YLBHI minta pansel uji komitmen capim KPK tuntaskan kasus Novel Baswedan
"Untuk aparat dan penegak hukum, bahkan advokat harus ditanyakan, bagaimana pandangan mereka atas kasus ini."
Ketua Umum Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia (YLBHI) Asfinawati mengatakan, panitia seleksi (pansel) calon pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) harus menguji komitmen para kandidat dalam menyelesaikan kasus penyerangan penyidik senior KPK, Novel Baswedan.
Asfinawati mengatakan, saat ini banyak pihak yang ingin melemahkan KPK. Indikasinya terlihat jelas dari kasus penyerangan Novel.
"Untuk aparat dan penegak hukum, bahkan advokat harus ditanyakan, bagaimana pandangan mereka atas kasus ini. Dan apakah kalau menjadi pimpinan mereka akan melakukan penyidikan," ujarnya di Kantor YLBHI, Menteng, Jakarta Pusat, Minggu (28/7).
Terlebih lagi untuk para pimpinan KPK, yang mencalonkan kembali. Mereka, kata Asfinawati, telah terbukti tak bisa dan tak berniat menyelesaikan kasus penyerangan terhadap Novel.
Tak hanya itu, Asfinawati pun menyarankan agar pansel menggunakan mekanisme ranking dalam meluluskan capim KPK. Hal itu dinilainya penting untuk menguji, apakah setiap prosedur seleksi benar dilakukan.
"Berdasarkan ranking ini lah kita tahu kriterianya dipenuhi atau tidak. Atau, mereka itu didongkrak karena memang mereka dipilih sejak awal," kata Asfinawati.
Sebelumnya, Asfinawati juga meminta Presiden Joko Widodo memanggil pansel guna melakukan evaluasi. Alasannya, proses seleksi capim KPK telah cacat, lantaran banyak nama yang tak melaporkan harta kekayaannya.