sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Piala Asia 2023: Mencari celah tiga titik lemah Australia

Pola serangan Australia mengumpan dari sayap dan meneroboskan bola ke dalam kotak.

Arpan Rachman
Arpan Rachman Minggu, 28 Jan 2024 07:13 WIB
Piala Asia 2023: Mencari celah tiga titik lemah Australia

Australia berhadapan lawan Indonesia di babak 16 Besar Piala Asia 2023. Pertandingan ini akan digelar di Jassim bin Hamad Stadium, Al Rayyan, Minggu (28/1) malam WIB.

Timnas Merah-Putih bisa mencari celah dengan sasaran tiga titik lemah Australia: Gelandang tengah Aiden O'Neill, gelandang kanan Riley McGree, dan bek tengah-kanan Harry Souttar.

Ketiga pemain inti Soceroos ini telah menerima satu kartu kuning, sehingga mereka akan berhati-hati untuk tidak dihukum wasit lagi. Satu kartu kuning tambahan membuat mereka akan absen jika timnya maju dari 16 Besar.

Gaya main Aiden memperkuat klub Belgia, Standard Liège, pasti mudah dikenali Sandy Walsh. Sementara McGree (Middlesbrough) akan bisa diamankan oleh Justin Hubner. Souttar, yang lebih banyak cadangan di Leicester City, hanya besar mulutnya berkoar-koar di media.

Satu senjata simpanan mereka, Samuel Silvera (Middlesbrough), juga sudah diganjar kartu kuning. Tapi penyerang pengganti ini yang kemungkinan akan menjadi bahaya paling serius.

Psy-war Wasit

Jelang laga, bek Souttar mulai menebarkan perang urat saraf. Dia agaknya paham bahwa Indonesia masih jengkel dengan wasit yang mengesahkan gol kedua Irak di laga Grup D lalu. Souttar mengaku ingin melihat wasit lebih memperhatikan pelanggaran dan penjagaan ketat yang dia alami saat menyerang bola mati.

Tinggi badannya 198cm dan kecerdikan di sekitar gawang, Souttar menjadi salah satu senjata paling mengancam Australia dalam tendangan sudut dan tendangan bebas, dengan 10 gol dalam 25 penampilan.

Sponsored

Namun di Qatar, ia sering bermain sebagai penjaga pelapis serbuan lawan dan tidak mencetak gol.

“Jika boleh jujur, saya pikir wasit mungkin bisa membantu saya lebih banyak lagi,” kata Souttar.

Pelatih Graham Arnold menyetujuinya, namun mengindikasikan bahwa bek tengahnya yang bertubuh besar itu perlu memastikan wasit sadar bahwa dia sedang dilanggar.

"Seperti pertandingan Uzbekistan, ketika saya melihat kembali ke tayangan ulang, mereka pada dasarnya melakukan tekel ala rugbi dan dia tidak bisa bergerak. Tapi begitulah adanya,” kata Arnold dikutip Daily Mail.

Namun fokus lawan pada Souttar akan membuka pintu bagi pemain seperti Kusini Yengi, Kye Rowles, dan Jackson Irvine untuk memanfaatkan peluang dari situasi bola mati.

“Kami jelas punya sundulan bola yang bagus, tinggi badan yang menjulang, dan agresi yang nyata,” kata Souttar.

Arnold mengatakan dengan tim-tim yang mampu bertahan terhadap skema bola mati dengan baik, Australia perlu meningkatkan pendekatan mereka.

"Ini semua tentang umpan dan memastikan bahwa kami berlari dan bergerak dengan benar dan saya sedikit kecewa dengan umpan pemain kami," kata sang pelatih.

Souttar menegaskan pemain di kotak penalti juga perlu dilindungi wasit.

Australia terakhir bermain imbang 1-1 dengan Uzbekistan pada hari Selasa (23/1). Mereka menduduki puncak Grup B di Piala Asia 2023 dan melaju ke babak 16 Besar.

Soceroos tidak solid

Soceroos tanpa terkalahkan dengan dua kemenangan dan sekali imbang dan hanya kebobolan sekali dalam 270 menit pertandingan. Mereka terhindar dari tim-tim kuat seperti Jepang, Qatar, dan Iran hingga final.

“Kami datang ke sini pada awal turnamen untuk memuncaki grup dan kami telah menyelesaikan tugas,” kata Coach Arnold.

Juru taktik Soceroos itu mengakui kepemimpinan timnya di Grup B merupakan hal yang paling penting. Kini, mereka bergerak maju satu demi satu pertandingan dan mencermati siapa lawan berikutnya.

“Tujuan utama kami adalah finis di puncak grup dan untungnya kami berhasil melakukannya,” kata pencetak gol Martin Boyle pascapertandingan.

Boyle menilai hasil imbang yang sulit versus Uzbekistan. Dia merasa timnya menciptakan banyak peluang dan seharusnya bisa mencetak lebih banyak gol, tapi hasilnya berpihak kepada lawan mereka; Uzbekistan tetap bertahan dalam permainan dan mencetak gol.

"Kami harus melihat kesalahan yang menyebabkan gol tersebut dan menjadi lebih baik dalam bertahan. Itu akan merugikan kami malam ini, kami ingin menjaga clean sheet lagi. Kami tahu kami harus lebih keras di sisi lain, permainan antarlini yang bagus, dan kami berada di area yang tepat. Kami hanya perlu menguasai bola," tambahnya dilansir ESPN.

Sepanjang 180 menit terakhir dalam dua laga, kemenangan 1-0 atas Suriah dan hasil imbang 1-1 dengan tim Uzbek, Socceroos hanya mampu melepaskan dua tembakan tepat sasaran. Kedua peluang, untungnya bagi tim hijau-emas, menghasilkan gol. Hanya satu di antaranya yang benar-benar datang dari permainan terbuka di mana Jackson Irvine memanfaatkan bola lepas setelah percobaan umpan Boyle untuk Riley McGree terbentur dan memantul di sekitar kotak, membawa keberuntungan yang signifikan.

Monoton seperti robot

Berdasarkan analisis Opta, tim asuhan Arnold memasukkan bola ke area penalti Suriah dan Uzbekistan sebanyak 54 kali dalam dua pertandingan terakhir mereka. Namun hanya mencatatkan satu tembakan tepat sasaran dari permainan terbuka.

Pola serangan tim ini mengumpan dari sayap dan meneroboskan bola ke dalam kotak. Rencana cadangan sering kali mengarah ke ranah keberuntungan atau momen individu yang cemerlang dari para pemainnya.

“Secara keseluruhan, kami menjadi lebih baik seiring berjalannya waktu,” kata Arnold.

Skuad Australia di Piala Asia 2023 memiliki empat pemain yang berpengalaman turun di Piala Asia edisi sebelumnya, 2019. Dari 26 pemain, mereka diperkuat 12 nama yang pernah bermain di Qatar untuk Piala Dunia 2022.

“Jadi saya memadukan dan menyatukan skuad baru. Ini tentang kita terhubung sebagai sebuah kelompok dan saya sangat bangga dengan tingkat kerja dan usaha mereka. Yang terpenting adalah budaya dan komitmen yang diberikan para pemain itu sangat, sangat bagus,” tegas Arnold.

Upaya Soceroos untuk menemukan koneksi yang terbaik dan menunjukkan sentuhan yang lebih tajam, kini harus menghadapi tantangan sepak bola yang paling berbahaya di Piala Asia 2023: daya juang tim Garuda.(espn,dailmail)

Berita Lainnya
×
tekid