sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Jelang Piala Dunia 2022: Perempat final 20 tahun, kejutan Senegal

Senegal peringkat FIFA 18 di unggulan kedua, setelah Belanda (8), berpeluang besar melewati Ekuador (44) dan Qatar (50).

Arpan Rachman
Arpan Rachman Minggu, 16 Okt 2022 21:17 WIB
Jelang Piala Dunia 2022: Perempat final 20 tahun, kejutan Senegal

Tak pernah bertemu tuan rumah Qatar dan Belanda, hanya pernah dengan Ekuador dua kali, terakhir uji tanding 2-1 untuk Senegal. Grup A Piala Dunia 2022 seperti masakan baru matang diangkat dari kuali. Tim yang "menyantap" lawannya akan mulai berpesta 20 hingga 29 November 2022. Senegal peringkat FIFA 18 di unggulan kedua, setelah Belanda (8), berpeluang besar melewati Ekuador (44) dan Qatar (50).

Tebal di Belakang

Kekuatan fisik Senegal meroket laksana hulu ledak nuklir saat memenangkan trofi internasional pertama di Piala Afrika 2021. Mengingat debutnya di Piala Dunia 2002, kejutan besar Singa Teraanga mengalahkan juara dunia bertahan sekaligus juara Eropa, Prancis 1-0 di laga pembuka.

Formasi 4-3-3 racikan Aliou Cissé sangat ofensif. Tapi bukan cuma penjajah daerah musuh, jajaran pembendung serangan lawan juga tak kalah nama besarnya.

Édouard Mendy kiper utama Chelsea di Premier League. Rekan setimnya di jantung pertahanan, Kalidou Koulibaly menjabat kapten kesebelasan timnas.

Koulibaly besar, agresif, cepat, dan kuat secara fisik serta mampu bermain elegan. Lihai berduel udara, antisipasi, penempatan posisi, tekel, karakter, berteknik tinggi, dan kemampuan mengumpan sebagai bek. Serbabisa, namun tidak sempurna karena permainannya keras menjurus kasar.

Kecerdikan penyerang lawan yang pura-pura menyelam ke rerumputan dari satu trik kecil kontak fisik bisa menghukum Koulibaly. Duetnya, Abdou Diallo, bek tengah RB Leipzig pinjaman dari Paris Saint-Germain, harus sering memperingatkan sang kapten. Kerapatan mereka diapit oleh Bouna Sarr bek kanan Bayern Munich dan Saliou Ciss bek kiri Nancy.

Buas di Depan

Ketebalan tembok pertahanan Senegal bagaikan Fort d'Estrées yang kokoh berdiri di Pulau Goree sejak abad XIX. Kuartet itu akan teruji menahan gaya serang klasik ala Belanda, sementara Ekuador dan Qatar lebih payah menembusnya.

Nampalys Mendy menjaga stabilitas di sentrum dengan sosoknya 1m67, jelas bola-bola atas bukan jatahnya. Seorang pemandu bakat menyebut gelandang bertahan Leicester City ini bagai fotokopi pivot internasional Prancis, Claude Makelele. Tangguh, cerdas, distributor bola yang lancar walau usianya merambat 30 tahun.

Kiri luar Sadio Mane banyak disanjung puji. Satu sisi sebagai pemain komplet dengan "intensitas dan konsentrasi tingkat tinggi" digambarkan rekan setim di mantan klubnya Liverpool, Fabinho. "Pemain sayap kelas dunia," kata bek the Kop Jamie Carragher.

Bisa mencetak gol dari kaki dan sundulan, diiringi lari secepat kilat, sehingga bek Ajax Danny Blind membandingkannya dengan Cristiano Ronaldo. Publik dunia paham pemain terbaik Afrika 2019 dan pemain terbaik AFCON 2021 suka menekan, menggiring bola, dan menggeber kecepatan.

Di antara trio buas Afrika: Kamerun sebagai Singa Perkasa, Aljazair Singa Atlas, mangsa Senegal sang Singa Teraanga lebih empuk. Menyamai sejarah Piala Dunia perdana mereka 20 tahun silam ke perempatfinal bukan mustahil.

Berita Lainnya
×
tekid