sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Kamerun terguncang nonteknis

Sejak menjejaki kualifikasi zona Afrika (CAF), skuad Rigobert Song langsung lolos tanpa tanding ke ronde kedua.

Arpan Rachman
Arpan Rachman Sabtu, 15 Okt 2022 14:22 WIB
Kamerun terguncang nonteknis

Jalan berliku menyerempet bahaya yang mengantarkan Kamerun ke Piala Dunia 2022 mulai mengalami kemacetan parah tak ubahnya trafik horor sehari-hari di Jakarta. Antiklimaks di depan mata tim berjuluk Singa Perkasa.

Sejak menjejaki kualifikasi zona Afrika (CAF), skuad Rigobert Song langsung lolos tanpa tanding ke ronde kedua. Mereka menyingkirkan Pantai Gading, Mozambique, dan Malawi untuk melangkah ke hadapan Aljazair di ronde ketiga.

Sesama tim besar yang sudah tinggal nama itu dibekuk Kamerun lewat aturan agregat setelah saling menang 1-0. Masa perpanjangan waktu memastikan nasib Indomitable Lions melaju dari gol semata wayang, hingga skor akhir 2-1.

Delapan laga kualifikasi CAF telah membawa tapak kaki mereka ke Qatar 2022 hanya untuk terlempar dalam grup neraka. Kamerun mengisi Grup G bersama Brasil, Serbia, dan Swiss. Tiga tim terakhir juga bermain di grup yang sama di Piala Dunia sebelumnya.

Sensasi '90

Kamerun versus Brasil sudah enam kali termasuk dua di Piala Dunia, semuanya di pertandingan penyisihan grup yang berakhir kemenangan bagi Brasil; 3-0 pada 1994 dan 4-1 pada 2014. Serbia menang 4-3 dalam satu-satunya pertandingan persahabatan 2010. Swiss tidak pernah berhadapan.

Publik sudah lupa bahwa Kamerun pernah mengguncangkan dunia 1990. Mengalahkan juara bertahan Argentina di pertandingan pembukaan 1-0. Gol sensasional sundulan melompat tinggi dicetak oleh François Omam-Biyik.

Tim pertama, saat itu, yang memuncaki grup putaran final Piala Dunia dengan selisih gol negatif. Dimanajeri pelatih Rusia, Valeri Nepomniachi, di ronde kedua, Kamerun mengalahkan Kolombia 2-1 sampai perpanjangan waktu. Di perempat final, Kamerun unggul 2-1 atas Inggris hingga menit 82. Sialnya, dua penalti Gary Lineker, terakhir di menit ke-105, mengubah skor 3-2 untuk Inggris.

Faktor "x" atau nonteknis dari luar lapangan pertandingan lebih banyak membebani Kamerun. Mereka sempat dihukum FIFA karena memakai kostum ilegal tanpa lengan di Piala Afrika 2002 di Mali. Pada menit ke-72 semifinal Piala Konfederasi FIFA 2003 antara Kamerun lawan Kolombia, gelandang Marc-Vivien Foé pingsan; lalu meninggal beberapa jam kemudian.

Partisipasi Piala Dunia terakhir 2014, pemainnya sempat ribut masalah bayaran. Tim akhirnya berangkat ke Brasil setelah menyelesaikan pemogokan atas bonus. Hasilnya sangat memalukan: kalah terus tiga kali, menjaringkan satu gol, dan jebol sembilan.

Dua dari skuad 2014 masih memperkuat Kamerun. Bek Nicolas Nkoulou asal klub Aris Thessaloniki FC dan kapten kesebelasan Vincent Aboubakar (Al-Nassr). Mereka minim persiapan, hanya membuka kamp di Korea. Laga dua hari FIFA per September disudahi kekalahan 0–2 dari Uzbekistan dan 0-1 ditekuk Korea Selatan.

Syok dan Magis

Para pendukung syok atas hasil mengejutkan, kalah dari Uzbekistan. Mantan bintangnya, Samuel Eto'o, yang menjabat presiden federasi CFF, memompa semangat tak masuk akal. "Kami benar-benar ingin melihat reaksi tim, dan untuk pertama kalinya — saya berharap Kamerun kalah. Tujuan kami masih sama; meninggalkan Qatar pada malam 18 Desember, tanggal final Piala Dunia. Kami tidak akan melupakan tujuan kami," katanya seperti bermimpi. Target Eto'o timnya ke partai puncak di Lusail Iconic Stadium amat mustahil.

Coach Rigo telah dikritik mantan rekan setimnya di Piala Konfederasi FIFA 2003, Achille Emana. Gaya bermain kurang luwes. Lebih dari sebulan tersisa sebelum turnamen dimulai, popularitas Rigo anjlok di negaranya sendiri.

“Kami seharusnya tidak memecat (mantan pelatih) Tony Conceicao begitu cepat. Dengan segala hormat yang saya miliki untuk Rigo, dia tidak boleh membohongi dirinya sendiri, dia tidak sanggup melakukannya,” kata Emana, seperti dikutip BBC Afrika.

Jalinan pertahanan rapuh dua bek sayap, kanan-kiri Jean-Charles Castelletto (klub Nantes) dan Enzo Ebosse (Udinese) jadi titik lemah. Keduanya juga tidak ditunjang tenaga renta Nkoulou yang tinggal sisa kesengsaraan dari Rusia 2014.

Prediksi ngawur dilontarkan Daily Mail bahwa Vincent Aboubakar bisa mencuri perhatian. Striker berusia 30 tahun itu pernah berjaya enam musim di Porto, ia mencetak 58 gol dan 16 asis dalam 125 pertandingan. Aboubakar merana di Piala Dunia 2014, kini bermain di liga Arab Saudi bukan Porto lagi.

Nelangsa Vincent begitu pula sengsara Nkoulou terus dibayangi pengaduan Aljazair ke FIFA yang minta laga ulang kualifikasi CAF gara-gara kepemimpinan wasit. Radio France International menyiarkan bahwa negara Afrika itu berencana membawa dukun untuk memberi magis keberuntungan para singa di Qatar. Segala soal nonteknis berat seperti itu bukan cuma merepotkan Presiden CFF, tapi konsentrasi pemain.(voa)

Berita Lainnya
×
tekid