sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Persamaan Piala Asia 2023 dengan Pra-Piala Dunia 2026: Formasi ideal timnas non-STY

Bek tengah ganda, Henhen Herdiana, asal Persib Bandung bisa berduet apik dengan Jajang.

Arpan Rachman
Arpan Rachman Rabu, 20 Des 2023 07:46 WIB
Persamaan Piala Asia 2023 dengan Pra-Piala Dunia 2026: Formasi ideal timnas non-STY

Albert Einstein mengatakan, "Kegilaan adalah melakukan hal yang sama berulang-ulang dan mengharapkan hasil yang berbeda".

Shin Tae-yong atau STY (mungkin kurang baca) tampaknya tidak tahu kata-kata bijak ini. Pelatih tim nasional senior Indonesia memilih pemain-pemain yang sama untuk menjalani pemusatan latihan di Turki menuju ke Piala Asia 2023. Mereka yang itu-itu lagi.

Einstein mengucapkan kalimat tersebut dalam “Letters to Solovine”, suratnya dari tahun 1950-an. Kegilaan itu niscaya akan diulangi STY.

Daftar pemain pilihannya mayoritas tidak berbeda dari dua laga awal Pra-Piala Dunia 2026 bulan lalu. Dua pertandingan krusial tersebut cuma menghasilkan satu angka yang menyedihkan. Pilu PSSI.

Hanya satu, kiper Nadeo Argawinata, yang dia tinggalkan. Sepuluh dari starting-eleven yang kalah telak 1-5 dari Irak dan imbang galau 1-1 dengan Filipina tetap menguasai skuad Merah Putih.  

Di luar 29 pemain yang akan dibawa STY ke kamp latihan di Turki, terpantau sebelas talenta tengah menyala terang seperti bintang dalam kompetisi domestik Liga 1. Namun mereka diabaikan STY.

Selain itu bukan salah Nadeo ketika gawangnya dijebol sampai enam gol pada awal kiprah timnas di Grup F ronde kedua zona AFC Pra-Piala Dunia 2026. Lima penyepak dari Irak leluasa berdiri bebas di ruang tembak untuk mengarahkan bola ke manapun mau mereka sasar, ke sudut tersulit yang tak mampu dia jangkau.

Performa Nadeo di klub Borneo FC terbaik di Liga 1 sejauh ini. Jaringnya baru bergetar 16 kali dalam 23 pertandingan. Koefisien kebobolannya 1,4 paling sedikit di antara 17 kiper lain.

Sponsored

Nadeo tidak diberi kesempatan kedua. STY barangkali sekadar ingin lebih dulu menjajal kemampuan Syahrul Trisna (Persikabo), Muhamad Riyandi (Persis Solo), dan Ernando Ari (Persebaya). Jika tidak memuaskan selama kamp di Turki, ketiganya tentu kembali dicadangkan oleh Nadeo si Nomor 1.

Kekurangan Nadeo di timnas dalam dua tampilan terakhir hanya masalah komunikasi. Khususnya saat dia tidak mau menasihati Asnawi Mangkualam yang melakukan blunder berulang di Basra dan Manila. Atau bek kanan itu yang tak mau menerima masukan dari rekan sepermainannya sendiri?

Tampak jelas persamaan antara bayangan skuad Piala Asia 2023 dengan timnas Pra-Piala Dunia 2026. Jadi tidak mungkin berharap hasil yang berbeda.

Timnas non-STY

Bagaimana formasi timnas ideal non-STY? Istilah "non-STY" berarti pemain yang di luar pilihan Shin Tae-yong saat ini. Timnas versi ini cuma ada dalam pengandaian.

Pemain timnas -- timnas negara manapun juga -- selalu mewakili puncak prestasi klub-klub, dalam maupun luar negeri. Membantah teori ini sama dengan membantah kata Einstein.

Nadeo menjaga gawang bisa saja tetap dipercaya -- seandainya penukang timnas hari ini sudah bukan pelatih Korea Selatan. Terbaik Liga 1, kompetisi domestik tertinggi, merupakan kandidat inti Indonesia.

Sementara Stefano Lilipaly dan Terens Puhiri menunjukkan kinerja terpadu. Mereka bersatu mengangkat Pesut Etam ke atas puncak klasemen Liga 1 sebagai striker palsu gandeng sayap kiri.

