sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Polisi tangkap lima pelaku penyalahgunaan BBM subsidi

Pelaku berhasil diamankan setelah petugas mendapatkan informasi dari masyarakat.

Immanuel Christian
Immanuel Christian Jumat, 10 Jun 2022 08:02 WIB
Polisi tangkap lima pelaku penyalahgunaan BBM subsidi

Kepolisian Daerah (Polda) Sumatera Barat (Sumbar) mengungkap aksi penyalahgunaan Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi jenis Bio Solar di Kota Padang. Kasus ini menjerat lima pelaku.

Kabid Humas Polda Sumbar Kombes Satake Bayu mengatakan, para pelaku membeli BBM bersubsidi dan menuangkannya ke dalam sebuah jerigen untuk dijual kembali. Kelima orang pelaku itu berinisial Y (60), E (50), RA (19), RJ (31) dan R (23) yang ditangkap pada Selasa (7/6) sekitar pukul 17.30 WIB.

“Modus operandi pelaku melakukan pembelian BBM yang disubsidi oleh pemerintah berupa bahan bakar minyak jenis Bio Solar ke SPBU Bandar Buat. Kemudian mobil truk dengan tangki yang sudah dimodifikasi dan dipindahkan ke dalam jerigen untuk dijual kembali,” kata Satake dalam keterangan, Kamis (9/6).

Satake menyebut, pelaku berhasil diamankan setelah petugas mendapatkan informasi dari masyarakat. Laporan itu menyatakan adanya kegiatan penyalahgunaan BBM subsidi jenis Bio Solar di sebuah gudang yang berada di Terminal truk Koto Lalang.

Berdasarkan hasil pemeriksaan terhadap para tersangka untuk pemodal aksi ini telah diketahui seorang berinisial E. Phaknya akan melakukan pengembangan terhadap kasus ini.

Dari keempat pelaku petugas menyita barang bukti 35 buah jerigen kapasitas 33 Liter yang berisikan BBM jenis Bio Solar. Selain itu adapula 16 buah jerigen kapasitas 35 Liter yang berisikan BBM jenis Bio Solar serta 54 buah jerigen kosong, dan empat buah slang plastik dengan tiga unit mobil.

Kelima pelaku disangkakan pasal 55 Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2001 tentang Minyak dan Gas Bumi yang dirubah Pada Pasal 40 angka 9 Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja Juncto Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHPidana dengan ancaman pidana kurungan enam tahun dan denda paling tinggi Rp60 miliar.

Berita Lainnya
×
tekid