sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Polri: Dua anggota gugur karena berdesakan dengan suporter

Polri memastikan dua anggotanya meninggal karena kekurangan oksigen saat berdesakan dengan suporter.

Immanuel Christian
Immanuel Christian Selasa, 04 Okt 2022 11:26 WIB
Polri: Dua anggota gugur karena berdesakan dengan suporter

Polri mengungkap dua orang anggotanya yang turut gugur dalam tragedi di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur karena berdesakan bersama Aremania. Selama desakan tersebut, mereka kekurangan oksigen dalam perjalanan menuju lorong keluar tribun stadion.

Kadiv Humas Polri, Irjen Dedi Prasetyo mengatakan, kurangnya oksigen di sana lantaran tembakan gas air mata dari anggota polisi lainnya yang berada di lapangan. Tujuannya untuk membubarkan massa, namun hasil berbanding terbalik.

“Ya karena desak-desakan, desak-desakan kurang oksigen mengakibatkan, sebagian besar kan meninggalnya karena kekurangan oksigen,” kata Dedi kepada wartawan, Selasa (4/10).

Dedi menyebut, dua orang itu gugur bersama dengan 43 orang yang hendak keluar tribun. Mereka tengah berhimpitan di pintu keluar nomor 12.

“Itu ditemukannya sama dengan 43 masyarakat yang berhimpitan itu, pintu 12,” ujar Dedi. 

Pemberitaan sebelumnya menyebut, semua korban jiwa dari insiden kerusuhan di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur telah kembali ke keluarga. Proses tersebut berjalan semenjak Minggu (2/10) malam.

Menurut Dedi, Indonesia Automatic Fingerprint Identification System (Inafis), Disaster Victim Identification (DVI), dan Perhimpunan Kedokteran Forensik Jawa TImur telah mengidentifikasi 125 korban yang meninggal dunia.

“Alhamdulillah semuanya sudah clear tadi malam dan semua korban yang meninggal dunia juga sudah diambil oleh pihak keluarga,” kata Dedi kepada wartawan, Senin (3/10).

Sponsored

Selain 125 korban jiwa, diketahui juga ada 24 korban luka berat. Sementara, korban luka ringan terdapat 304 orang.

“Sehingga jumlah korban terupdate sampai hari ini ada 455 orang,” ujar Dedi.

Selain itu, piihaknya tengah berupaya mencari anggotanya yang memberi perintah untuk melakukan penembakan gas air mata di Stadion Kanjuruhan, Malang. Gas air mata itu akhirnya membuahkan 125 orang yang menjadi korban jiwa.

Dedi menyampaikan, progres pengungkapan masih sebatas pendalaman. Ia meminta masyarakat untuk bersabar agar kecermatan dalam pendalaman bisa dilakukan dan tidak terburu-buru.

“Saat ini sedang dimintai keterangan atau didalami di level manajerial pengamanan di lapangan,” kata Dedi kepada wartawan, Senin (3/10).

Dedi menyebut, olah tempat kejadian perkara (TKP) juga akan dilakukan. Terlebih, hasil analisa terhadap kejadian bukan hanya di dalam stadion tapi di luar stadion pun akan diungkap oleh pihaknya.

Berita Lainnya
×
tekid