close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Tanda-tangan perwakilan kubu Prabowo-Sandi dan Jokowi-Ma'ruf dibubuhkan di desain surat suara yang disepakati di Gedung KPU RI, Jakarta Pusat, Jumat (4/1). Foto Robi Ardianto.
icon caption
Tanda-tangan perwakilan kubu Prabowo-Sandi dan Jokowi-Ma'ruf dibubuhkan di desain surat suara yang disepakati di Gedung KPU RI, Jakarta Pusat, Jumat (4/1). Foto Robi Ardianto.
Pemilu
Jumat, 04 Januari 2019 18:49

Saling sindir foto surat suara

Kubu Prabowo-Sandi mengklaim tidak perlu mengeksploitasi simbol-simbol relijiusitas untuk menunjukkan keislaman.
swipe

Wakil Ketua Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi, Priyo Budi Santoso, mengungkapkan makna pakaian serba hitam yang dikenakan pasangan capres-cawapres Prabowo-Sandi di surat suara untuk Pilpres 2019. Menurut Priyo, warna serba hitam itu untuk mencitrakan kepemimpinan dan kewibawaan nasional. 

"Pak Prabowo dan Sandi ingin tampil berbeda dengan baju yang mencitrakan kepemimpinan dan kewibawaan nasional," katanya di Gedung Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI, Jalan Imam Bonjol, Menteng, Jakarta Pusat, Jumat (4/1).

Priyo menjelaskan pakaian yang digunakan Prabowo-Sandi telah dirumuskan secara matang oleh tim sukses. Pilihan pakaian Prabowo-Sandi sebelumnya sudah dibahas dalam forum group discussion (FGD) dengan mengundang para pakar.

"Kemudian, tokoh-tokoh budaya dari berbagai elemen dan tokoh-tokoh etnis yang kami undang, termasuk para pakar menyimpulkan Pak Prabowo dan Sandi ingin tampil beda dengan baju yang mencitrakan kepemimpinan dan kewibawaan nasional," tegasnya.

Dalam surat suara yang dirilis KPU, Prabowo-Sandi tampak mengenakan jas hitam, dasi berwarna merah tua dan songkok. Keduanya juga menggunakan embel-embel haji mengawali nama mereka. 

"Dengan demikian, itu sudah lengkap merupakan representasi yang mewakili nasionalisme dan keislaman. Karena menggunakan kopiah dan (mencantumkan) haji. Tetapi tetap menunjukkan rasa santun," jelas Priyo. 

Priyo mengklaim telah menyosialisasikan foto Prabowo-Sandi untuk surat ke publik selama beberapa bulan belakangan. Menurut dia, meskipun tak kental nuansa relijius, publik mengapresiasi penampilan pasangan Prabowo-Sandi.  

"Kami meyakini tidak harus terlalu mengeksploitasi dengan menunjukkan keislaman baju muslim atau adat tertentu. Kami hindari itu. Sengaja kami tidak memilih itu," ujarnya. 

Jika Prabowo-Sandi kompak berpakaian serba hitam, Jokowi-Ma'ruf memilih mengenakan baju koko serba putih untuk dipajang di surat suara. Cawapres nomor urut 01 Ma'ruf Amin mengatakan, pakaian serba putih mencerminkan filosofi pasangan yang bersih. 

"Jadi kita ingin tampil bersih dan juga berkampanye bersih, kita menang tapi juga bersih. Semuanya itu kita tidak ingin mengotori suasana Pilpres 2019 dengan perilaku atau ucapan atau cara-cara yang tidak bersihlah," kata Ma'ruf di kediamannya di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Jumat (4/1).

Sama seperti pasangan Prabowo-Sandi, Jokowi-Ma'ruf juga mengenakan songkok atau peci di foto surat suara. Menurut Ma'ruf, songkok hitam merupakan ciri keindonesiaan sejak pasangan Presiden RI Soekarno-Mohammad Hatta. "Bahkan saat ada pelantikan menteri, presiden selalu pakai peci. Karena itu, kita tampil menggunakan ciri Indonesia," tandasnya. 

img
Robi Ardianto
Reporter
img
Christian D Simbolon
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan