Survei LSI: PDI-P kuasai 5 kantong pemilih 

Partai Demokrasi Indonesia-Perjuangan (PDI-P) menjadi partai politik yang paling memikat bagi para pemilih di pelbagai kategori kantong pemilih versi Lingkaran Survei (LSI) Denny JA. Dari enam kategori kantong pemilih, PDI-P mendominasi di kantong pemilih Muslim, minoritas, milenial, wong cilik dan emak-emak. 

Peneliti senior LSI Denny JA, Rully Akbar mengatakan, partai besutan Megawati Soekarnoputri itu hanya mampu dikalahkan Gerindra di kategori pemilih terpelajar atau kalangan pemilih yang mengantongi gelar diploma, sarjana, magister dan doktor. 

"Setelah empat bulan kampanye, PDI-P unggul di aneka kantong suara dan menjadikannya juara satu. Gerindra juara dua, dengan dukungan mencolok di pemilih terpelajar," kata Rully saat memaparkan hasil survei LSI Denny JA di kantornya di kawasan Rawamangun, Jakarta Timur, Rabu (20/2).

Survei digelar pada periode 18-25 Januari dengan melibatkan 1.200 responden yang tersebar di 34 provinsi. Metode yang digunakan dalam multistage random sampling dengan teknik wawancara tatap muka. Tingkat kepercayaan sebesar 95% dengan batas galat sebesar 2,8%. 

Pada kantong suara pemilih muslim, Rully menuturkan, PDI-P mendominasi dengan perolehan suara 18,4%. Di posisi runner up, Gerindra membuntuti dengan perolehan 16,6%. 

Di kantong suara minoritas, PDI-P juga unggul telak 54,7%. Namun, pada kantong pemilih minoritas, Golkar mengambil alih posisi runner up dengan elektabilitas sebesar 13,5%. Dominasi PDI-P berlanjut di kantong pemilih milenial, wong cilik, dan emak-emak. 

Namun, pada kantong pemilih kalangan terpelajar, Gerindra yang berjaya. "Di pemilih terpelajar, Partai Gerindra paling unggul dengan perolehan suara 23,9%. Kemudian posisi runner up ada PDI-P sebanyak 15,9%," jelas Rully. 

Secara umum, Rully mengatakan, PDI-P berjaya dengan meraup suara 23,7% responden diikuti Gerindra dengan 14,6% dan Golkar yang dipercaya sebesar 11,3% responden. 

Di belakang ketiganya, berturut-turut ada PKB dengan elektabilitas sebesar 8,2%, Demokrat (5,4%), NasDem (4,5%), PKS (4,0%), Perindo (3,6%), PPP (3,5%), PAN (1,5%), Hanura (0,5%), PSI (0,4%), Garuda (0,3%), Berkarya (0,1%), PBB (0%) dan PKPI (0%). 

Dominasi PDI-P, kata Rully, merupakan kombinasi dari posisinya sebagai partai penguasa dan efek ekor jas (coattail effect) dari Jokowi. "Memang masih cukup kuat cengkraman dari PDIP ini, baik pertama dia sekarang sebagai partai penguasa, lalu mendapatkan efek ekor jas dari dari pilpres (karena) Jokowi," tandasnya.