Peran multifungsi bek kiri atau bek kanan, Diego Michels, patut dipertimbangkan ulang buat berseragam Merah Putih setelah absen 10 tahun. Diego terkenal nakal, mentalnya kebal, dia tak segan berkelahi persis preman untuk memenangkan pertandingan dan membela keyakinannnya atas nilai-nilai sportivitas. Bukan hanya tatonya, keahlian kaki dan kepalanya langka di negeri ini.

Usia bek tengah Bali United, Jajang Mulyana, sudah tidak muda lagi. Tapi mantan pilar timnas U-23 ini tambah matang dan makin berpengalaman. Dia lugas mengawal jantung pertahanan lewat peragaan gerakan ringkas yang susah ditipu penyerang lawan.

Bek tengah ganda, Henhen Herdiana, asal Persib Bandung bisa berduet apik dengan Jajang. Alasan terkuat karena langgam khas Sunda asli keduanya. Di titik ini, STY ternyata baru ketahuan kurang sekali paham kultur sepak bola domestik.

Jajang dan Henhen berbicara dengan bahasa yang sama kala menggalang pertahanan, problem komunikasi akut di lini belakang timnas senior akan teratasi dengan solusi. Ketimbang STY memepetkan Jordi Amat, Elkan Baggott, dan Asnawi yang bahkan mulut mereka saja sama-sama terkatup rapat saat kelabakan diserbu lawan.

Itu lantaran ketiga bek itu patut diduga sama-sama tidak mengerti bahasa operasional di tengah lapangan pertandingan satu sama lain. Akibat kebisuan mereka terjadi hujan gol di laga kompetitif perdana di mana mereka bermain bersama.

Tipe petarung, muda, cepat, sangat keras, dan lebih disiplin yang paling mumpuni saat ini di posisi bek kiri: Giovani Numberi. Anak Papua kelahiran Jakarta seperti paku yang tak bisa dicabut lagi dari rusuk pertahanan PSIS Semarang.

Malik Risaldi menjadi pelancar segala jenis umpan dari sayap kanan. Mau bola silang, lambung, mendatar, semua itu dia bisa. Madura United merasakan layanan prima di samping ketajamannya mencari celah eksekusi cetak gol sendiri.

Fungsi alternatif secara apik ditampilkan gelandang bertahan Resky Fandi di Persija Jakarta. Fandi telah berkembang pesat. Kecuali lihai mencegat serangan, dia pintar mengisi titik buta di antara garis tengah dan belakang lawan. Keampuhan umpan dan naluri golnya cukup lumayan membahayakan musuh. Sosoknya pemikir cepat, yang penuh trik, gampang berkombinasi di ruang sempit hingga jarak menengah dengan sesama rekannya.

Figur baru, Abdul Rahman, mengentalkan lini tengah jika berduet dengan Resky Fandi. Apalagi kini jarang terdengar lagi kisah bergelutnya seorang pemain menekuni kariernya dengan kucuran keringat sendiri tanpa bantuan "orang dalam".

Sudah rahasia umum, peranan "ordal" sangat menentukan terpilihnya pemain, baik di klub maupun tim nasional. Meskipun sejuta alasan selalu membantah gosip tentang keberadaan mereka.

Rahman menjadi gelandang kiri pembeda bagi lanskap sepak bola Indonesia. Merantau nekat dari Kabupaten Karimun, Kepulauan Riau, hingga terdampar di klub Liga 3, akhirnya dia memetik keberanian di sentrum RANS Nusantara. Gayanya tanpa kompromi mirip berandal garis tengah yang tak pernah tunduk dipalak oleh siapapun lawannya.

Terakhir, Bagus Kahfi. Berbakat hebat, kuat bertarung satu lawan satu, mengandalkan naluri dengan gerakan liar yang di luar nalar. Potensi pemain 21 tahun ini, kalau mampu mengatasi labilnya temperamen, akan menemukan harinya kembali sediakala seperti bagusnya dia di level U-16 dulu.

Timnas non-STY memiliki susunan pemain 4-3-3, berikut ini:

Nadeo Argawinata; Diego Michels, Jajang Mulyana, Henhen Henhen Herdiana, Giovani Numberi; Resky Fandi, Stefano Lilipaly, Abdul Rahman; Malik Risaldi, Bagus Kahfi, Terens Puhiri.  

Berita Lainnya
×
tekid