Tak ada yang menduga PSG bakal takluk dengan memalukan di tangan Chelsea di final Piala Dunia Antarklub 2025. Terlebih, PSG tampil gemillang sepanjang musim. Liga domestik dikantongi, mimpi merengkuh gelar Liga Champions juga tercapai musim ini. Tim-tim besar Eropa dipecundangi.
Anak-anak asuh Luis Enrique juga diprediksi bakal menggenapi koleksi gelar mereka dengan trofi Piala Dunia Antarklub. Dalam perjalana ke final, PSG menekuk Bayern Munich saat hanya bermain dengan 9 orang dan membungkam Real Madrid 4-0 di semifinal.
Namun, prediksi itu gugur. Pada laga final di MetLife Stadium, New Jersey, New York, Amerika Serikat (AS), Minggu (13/7) waktu setempat, PSG dibungkam Chelsea. Di babak pertama, PSG sudah kebobolan tiga gol tanpa balas.
"Saya tak pernah melihat PSG begitu mudah melepas bola seperti pada babak pertama (laga final kontra Chelsea) kali ini," kata mantan gelandang timnas Inggris, Andros Townsend, di platform streaming olahraga, Dazn.
Di babak kedua, PSG tetap tampil melempem. Skor akhir tak berubah. The Blues, julukan Chelsea, berpesta. "Apresiasi penuh untuk pemain Chelsea untuk mengejar bola di tengah panasnya cuaca di New York," kata Townsend.
Eks pemain Real Madrid, Gareth Bale, sepakat dengan penilaian Townsend. Menurut dia, Chelsea bermain seperti PSG saat membantai tim-tim besar. "PSG ditaklukan dengan cara serupa saat PSG menaklukkan tim lain," kata Bale.
Di atas kertas, Chelsea sebenarnya tak terlalu diunggulkan untuk jadi juara. Apalagi, Chelsea sempat keteteran di fase grup. Pada laga kedua turnamen, Chelsea dibekuk Flamengo dengan skor 1-3. Beruntung, Chelsea menang di laga terakhir lawan Esparance de Tunis.
Hasil itu memastikan Chelsea lolos ke babak gugur sebagai runner-up Grup D. Chelsea mengoleksi 6 poin dan selisih gol positif. Dengan status runner-up grup, Chelsea juga bisa menghindari tim-tim kuat di fase knock-out hingga akhirnya bertemu PSG di final.
Jadi, bagaimana ceritanya tim asuhan Enzo Maresca membuat keajaiban di MetLife Stadium? Selain itu, seberapa hebat sebenarnya penggawa Chelsea saat ini?
Palmer dan Maresca
Selain kejeniusan taktik Maresca, Chelsea juga tampil dominan lantaran Cole Palmer sedang bermain brilian. Di laga itu, Palmer mencetak dua gol dan menyumbang satu assist. Sebagaimana laga-laga Chelsea sepanjang dua tahun terakhir: Saat Palmer bermain cantik, maka Chelsea sedang ciamik.
Pada turnamen kali ini, termasuk di laga kontra PSG, Maresca memasang Palmer agak ke kanan. Taktik itu kembali berbuah manis. Pada menit ke-22, Chelsea unggul lewat sepakan Palmer usai mendapat umpan dari Mao Gusto.
Gol kedua Chelsea ini tidak jauh berbeda. Memanfaatkan lini pertahanan PSG yang lemah terhadap umpan terobosan, Palmer kembali mengoyak jala gawang PSG yang dijaga Donnarumma. Palmer tampil sempurna setelah menjadi pengumpan untuk gol ke-3 Chelsea pada menit ke-43. Gol dicetak Joao Pedro.
Selain menempatkan Palmer pada posisi naturalnya, Maresca juga memaksa anak buahnya menjalankan pendekatan agresif di menit-menit awal. Di laga itu, pemain Chelsea seperti "kesetanan" mengejar bola.
"Idenya adalah penjagaan orang ke orang. Jika kamu memberikan ruang untuk PSG, mereka akan menghukummu. Jadi, kami mencoba tampil agresif sejak awal," kata Maresca seperti dikutip dari BBC.
John Obi Mikel, mantan gelandang Chelsea, memuji kejeniusan taktik Maresca. "Itu yang mereka lakukan. Mereka memaksa pertahanan PSG jadi renggang. Kita tidak pernah melihat ada tim yang melakukan ini pada PSG," kata dia.