tak ada korban pemukulan atau penganiayaan antarsuporter," ujar dia.

Mahfud mengaku telah memperoleh informasi terkait tragedi tersebut dari Kapolri Jenderal Listyo Sigit. Ia juga berkoordinasi dengan Kapolda Jatim Irjen Nico Afints.

Disampaikan Mahfud, pihak aparat telah mengantisipasi sejak sebelum pertandingan dimulai, melalui koordinasi dan usul-usul teknis di lapangan. Misalnya, agar pertandingan dilaksanakan pada sore, bukan malam hari.

Selain itu, lanjut Mahfud, aparat keamanan juga meminta agar jumlah penonton pertandingan disesuaikan dengan kapasitas stadion, yakni 38.000 orang. Selain itu, polisi juga sudah meminta jam pertandingan diubah menjadi sore hari, bukan malam hari dengan alasan keamanan.

"Tapi usul-usul itu tidak dilakukan oleh panitia yang tampak sangat bersemangat. Pertandingan tetap dilangsungkan malam, dan tiket yang dicetak jumlahnya 42.000," papar Mahfud.

Mahfud mengungkapkan, pemerintah telah melakukan perbaikan pelaksanaan  pertandingan sepakbola dari ke waktu, dan berkomitmen untuk terus diperbaiki. Namun, menurut dia, olahraga yang menjadi kesukaan masyarakat luas ini kerap kali memancing para suporter untuk mengekspresikan emosi secara tiba-tiba.

Mahfud turut menyampaikan belasungkawa kepada korban dan keluarga korban. Ia menyesalkan terjadinya tragedi ini, dan memastikan pemerintah akan melakukan penanganan dengan baik.

"Kepada keluarga korban, kami menyampaikan belasungkawa. Kami juga berharap agar keluarga korban bersabar dan terus berkordinasi dengan aparat dan petugas pemerintah di lapangan. Pemda Kabupaten Malang akan menanggung biaya rumah sakit bagi para korban," terang Mahfud.

Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa mengonfirmasi data jumlah korban tewas akibat kerusuhan di Stadion Kanjuruhan, Malang, Sabtu (1/10) yang mencapai 129 orang.  Sementara, Pemerintah Provinsi Jawa Timur dan pemerintah daerah Malang raya menurutnya saat ini masih fokus kepada penanganan korban kerusuhan di Stadion Malang, Sabtu malam (1/10). 

"Pemprov akan memberikan santunan takziah Rp10 juta untuk korban tewas," kata Khofifah, kepada wartawan, di Malang, Minggu (2/10).  "Untuk yang luka berat dan dalam tindakan, Pemprov akan memberikan Rp5 juta," ujarnya.

Menurut Khofifah para korban yang dirawat di RS Saiful Anwar seluruhnya akan ditanggung oleh Pemerintah Provinsi, karena rumah sakit tersebut milik Pemprov Jawa Timur.

Khofifah juga mengatakan bahwa belasan orang korban belum teridentifikasi. Menurutnya mereka dikirim ke RS Saiful Anwar, yang memiliki fasilitas paling lengkap, termasuk untuk kebutuhan identifikasi. 

img
Gempita Surya
Reporter
img
Fitra Iskandar
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan