sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Vaksin masih terbatas, ini prioritas vaksinasi PMK

Vaksinasi massal untuk pengendalian PMK dimulai di Kabupaten Sidoarjo.

Ayu mumpuni
Ayu mumpuni Selasa, 14 Jun 2022 16:27 WIB
Vaksin masih terbatas, ini prioritas vaksinasi PMK

Kementerian Pertanian bersama Pemerintah Provinsi Jawa Timur mulai melakukan vaksinasi massal Penyakit Mulut dan Kuku atau PMK. Vaksinasi massal untuk pengendalian PMK itu dimulai di Kabupaten Sidoarjo.

Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementan Nasrullah menjelaskan, lewat vaksinasi ini diharapkan bisa membantu mencegah penyebarluasan penyakit, terutama di sentra peternakan sapi perah dan wilayah sumber bibit ternak. Selain sebagai wilayah wabah PMK, Jawa Timur adalah provinsi dengan populasi sapi potong terbesar di Tanah Air.

Pencanangan vaksinasi massal PMK secara nasional digelar di peternakan sapi perah Dusun Tanjunganom, Desa Tanjungsari, Kecamatan Taman, Sidoarjo. Lokasi kedua di Kelompok Ternak Pertapaan Jaya, Dusun Banjar Anyar, Desa Pertapaan Maduretno, Kecamatan Taman, Sidoarjo.

Tahap pertama impor vaksin dari Pranvis telah tiba pada Minggu (12/6) melalui Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten. Jumlahnya masih terbatas, hanya 10 ribu. Selanjutnya akan tiba 800.000 dosis dalam beberapa hari ke depan. Pemerintah mengimpor sekitar 3 juta dosis.

Sasaran vaksinasi

Karena yang tersedia di tahap pertama masih terbatas, kata Nasrullah, vaksin diprioritaskan untuk ternak yang sehat. "Juga ternak yang berada di zona merah dan kuning. Hanya ternak terpilih yang akan divaksin," ungkap Nasrullah di lokasi vaksinasi, Selasa (14/6).

Hewan yang sudah sembuh dari PMK, jelas dia, sudah memiliki kekebalan terhadap virus. Makanya, hewan ini belum jadi sasaran vaksinasi. Untuk pencegahan terhadap penularan PMK, Nasrullah menyarankan agar peternak menerapkan biosekuriti dan desinfeksi kandang.

Vaksin yang ada, kata Nasrullah, didistribusikan ke KUD sapi perah di Provinsi Jawa Timur, Jawa Tengah, dan Jawa Barat, serta 4 Unit Pelayanan Teknis (UPT) Pembibitan, yaitu Balai Besar Pembibitan Ternak Unggul dan Hijauan Pakan Ternak Baturaden, Balai Embrio Transfer Cipelang, Balai Inseminasi Buatan Lembang, dan Balai Inseminasi Buatan Singosari.

Sponsored

"Distribusi dan pelaksanaan vaksinasi tahap selanjutnya, selain mempertimbangkan prioritas komoditas, wilayah rentan PMK, dan tujuan pengembangan ternak, juga akan memperhatikan pertimbangan teknis lainnya, seperti ketersediaan vaksin, vaksinator, manajemen rantai dingin vaksin," jelas dia.

Penyebaran PMK

Sejak ditemukan pertama kali akhir April 2022 di Jawa Timur, PMK terus menyebar ke berbagai wilayah. Menurut data Siagapmk.id, Selasa (14/6) pukul 16.00 WIB, PMK menyebar di 18 provinsi dan 182 kabupaten/kota. 

Per hari ini, sebanyak 155.662 ekor hewan dinyatakan terjangkit PMK. Ini terdiri dari sebanyak 41.974 ekor sembuh, 1.022 ekor potong bersyarat, 765 ekor mati, dan 111.879 ekor belum sembuh.

PMK sudah menyebar di provinsi utama dengan populasi sapi terbesar: Jawa Timur, Jawa Tengah, Nusa Tenggara Barat, Sumatera Utara, dan Lampung. Di lima provinsi ini jumlah sapi potong mencapai 9,924 juta ekor atau 54,9% dari total populasi sebesar lebih 18 juta ekor pada 2021. 

Jawa Timur, provinsi dengan populasi sapi terbesar, yakni 4,938 juta (27,4%), PMK menyebar di 32 dari 38 kabupaten/kota. Jawa Tengah dengan populasi sapi terbanyak kedua, yakni 1,863 juta (10,3%), juga menyebar masif: 32 dari 35 kabupaten/kota. Di Jawa Barat, PMK menyebar di 25 dari 26 kabupaten/kota. 

Efektivitas vaksinasi

Untuk efektifitas pelaksanaan vaksin, jelas Nasrullah, akan dilakukan penandaan sekaligus pendataan melalui Eartag (QRcode). "Pascavaksinasi, sangat penting untuk dilakukan penandaan pada sapi dan dilakukan pendataan ke dalam sistem pendataan ternak," jelas Nasrullah. 

Setelah pendataan dan vaksinasi, maka QR Code yang terdapat di Eartag akan dapat di-scan melalui Mobile Apps berbasis Android. Riwayat vaksinasi ini, jelas dia, akan ditampilkan dalam bentuk kartu vaksin berisi nomer identifikasi ternak, jenis/rumpun ternak, jenis kelamin, jenis vaksin, riwayat vaksinasi, hingga lokasi dan tanggal vaksinasi.

"Kami telah menyiapkan untuk penandaan ternak pasca vaksinasi di Provinsi Jawa Timur sebanyak 233.300 buah yang dilengkapi dengan Secured QR Code," ungkap Nasrullah.

Hari ini, jelas Nasrullah, telah disiapkan 1.000 buah Eartag Secured QR Code. Semua itu akan didistribusikan ke Provinsi Jawa Timur beserta 5 unit aplikator. "Dengan cara ini kita bisa mendata ternak yang sudah divaksin dalam aplikasi kami," kata Nasrullah.

Selain pencanangan vaksinasi, Kementan juga memberikan bantuan obat-obatan di Sidoarjo berupa Antihistamin 500 dosis, vitamin 200 dosis, obat luka 240 dosis, dan desinfektan. Bantuan obat juga diberikan untuk Kabupaten Pasuruan, Kabupaten Mojokerto, dan Kabupaten Madiun.

Berita Lainnya
×
tekid