sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Satgas Covid-19: Jawa-Bali sumbang 95% kasus positif harian

Satgas penanganan Covid-19 3.361 kasus harian tercatat pada Selasa (12/7).

Gempita Surya
Gempita Surya Rabu, 13 Jul 2022 20:16 WIB
Satgas Covid-19: Jawa-Bali sumbang 95% kasus positif harian

Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito mengungkapkan, untuk pertama kalinya kasus harian Covid-19 mencapai lebih dari tiga ribu kasus dalam satu hari. Tepatnya, 3.361 kasus harian tercatat pada Selasa (12/7).

Indonesia sebelumnya mempertahankan jumlah kasus harian di angka 2.000 kasus. Wiku mengatakan, wilayah penyumbang terbesar kasus positif harian berasal dari Jawa-Bali.

"Per 12 Juli, Jawa-Bali menjadi penyumbang terbesar kasus positif harian, di mana sebesar 95,45% dari total kasus positif berasal dari Pulau Jawa Bali," kata Wiku dalam konferensi pers Perkembangan Penanganan Covid-19, Rabu (13/7).

Menurut Wiku, jumlah kasus harian di Indonesia meningkat 6 kali lipat jika dibandingkan dengan kasus harian satu bulan lalu. Pada 12 Juni, jumlah kasus harian yang tercatat yakni 551 kasus dalam satu hari.

Kemudian, kata Wiku, kenaikan kasus positif itu berakibat pada kasus aktif yang juga mengalami peningkatan. Kasus aktif Covid-19 di Indonesia tembus 20.000 hingga 12 Juli 2022.

"Angka ini naik empat kali lipat dari bulan lalu yang hanya mencatatkan angka sekitar empat ribu kasus aktif," ujar Wiku.

Selain itu, Wiku menyebut, positivity rate mingguan juga mengalami kenaikan di pekan kedua bulan Juli, yakni mencapai 5,12%. Angka tersebut berada di atas standar positivity rate WHO yakni 5%.

Kendati demikian, kenaikan kasus positif dan positivity rate tidak diikuti peningkatan kasus kematian harian. Ada delapan kasus kematian tercatat pada 12 Juli.

Sponsored

"Meskipun tetap berada di bawah angka 10, namun delapan ini bukanlah sekedar angka. Namun, masing-masing adalah nyawa yang terbilang dan tidak bisa kita hiraukan begitu saja," ucapnya.

Menurut Wiku, penting untuk melihat kenaikan kasus yang terjadi saat ini hingga di tingkat daerah. Ia mengatakan, kenaikan kasus positif, kasus aktif, dan positivity rate perlu diwaspadai, sebab ini menunjukkan tingkat penularan di masyarakat mulai kembali meningkat.

Wiku menyebut, 81% kasus Covid-19 nasional disebabkan infeksi sub-varian BA.4 dan BA.5. Menurutnya, masih ada potensi kenaikan kasus dari sub-varian BA.4 dan BA.5 apabila melihat rentang waktu puncak kasus dari berbagai negara.

"Berkaca dari pengalaman di negara lain, umumnya puncak kasus terjadi sekitar 16 sampai 33 hari, sedangkan puncak rawat inap sekitar 29 sampai 49 hari kemudian sejak subvarian Ini pertama kali ditemukan," ujarnya.

Pihaknya mengimbau seluruh pihak untuk memperketat protokol kesehatan dan segera melakukan vaksin booster. Hal ini dilakukan untuk mencegah terjadinya infeksi berulang atau reinfeksi.

"Pada prinsipnya vaksin memiliki tiga manfaat besar, yaitu mencegah kita terinfeksi, mencegah perburukan gejala jika terinfeksi, dan mengurangi jumlah virus yang ada di dalam tubuh agar tidak mudah menularkan," ucap Wiku.

Wiku menyebut, reinfeksi setelah divaksin dapat ditemukan di semua orang, terutama populasi rentan seperti orang dengan gangguan imunitas, penderita komorbid dan lansia. Namun, reinfeksi akan semakin sering terjadi jika peningkatan jumlah virus di sekitar tidak diimbangi dengan kepatuhan protokol kesehatan.

Untuk itu, Wiku mengingatkan seluruh pihak untuk tetap disiplin menggunakan masker, melakukan percepatan vaksinasi khususnya booster, dan selalu waspada tanpa rasa panik.

"Semoga pengalaman selama lebih dari 2,5 tahun ini dapat membiasakan diri kita menghadapi berbagai kondisi di masa pandemi Covid-19," ucapnya.

Berita Lainnya
×
tekid