Teka-teki Irak U20, dengan atau tanpa Zidane Iqbal?
Pemain bintang muda itu sedang sibuk di Inggris. Middlesbrough sudah gatal membajak Iqbal dari Manchester United.

Tanpa Zidane Iqbal, Irak maju ke Piala Asia U20. Berkat iringan bola, iringan doa, dan tularan spirit sang bintang, tim negaranya memastikan langkah besar ke putaran final Uzbekistan 2023.
Pemain bintang muda itu sedang sibuk di Inggris. Middlesbrough sudah gatal membajak Iqbal dari Manchester United, menurut 90min. Tapi manajer Erik ten Hag menegaskan Zidane akan bertahan di MU, tidak dipinjamkan ke klub lain, dan merasa gelandang belia itu akan mendapat manfaat dari terus berlatih bersama tim utama.
Ketegasan ten Hag menggarisbawahi olahan kaki Iqbal berharga emas. Dari nama depannya sendiri, dia sudah ditakdirkan memiliki aura hiperbola seelok Zinedine Zidane.
Ketika dia masih anak-anak, ayahnya sering memperlihatkan banyak video YouTube Zizou di rumah. Itu menurut pengakuan Iqbal kepada GQ Middle East seperti dikutip The Mirror.
"Sekarang, saya mengagumi Frenkie de Jong, saya pikir dia pemain yang brilian. Dan Thiago (Alcantara) dari Liverpool. Saya tahu dia bermain untuk Liverpool (musuh besar MU-Red) tetapi Anda masih bisa menghormati orang lain dan bagaimana mereka bermain -- dia cantik untuk ditonton," katanya.
Setelah berhasil menyegel peringkat keempat runners-up terbaik di fase kualifikasi, Irak U20 berkumpul lagi sama Indonesia dan Suriah. Ketiga tim pernah segrup di Piala Asia Junior 1994. Kali ini, mereka didampingi tuan rumah Uzbekistan di Grup A Piala Asia U20 2023.
Singa Muda Mesopotamia memegang rekor wow, pemenang lima gelar sejak kejuaraan Asia level junior mulai dihelat 1975. Juara turnamen edisi perdana ini bahkan sudah berpanggung pada empat Piala Dunia U20. Prestasi terbaiknya semifinalis di Turki 2013.
Zaman dulu, Irak lolos ke Piala Dunia Junior 1979 di Jepang, tetapi mundur, lalu tempatnya digantikan tim nasional Indonesia. Mereka menatap Uzbekistan, mulai 1-18 Maret 2023 nanti, sambil memberi teka-teki.
Kapten kesebelasan Abdul Razaq Qassem menjadi roh permainan. Dominasinya di sentral lapangan sebagai gelandang tengah yang kuat telah merusak Kuwait dan India. Kekuatannya banyak dibantu Kadhem Raad yang kerap tampil luwes di jantung pertahanan.
Pola permainanan mereka mengalir sangat mempesona laksana arus Sungai Efrat yang anggun. Jika menghadapi tim level rendah, skema super ofensif 3-3-4 dirancang manajernya, Emad Mohammed. Empat penyerang mengaplikasikan taktik itu menjadi kuartet monster bagi kiper lawan.
Ancaman para striker monster biasa ditebalkan oleh gelandang serang Hayder Abdulkareem dengan keunggulannya pada bola-bola atas. Tidak penting siapa gerangan di depan, dua sayap siap menyilangkan umpan mapan.
Abbas Fadhil di sayap kanan lebih suka mencocor bola datar ke striker yang pintar membongkar ruang. Sayap kiri Sajjad Mohammed Al-Saedi gemar bermain keluar jauh melebar ditunjang kakinya berbakat hebat melambungkan umpan panjang.
Bek Ali Sadiq dikaruniai Tuhan tendangan first-time sekeras batu karang. Dia cerdas dan mau maju mencari celah kesalahan di lubang pertahanan lawan. Di paling belakang, penjaga gawang Hussein Hasan tangkas memakai tangan kirinya mencengkeram lengket si kulit bundar, dia monster berbeda yang juga susah ditaklukkan.
Teka-teki Irak yang bikin penasaran: apa Zidane Iqbal akan bermain di Piala Asia nanti? Bukan hanya turnamen U20, tapi di level senior juga? Kalau jadi, strategi mereka bisa berubah 2-3-5 seumpama kesebelasan klasik sebelum revolusi sepak bola modern.
(Sejak era revolusi 1970-an, susunan pemain lebih defensif. Satu-dua-tiga penyerang dimundurkan dari posisinya atau dihilangkan sama sekali dari skema. Brasil mengesahkan 4-2-4. Jerman Barat duluan bereksperimen dengan WM, membebaskan satu bek tengah sebagai libero. Total Football karya Belanda mendunia.)
Irak U20 dapat mengembalikan sepak bola ke era klasik. Monster mereka akan bertambah sampai lima penyerang. Jumlah itu sama dengan gelar juara Asia junior yang telah mereka menangkan dalam sejarah. Ngeri, bukan?

Derita jelata, tercekik harga pangan yang naik
Senin, 21 Feb 2022 17:25 WIB
Menutup lubang “tikus-tikus” korupsi infrastruktur kepala daerah
Minggu, 13 Feb 2022 15:06 WIB
Segudang persoalan di balik "ugal-ugalan" RUU IKN
Minggu, 23 Jan 2022 17:07 WIB
Cerita mereka yang direpresi di BRIN: Dari teguran hingga pemotongan tukin
Selasa, 21 Mar 2023 12:10 WIB
Benarkah thrifting mengancam bisnis lokal?
Senin, 20 Mar 2023 18:55 WIB