Badan Gizi Nasional (BGN) mengakui adanya temuan makanan tidak layak dalam
Program Makan Bergizi Gratis (MBG). Hal ini berimbas pada penghentian sementara operasional Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) di wilayah Provinsi Nusa Tenggara Timur.
“BGN telah mengambil langkah tegas dengan melakukan pemberhentian sementara
operasional SPPG terkait, hingga proses investigasi dan pengecekan sampel MBG di laboratorium selesai,” kata Staf Khusus BGN Redy Hendra Gunawan dalam keterangan, dikutip Selasa (29/7).
BGN telah melibatkan sejumlah lembaga independen, dinas kesehatan, dan dinas pendidikan setempat untuk menelusuri penyebab insiden sekaligus terus memonitor kondisi siswa terdampak secara berkala.
“Kami mewakili Badan Gizi Nasional menyampaikan permohonan maaf sebesar-besarnya kepada siswa, orang tua, pihak sekolah, dan seluruh pihak yang terdampak akibat insiden tersebut serta temuan makanan kurang layak pada Program MBG,” ujarnya.
Redy menegaskan, BGN tidak menoleransi kelalaian dalam pengadaan dan distribusi MBG yang dapat berpotensi bahaya bagi kesehatan penerima manfaat. “Keamanan serta Keselamatan seluruh penerima manfaat adalah prioritas kami,” tegas Redy.
Pihaknya juga terus berkoordinasi dengan pemerintah daerah setempat untuk penanganan insiden di lokasi agar berjalan dengan cepat dan tepat. Beberapa perbaikan, meliputi proses seleksi dan evaluasi mitra penyedia makanan secara berkala, meningkatkan standar higienitas, rantai pasok, dan pengawasan mutu pangan, juga melakukan penyusunan SOP yang sedang dilakukan berbasis best practice dan rekomendasi ahli.
“Insiden ini menjadi catatan perbaikan kami ke depannya,” ucap Redy.