sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Pakar Imunisasi: Proses pembuatan vaksin sangat sulit

Kedatangan vaksin juga diharapkan dapat membuat ekonomi nasional kembali pulih.

Zahra Azria
Zahra Azria Kamis, 03 Des 2020 22:09 WIB
Pakar Imunisasi: Proses pembuatan vaksin sangat sulit

Program vaksinasi dari pemerintah yang telah direncanakan rampung pada akhir 2020 diharapkan bisa menjawab kekhawatiran masyarkat akan pandemi Covid-19 yang tidak kunjung selesai. Kedatangan vaksin juga diharapkan dapat membuat ekonomi nasional kembali pulih

Berbagai persiapan sudah dilakukan oleh pemerintah, seperti uji klinik yang dilaksanakan di Bandung sudah mulai memasuki tahap ke-3. Kemudian persiapan dalam memastikan ketersediaan vaksin bagi masyarakat juga sudah dilakukan oleh pemerintah melalui jalinan kerja sama bilateral maupun multirateral.

Pakar Imunisasi Elizabeth Jane Soepardi menyebutkan, proses pembuatan vaksin sangat sulit tidak seperti membuat obat. Adapun waktu yang dibutuhkan untuk membuat vaksin rata-rata 10,15, 20 tahun bahkan 30 tahun. 

"Prosesnya begitu sulit, untuk Covid-19 tidak bisa menunggu bertahun-tahun itu sebabnya WHO memungkinkan vaksin Covid dipercepat," imbuh Elizabeth Jane Soepardi melalui pertemuan daring Kamis (3/12) siang.

"Bukan berarti dipercepat itu lalu menjadi asal-asalan. Vaksin akan disuntikkan kepada orang sehat. Orang sehat disuntik vaksin tidak boleh menjadi sakit. Dia harus menjadi tetap sehat menjadi kebal, itu syaratnya," tambahnya.

Diketahui Covid-19 menyerang semua umur maka seharusnya semua kalangan harus dilakukan vaksinisasi. Namun proses uji coba ketika membuat vaksin dilakukan kepada orang yang kuat.

"Orang yang kuat itu adalah dewasa muda. Itu sebabnya rata-rata vaksin dicoba dulu pada kelompok umur 18 hingga di bawah 60 tahun dulu," tuturnya.

Jika berhasil dicoba kepada kelompok dewasa muda maka selanjutnya akan dicoba pada kelompok yang lebih rentan baik di bawah 18 tahun maupun di atas 60 tahun.

Sponsored

Menurut Elizabeth masa penyuntikan vaksin yang ideal hanya satu kali seumur hidup namun berbeda dengan vaksinisasi Covid-19.  

"Saat ini karena waktunya pendek jadi rata-rata vaksin yang ada saat ini membutuhkan dua kali pemberian dan saat ini kita belum tahu berapa lama masa perlindungannya," ujar Elizabeth Jane Soepardi.

Berita Lainnya
×
tekid