close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Penyerang PSG Ousmane Dembele merayakan gol kemenangan. /Foto Instagram @PSG
icon caption
Penyerang PSG Ousmane Dembele merayakan gol kemenangan. /Foto Instagram @PSG
Peristiwa
Kamis, 10 Juli 2025 19:03

Bagaimana PSG menjelma jadi monster baru di Eropa

Di bawah asuhan Luis Enrique, PSG sedang berada di jalur untuk menyapu habis semua trofi yang tersedia dalam semusim.
swipe

Paris Saint-Germain (PSG) hampir tak punya pemain bintang saat ini. Pada pertengahan 2024, PSG tak lagi memperpanjang kontrak penyerang asal Prancis, Kylian Mbappe. Setelah drama panjang dengan pihak manajemen PSG, sang megabintang memutuskan pindah ke Real Madrid. 

Sebelumnya, PSG juga ditinggalkan penyerang asal Argentina Lionel Messi dan penggedor asal Brasil, Neymar. Messi kini merumput bersama Inter Miami di liga sepakbola AS, sedangkan Neymar memilih pulang ke kampung halaman dan bergabung dengan Santos FC. 

Namun, kehilangan para megabintang sepakbola itu tak bikin PSG limbung. Di tangan Luis Enrique, arsitek berkebangsaan Spanyol, PSG justru menjelma menjadi tim yang mengerikan, baik di liga domestik atau di kompetisi tingkat Eropa. 

Teranyar, Les Parisiens, julukan PSG, mencatat kemenangan telak 4-0 atas Real Madrid di semifinal Piala Dunia Antarklub 2025. Secara statistik, PSG unggul di semua lini jika dibandingkan El Real dalam laga itu. 

Dalam penguasaan bola, misalnya, PSG mendominasi dengan 68%. Meski tampil relatif dengan kekuatan penuh, Real Madrid hanya mengoleksi 32%. Jumlah tembakan ke arah gawang pun demikian. PSG mencatatkan 16 tembakan, sedangkan El Real hanya 11 tembakan. 

"Luis Enrique telah menciptakan monster di PSG," kata Andros Townsend, mantan pemain Toteham Hotspur, seperti dikutip dari BBC

Di Liga Prancis, PSG juga tampil trengginas. Sukses jadi juara, PSG mengoleksi 84 poin dalam 34 pertandingan. Koleksi poin PSG diperoleh dari 26 kali menang, 6 kali seri, dan 2 kali kalah. Marseille bercokol di posisi kedua dengan raihan 65 poin. 

"Tim ini sangat muda, penuh semangat, dan tampaknya ingin mempermalukan siapa pun yang mereka hadapi. Mereka seperti akan mendominasi sepak bola dunia untuk waktu yang lama," kata mantan bintang Real Madrid, Gareth Bale. 

Di lini depan, PSG mengandalkan Dembele, Desire Doue dan Khvicha Kvaratskhelia untuk merobek jala lawan. Sesekali, penyerang muda asal Prancis, Bradley Barcola muncul jadi pemain pengganti yang juga merepotkan lawan. 

Di lini tengah, duet gelandang asal Portugal, Joao Neves dan Vitinha bersama pemain Spanyol, Fabian Ruiz, mengontrol permainan. Ketiganya piawai mengalirkan bola dan membantu pertahanan.

"Ketika ketiganya mengontrol laga seperti itu, tak ada satu pun yang bisa menghentikan mereka. Permainan mereka benar-benar kelas atas," kata mantan gelandang Chelsea, Obi Mikel. 

Daya gedor PSG kian tajam karena kontribusi duo bek sayap Achraf Hakimi dan Nuno Mendes. Sepanjang 2024-2025, keduanya tampil konsisten: taktis dalam bertahan dan rajin membantu serangan. PSG jadi sulit ditebak dan berbahaya dari berbagai sisi.

Dengan Piala Prancis, Ligue 1, Super Cup Prancis, dan Liga Champions, dan UEFA Nations League sudah di tangan, Hakimi dan kawan-kawan kini mengincar trofi keenam merek musim ini. PSG akan menyapu bersih semua trofi yang tersedia dalam semusim sukses menumbangkan Chelsea di Piala Dunia Antarklub pekan depan dan memenangi European Super Cup. 

"Dia telah menciptakan standar baru. PSG saat ini adalah simbol era baru sepak bola dan semua klub akan berusaha mengejar serta menghentikan dominasi mereka," ujar Bale. 

Pelatih PSG Luis Enrique. /Foto Instagram @PSG

Tangan dingin Enrique

Kedigdayaan PSG di liga domestik dan kompetisi Eropa tak lepas dari tangan dingin Enrique. Sebagai pelatih yang berpengalaman bekerja dengan para megabingang saat di Barcelona, Lucho, sapaan akrab Enrique, tak silau dengan nama besar. 

Lucho tak menahan diri saat mengkritik Mbappe. Sebuah video menunjukkan bagaimana Enrique "mengeramasi" Mbappe lantaran sama sekali tak mau membantu pertahanan tim saat PSG ditekuk Barcelona di kandang sendiri pada laga perempat final Liga Champions, April 2024. 

"Ini benar-benar bencana," kata Enrique sambil menunjukkan layar presentasi besar kepada Mbappe. Sang megabintang terlihat tak berkutik dihardik Lucho.

PSG memang mampu membalikkan keadaan, tetapi akhirnya ditekuk Borussia Dortmund di semifinal. "Ini momen yang sedih, tetapi kadang-kadang begitulah yang terjadi di olahraga. Kita harus mencoba menciptakan sesuatu yang spesial tahun depan dan memenangkannya," kata Enrique.  

 

Salah satu keputusan penting Enrique dalam mereformasi PSG ialah melepas Mbappe. Kekosongan itu diisi oleh Khvicha Kvaratskhelia yang direkrut dari Napoli dan Desire Doue yang dibajak dari Rennes. Menemani Dembele, keduanya merupakan pemain pekerja keras. 

"Ini bukan tentang membiarkan Mbappe melakukan apa yang dia inginkan. Itu adalah filosofi lama  yang tidak pernah memenangi trofi utama,” kata Enrique dalam sebuah wawancara. 

Enrique percaya bakat individual tak lebih penting ketimbang kolektivitas tim. Setiap pemain didorong untuk bekerja maksimal membantu semua lini. Tak hanya itu, ia juga mendorong agar para penggawa PSG lebih versatile. 

"Pemain nomor 6 bisa menjadi pemain nomor 8, pemain nomor 8 bisa menjadi pemain nomor 10... Anda tidak pernah tahu apakah mereka ada di kiri, kanan, atau di tengah. Ini sangat sulit bagi lawan," kata gelandang PSG Vitinha. 

Graham Hunter, produser film dokumenter yang juga jurnalis sepakbola kawakan, menilai Enrique sukses membangun "brand" sepakbolanya sendiri di PSG. Bukti paling pamungkas ialah raihan trofi Piala Champions, gelar yang bertahun-tahun diidamkan tapi tak bisa diraih PSG saat dimotori Messi, Neymar, dan Mbappe.

"Sebagai pesepakbola, dia (Enrique) benar-benar istimewa. Roy Keane-nya Spanyol. Dia mampu bermain di area mana pun karena para pelatih memanfaatkannya di semua posisi. Dia juga bergelimang trofi saat di Madrid dan Barca," ujar Hunter. 
 

 

img
Christian D Simbolon
Reporter
img
Christian D Simbolon
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan