sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Kali kedua jadi Kapolda Papua, Paulus fokus tangani korban rusuh

Paulus tetap akan gunakan cara sinergitas masyarakat adat, tokoh agama dan pemerintah untuk selesaikan konflik di Papua.

Ayu mumpuni
Ayu mumpuni Senin, 30 Sep 2019 10:15 WIB
Kali kedua jadi Kapolda Papua, Paulus fokus tangani korban rusuh

Kapolri Jendral Polisi Tito Karnavian mengganti tiga Kapolda hari ini, Senin (30/9), melantik pejabat baru di jajaran Polri. Salah satu pejabat yang dilantik adalah Kapolda Papua. Semula, jabatan ini diduduki Irjen Pol Rudolf Albert Rodja. Rodja digantikan Irjen Pol Paulus Waterpauw.

Pertimbangan Kapolri menunjuk Paulus menjadi Kapolda Papua adalah konflik yang berkecamuk di Papua. Seperti diketahui, konflik di Papua telah memakan banyak korban jiwa. Atas dasar peristiwa tersebut, Kapolri mengganti Kapolda Papua. Pergeseran serupa juga terjadi pada Kapolda Riau dan Kapolda Sulawesi Tenggara.

Ia kali kedua Paulus menjabat posisi Kapolda Papua. Posisi yang sama pernah ia emban pada tahun 2015. Paulus lahir di Fakfak, Papua, 25 Oktober 1963. Dia menyelesaikan pendidikan di Akademi Kepolisian (Akpol) pada 1987. Sebelum menjadi orang nomor satu di Papua, Paulus pernah dipercaya menjabat Kapolres Mimika.

Setelah menjabat Kapolres Mimika, kemudian dia dipercaya menjabat Kapolresta Jayapura. Pada 2015, Paulus menjabat Kapolda Papua. Lalu pada 2017, Paulus menjabat sebagai Kapolda Sumatera Utara.

Pria 55 tahun itu kemudian dipindahkan ke Lembaga Pertahanan dan Keamanan Nasional (Lemhannas) pada 13 Agustus 2018. Ia menikah dengan Roma Megawanti Pasaribu. Paulus dan Roma dianugerahi 3 anak. Setelah kerusuhan kembali merebak di Papua, Paulus kembali mengemban tugas penting di sana. Ia dilantik 30 September 2019.

Sementara Irjen Polisi Rudolf Alberth Rodja adalah lulusan Akpol 1988. Pria kelahiran Ende, 22 Mei 1966 ini merupakan seorang perwira tinggi Polri yang sejak 20 Juli 2017 menjabat sebagai Kapolda Papua Barat. Per 2 Mei 2019, ia dimutasi menjadi Kapolda Papua. Genap lima bulan, ia digantikan Paulus. Kini Rudolf dimutasi sebagai Analis Kebijakan Utama Bidang Sabhara Baharkam Polri.

Untuk saat ini, Paulus berencana terlebih dahulu menangani korban yang jatuh akibat kerusuhan. "Yang pertama kita harus coba selesaikan dulu korban-korban. Mulai dari yang sakit, meninggal dunia, kemudian yang sekarang mengungsi, baik yang di Wamena, Jayapura, maupun Sentani," ujar Paulus di Mabes Polri, Jakarta, Senin (30/9).

Selanjutnya, Paulus tetap membangun sinergi dengan seluruh pihak untuk menyelesaikan konflik Papua. Ia tidak menampik keterbatasannya menyelesaikan konflik yang terjadi tanpa adanya gotong royong dengan seluruh elemen.

Sponsored

"Sangat perlu bantuan dari semua pihak terutama para tokoh agama, tokoh masyarakat, tokoh adat, dan terutama pemda, baik pemprov maupun kabupaten/kota," kata Paulus.

Seperti diberitakan, di Wamena terjadi konflik yang menewaskan 33 orang. Konflik terjadi setelah ada hoaks isu diskriminasi yang dilakukan oleh seorang guru. Sejumlah warga kemudian mengungsikan diri karena takut ada serangan susulan. Kendati demikian saat ini kondisi di Wamena terbilang sudah kembali kondusif.

Berita Lainnya
×
tekid