sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Temuan Komnas HAM: Match commissioner laga Arema vs Persebaya tak paham regulasi

Berdasarkan keterangan match commissioner, yang bersangkutan tak memahami regulasi keselamatan dan keamanan PSSI.

Gempita Surya
Gempita Surya Rabu, 02 Nov 2022 20:58 WIB
Temuan Komnas HAM: Match commissioner laga Arema vs Persebaya tak paham regulasi

Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) membeberkan laporan hasil penyelidikan terkait tragedi Kanjuruhan yang terjadi pada 1 Oktober 2022. Salah satunya adalah pengawas pertandingan (match commissioner) laga Arema vs Persebaya tak mengetahui regulasi keselamatan dan keamanan penyelenggaraan pertandingan sepak bola.

"Match commissioner tidak memenuhi standar AFC dan tidak memahami keselamatan keamanan PSSI," kata Komisioner Komnas HAM, Choirul Anam, dalam keterangan pers, Rabu (2/11).

Disampaikan Anam, match commissioner merupakan perpanjangan tangan dari PSSI guna memastikan berjalan atau tidaknya regulasi. Berdasarkan keterangan match commissioner, yang bersangkutan tak memahami regulasi keselamatan dan keamanan PSSI.

"Bagaimana orang yang memiliki kewajiban terhadap monitoring pelaksanaan regulasi, tapi dia tidak memahami regulasi itu sendiri?" ujar Anam.

Di samping itu, ujar Anam, match commissioner juga tidak memiliki lisensi AFC. Ini menjadi permasalahan sebab keterangan yang diberikan match commissioner berbeda dengan pernyataan PSSI kepada Komnas HAM.

"Ini penting kami tekankan, sebelumnya kami diberi keterangan bahwa match commissioner yang hadir di pertandingan itu memiliki lisensi AFC. Ternyata match commissioner sendiri menyatakan tidak, 'Saya tidak memiliki lisensi AFC.' Ini problem," ungkap Anam.

Komisioner Komnas HAM, Beka Ulung Hapsara, menambahkan, kesalahan lain match commissioner laga Arema vs Persebaya adalah mengecek kondisi stadion dua hari sebelum pertandingan.

"Pada H-2 sebelum pertandingan Arema vs Persebaya. Ini penting. Match commissioner hanya melakukan pengecekan kondisi stadion, tidak melakukan pengecekan rencana pengamanan," ujar Beka.

Sponsored

Beka menambahkan, saat pelaksanaan pertandingan pada 1 Oktober, match commissioner mengetahui adanya petugas yang membawa senjata gas air mata. Namun, hal itu tidak dilaporkan.

"Match commissioner mengetahui petugas keamanan membawa senjata gas air mata dan tidak melaporkan hal ini. Match commissioner juga menyatakan tidak mengetahui bahwa penggunaan gas air mata dilarang," terang Beka.

Tragedi Kanjuruhan mengakibatkan sedikitnya 135 korban meninggal dunia usai aparat keamanan menembakkan gas air mata ke arah tribun penonton pada Sabtu (1/10) malam. Peristiwa ini tercatat sebagai salah satu tragedi mengerikan dalam persepakbolaan di dunia yang menyebabkan ratusan nyawa melayang dan ratusan korban lainnya luka-luka.

Berita Lainnya
×
tekid