sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Riset karhutla: Warganet yang kecewa pada pemerintah

Pemerintah, masyarakat, petani, perusahaan perkebunan dan HTI mata rantai yang tidak terputus terkait langsung dengan kebakaran hutan.

Mona Tobing Akbar Ridwan
Mona Tobing | Akbar Ridwan Kamis, 19 Sep 2019 16:52 WIB
Riset karhutla: Warganet yang kecewa pada pemerintah

Neraka dunia. Begitulah mungkin kiasan yang dapat menggambarkan kondisi Pulau Sumatera dan Kalimantan saat ini. 

Panas, pengap dan perih membekap di dua pulau tersebut lebih dari sebulan. Memang, asap sempat padam, tapi hanya sesaat. Setelah beberapa hari, kembali api membara melahap sejumlah hutan dan lahan di Pulau Sumatera dan Kalimantan.  

Kebakaran hutan dan lahan ini telah membumihanguskan ekosistem tropika basah. Padahal ekosistem tersebut selama ini justru menjadi sumber keanekaragaman jenis yang bermanfaat bagi kehidupan mahluk hidup dengan menghilangkan sumber plasma nurfah, sumber makanan, sumber air, paru-paru dunia bahkan pertahanan dan keamanan negara. 

Terengutnya hidup sejumlah satwa liar seperti: orangutan dan ular piton yang bangkainya sempat viral di media sosial cukup menyayat hati. Belum lagi, mendengar kabar seorang bayi berusia empat bulan meninggal akibat terindikasi penyakit  infeksi saluran pernapasan akut atau Ispa. 

Juru Kampanye Hutan Greenpeace Indonesia Ratri Kusumohartono pun meluapkan kekecewaannya kepada pemerintah yang dinilai belum tegas terhadap pelaku kebakaran hutan dan lahan (karhutla). Ratri menyebut, pemerintah cenderung melakukan pembiaran karhutla setiap tahunnya dan mengorbankan masyarakat. 

"Padahal jelas dampak sosial, lingkungan dan kesehatan terasa sekali," kata Ratri Kusumohartono kepada Alinea.id

Berdasarkan pengamatannya selama berada di Kalimantan Tengah (Kalteng) sejak Agustus 2019, jumlah penderita ISPA disebut makin bertambah. Tidak hanya ISPA, penyakit lain yang diderita adalah pneumonia yang merupakan peradangan kantung udara paru-paru. 

Kondisi tersebut bisa semakin parah bila titik api karhutla makin meningkat di Kalimantan Selatan, Tengah, Timur dan Sumatera Selatan.

Sponsored

Di sisi lain, berdasarkan keterangan Kepala Biro Penerangan Humas Mabes Polri Brigjen Pol Dedi Prasetyo, jumlah titik api di Kalimantan Selatan saat ini telah berjumlah 207 titik. 

Lalu, di Kalimantan Timur terdeteksi 201 titik, Kalimantan Tengah 2.209, dan di Sumatera Selatan 538 titik. Sedangkan untuk wilayah Riau, Jambi dan Kalimantan Barat titik api karhutla sudah menurun. 

Presiden Joko Widodo memang telah meminta agar semua stakeholder bekerja keras untuk memadamkan api yang membara. Seluruh aparatur daerah juga diimbau turun gunung untuk memadamkan kebakaran hutan. Personel TNI dan Polri, sebanyak 5.600 personel gabungan Polisi dan TNI telah mendarat di sejumlah titik kebakaran. 

Segala upaya memang telah diusahakan termasuk juga membuat hujan buatan dengan menabur garam. Berikut juga water bombing dengan menggunakan 52 pesawat. 

 

 

Riset : Fultri Sri Ratu Handayani

Berita Lainnya
×
tekid