sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

PMK sebabkan produksi susu sapi di Jawa Timur turun 47,54%

Pemerintah pusat perlu membuat alternatif bagaimana secepatnya peternak sapi perah di Jawa Timur kembali seperti semula.

 Ghina Mita Yuniarsih
Ghina Mita Yuniarsih Rabu, 31 Agst 2022 20:53 WIB
PMK sebabkan produksi susu sapi di Jawa Timur turun 47,54%

Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) merupakan penyakit infeksi yang menular dan mematikan. Penyakit ini menyerang hewan ternak seperti sapi, kerbau, kambing, domba dan sebagainya. Adanya penyakit ini menjadi salah satu ancaman yang sangat serius terhadap perekonomian Indonesia, khususnya pada peternakan sapi.

Selama perkembangan PMK ini, ada berbagai dampak buruk yang dialami para peternak sapi perah di Jawa Timur.

Dalam konferensi pers yang tertajuk “Greenfields Perkuat Ketahanan Pangan Bangsa dengan Bangkitkan Kiprah Peternak Susu Lokal” oleh Greenfields yang digelar secara daring, Rabu (31/8), Kepala Dinas Peternakan Pemprov Jawa Timur Indyah Aryani menyampaikan dampak yang dialami peternak Jawa Timur dari penyakit PMK.

“PMK sangat berdampak kepada peternak kami. Populasi ternak sapi perah kami terjadi penurunan. Yang awalnya 350.000-an, sekarang terjadi pengurangan kurang lebih 3,4%,” ujar Indyah.

Untuk itu, Dinas Peternakan Jawa Timur terus mengambil berbagai kebijakan, seperti menyediakan bibit betina yang produktif maupun kebijakan lainnya yang akan dipersiapkan untuk mengatasi akibat kondisi PMK.

“Nah, ini merupakan PR kami. Bagaimana nanti ke depannya menyediakan bibit-bibit untuk betina produktif yang menjadi sumber susu. Apa kita lakukan dengan skema impor atau bagaimana setelah PMK nanti sudah mereda untuk melakukan perbaikan,” ucapnya.

Sama halnya dengan produksi susu di Jawa Timur, dia juga menjelaskan terjadi penurunan yang cukup signifikan. Sebelumnya, perhari dapat menghasilkan supply sebanyak 1.400 ton.

“Produksi susu jelas menurun, saat ini penurunan di Jawa Timur mencapai 47,54%, yakni menjadi kurang lebih 1.400 ton perhari. Padahal permintaan kami biasanya 2.000 ton. Jadi selama PMK, ada defisit kurang lebih 600 ton perhari,” kata Indyah.

Sponsored

Itulah sebabnya, dia berharap pemerintah pusat membuat alternatif bagaimana secepatnya peternak sapi perah di Jawa Timur kembali seperti semula. Apalagi  sapi yang sakit itu memerlukan waktu untuk recovery, sehingga peternak membutuhkan support dari pemerintah.

“Kami tadi baru bersurat kepada pemerintah pusat tentang bagaimana teman-teman ternak sapi perah ini di support atau dibantu dengan pakan yang berkualitas berupa kosentrat. Di saat bersamaan akan melakukan perbaikan manajemen peternak dengan melakukan pendampingan, baik oleh kami dari pemerintah, teman-teman (KUD), dan greenfields selaku mitra peternak kita,” ucapnya.

Berita Lainnya
×
tekid