sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Menengok lokasi ledakan di Rusunawa Wonocolo yang membeku

Kondisi kamar masih sama seperti saat terjadi ledakan di Rusunawa Wonocolo.

Ayu mumpuni
Ayu mumpuni Selasa, 24 Jul 2018 16:26 WIB
Menengok lokasi ledakan di Rusunawa Wonocolo yang membeku

Baru Senin siang (23/7) police line di kamar nomor dua, lantai lima, blok B Rusunawa Wonocolo, di Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur dilepas. Kamar itu menjadi lokasi meledaknya bom yang sedang dirakit oleh Anton, kepala keluarga dari satu orang isteri dan empat orang anak, sekitar pukul 21.00 WIB pada Minggu, 13 Mei 2018 lalu.

Anton beserta istri dan anak tertuanya, tewas dalam peristiwa itu. Sementara dua orang anak lainnya selamat.

Kondisi kamar seperti membeku, masih belum berubah seperti saat ledakan terjadi. Kondisi ini menggambarkan situasi yang benar-benar mengejutkan penghuni rusun lainnya. Ruangan tiga petak yang masih dipenuhi perlengkapan rumah tangga itu, dalam kondisi gelap saat pintu dibuka.

Beberapa pakaian menumpuk di ruangan depan beserta plastik hitam berukuran besar, potongan triplek, bungkus aki, kardus, dompet berisi kartu nama, kotak excel kecil, pulpen, selotip, dan bekas darah dari jasad isteri dan anak pertama Anton yang membekas di lantai, menjadi pemandangan pertama saat polisi dan pengurus rusun membukakan pintu.

Suasana pengap dan aroma kurang sedap menyeruak saat reporter Alinea masuk ke ruangan pertama. Kulkas di pojokan, televisi di atas meja di samping kulkas, tumpukan barang di pojok lainnya, serta beberapa figura kaligrafi kecil yang tergantung di tembok, menggambarkan tatanan ruangan rumah keluarga kecil Anton.

Sebuah kamar yang tepat berhadap-hadapan dengan pintu masuk tempat asal ledakan bom, lebih berantakan dari ruangan sebelumnya. Atap plafon terlihat bolong dan sebagian plafon bergelantungan akibat kerasnya ledakan.

Sebuah kasur dengan ujung yang bolong cukup dalam, berada di dalamnya. Tas, tempat pensil bergambar mickey mouse, pakaian, sprei, runtuhan plafon, terali besi gorden yang membengkok, sajadah, dan bercak darah berwarna coklat kehitaman, menumpuk di atas spring bed.

Di sisi kiri kamar, terdapat lemari excel plastik dengan rak berisikan obat-obatan serta buku di atasnya, kipas berwarna putih di sisi bawah, kemudian meja di pojok dengan kardus berisikan buku-buku, mengisi ruangan kamar berukuran 3x4 itu. Di lantai, kabel yang tersambung dengan sebuah kotak berwarna merah masih terulur di antara kertas, botol-botol plastik, dan kantong plastik di sekelilingnya.

Sponsored

Dinding-dinding berwarna hitam dan sebagian cat yang mengelupas, menunjukkan dampak ledakan yang terjadi. Dua figura kaligrafi berukuran kecil yang terpajang di dinding tembok, masih tetap menempel meski sudah mengelupas. Sementara jendela kamar, terlihat sudah tanpa kaca karena pecah saat ledakan bom yang sedang dirakit oleh Anton.

Ruang lainnya, yaitu dapur, masih penuh dengan peralatan makan dan masak. Bahkan di tumpukan salah satu piring, masih ada sisa makanan terakhir yang dikonsumsi salah satu anggota keluarga Anton. Begitu juga dengan kamar mandi yang dipenuhi ember serta peralatan mandi, dan peralatan mencuci.

Setelah kejadian itu, ibu Anton dan adiknya yang juga tinggal di lantai yang sama, menghilang. Dua kamar yang ditempati pun masih penuh dengan barang-barang dua keluarga Anton yang melarikan diri.

“Habis nganter anaknya yang luka ke rumah sakit, adik dan ibunya itu terus hilang tidak tahu ke mana,” ujar Kapolsek Taman, Kompol Samirin.

Rencananya ketiga kamar tersebut akan segera dibereskan, setelah adanya koordinasi dengan pihak Densus dan kepolisian setempat. Ketiga kamar itu juga akan kembali disewakan setelah adanya koordinasi dengan pengurus Rusunawa pusat.

Dari segi keamanan, pengelola rusun tentunya memperketat penjagaan. Untuk memasuki wilayah Rusunawa, tamu yang datang harus menitipkan KTP. Bahkan pengiriman paket yang diperuntukan bagi penghuni rusun, hanya bisa diantar kurir sampai pos penjagaan di depan rusun.

“Kalau mau ambil paket jalan dulu ambil di pos. Kalau mau naik gojek aja, naiknya dari depan pos sana, jalan dulu ke depan,” kata tetangga sebelah kamar Anton, Siska (28).

Kendati demikian penghuni rusun Wonocolo mengaku tak pernah takut setelah adanya kejadian itu. Meski mengaku merasa terkejut karena tetangga yang sudah tinggal selama tiga setengah tahun merupakan pelaku terorisme, namun para penghuni tetap yakin keamanan di lingkungannya terjaga.

Toleransi umat beragama dan sosialisasi dengan tetangga-tetangga lainnya pun tetap terjaga tanpa ada rasa curiga. Namun pengamanan terhadap penghuni baru lebih diperketat, dengan adanya surat keterangan pindah dari RT sebelumnya, fotokopi KK, SKCK, dan fotokopi KTP calon penghuni.

Berita Lainnya
×
tekid