sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Slank ajak masyarakat diet plastik

Slank menyampaikan ajakan kepada publik untuk beralih dari kebiasaan menggunakan plastik sekali pakai.

Robertus Rony Setiawan
Robertus Rony Setiawan Minggu, 21 Jul 2019 15:58 WIB
Slank ajak masyarakat diet plastik

Grup band kawakan dari Gang Potlot, Slank, menyampaikan ajakan kepada publik untuk beralih dari kebiasaan menggunakan plastik sekali pakai. Dalam aksi Pawai Bebas Plastik di kawasan car free day, Jakarta Pusat, Minggu (21/7), dua personil Slank, Kaka dan Ridho, membawakan sejumlah lagu populer mereka, antara lain “Terlalu Manis” dan “Nggak Perawan Lagi”.

“Jangan sampai anak cucu kita mewarisi kondisi alam yang rusak, yang enggak perawan lagi,” kata Kaka Slank.

Kaka mengisahkan, “Nggak Perawan Lagi” merupakan salah satu lagu yang mereka ciptakan atas keprihatinan terhadap kerusakan lingkungan. Hal itu dengan gamblang dan tegas terdengar dari lirik yang dinyanyikan Kaka:

Lautku nggak biru-biru lagi/ Sungaiku nggak jernih-jernih lagi/ Alamku nggak bagus-bagus lagi/ Alamku nggak perawan-perawan lagi//

Dalam kesempatan itu, Kaka dan Ridho menghibur sekaligus mengajak publik untuk giat merawat dan menjaga kelestarian alam. Salah satu satunya mengganti kebiasaan penggunaan plastik sekali pakai.

Di kerumunan penonton yang sebagian adalah peserta aksi Pawai Bebas Plastik, terlihat pula sejumlah poster menarik bernada persuasif untuk menjaga kebersihan lingkungan. Beberapa di antaranya bertulisan: “Cintai bumi dulu, baru pacar”, “Jangan ada plastik di antara kita”, "Bring your own bottle”, dan “Tolak Sekali Pakai”.

Warga berpose di depan tulisan tutup bak truk dalam acara Pawai Bebas Plastik di kawasan Car Free Day, Jakarta Pusat, Minggu (21/7). Alinea.id/Robertus Rony Setiawan

Aksi bertagar #TolakSekaliPakai tersebut sedikitnya turut mendesak tiga hal utama yang ditujukan kepada pemerintah dan pelaku usaha. Pertama, mendorong peraturan pemerintah yang berlaku secara nasional berupa pelarangan penggunaan plastik sekali pakai, antara lain berupa kantong plastik, sedotan plastik, styrofoam, saset, dan microbeads.

Sponsored

Kedua, pemerintah didesak segera memperbaiki sistem tata kelola sampah. Hal ini terutama dapat dijalankan dengan menegakkan penerapan sistem pemilahan sampah dari sumber hingga akhir, mendukung produksi kemasan dalam negeri yang pro-lingkungan, pro-kearifan lokal, dan bebas plastik.

Direktur Eksekutif Gerakan Indonesia Diet Kantong Plastik Tiza Mafira menekankan pentingnya pembatasan penggunaan plastik sekali pakai, untuk mencegah kerusakan lingkungan. Hal ini karena bahan plastik sulit terurai dan kerap kali mengakibatkan kerusakan ekosistem laut. 

Tiza juga berharap setiap pemerintah daerah segera menerapkan kebijakan pembatasan penggunaan plastik sekali pakai, seperti kantong plastik, sedotan plastik, dan styrofoam.

“Keranjang untuk berbelanja di pasar, itu budaya kita. Bukan lagi membawa tas plastik,” kata Tiza menganjurkan untuk kembali pada kebiasaan tradisional.

Ketua Umum Pandu Laut Nusantara Bustar Maitar mengatakan, hal yang tak kalah penting adalah peran serta pelaku usaha untuk mengurangi penggunaan produk berbahan plastik. Caranya dapat dimulai, misalnya, dengan mengambil kembali sampah kemasan yang dihasilkan pabrik. Selain itu, produsen dapat merancang ulang kemasan plastik agar lebih mudah didaur ulang.

“Butuh komitmen dan kerja bersama seluruh elemen masyarakat demi gerakan stop pakai plastik sekali pakai ini,” kata Bustar.

Ada enam rekomendasi gerakan #TolakSekaliPakai ini: menolak keresek sekali pakai; menolak sedotan plastik; menolak air minum dalam kemasan plastik; memilih curah ketimbang sachet, memilah sampah di rumah; dan membersihkan sampah plastik layak daur ulang sebelum membuangnya.

Berita Lainnya
×
tekid