Pesawat Air India jatuh beberapa detik usai lepas landas dari Bandara Sardar Vallabhbhai Patel Ahmedabad, India, hendak menuju ke London Gatwick, Inggris pada Kamis (12/6) waktu setempat.
Melansir CNN, pesawat bernomor AI171 itu membawa 242 penumpang dan awak. Sebanyak 241 orang tewas dalam kecelakaan mengerikan tersebut. Hanya satu orang yang selamat. Dia adalah seorang warga negara Inggris bernama Vishwash Kumar Ramesh.
Dalam The Conversation, dosen senior penerbangan di Universitas Griffith, Guido Carim Junior menyebut, selamatnya Vishwash karena keberuntungan atau keajaiban.
Vishwash sendiri duduk di kursi 11 A, yang termasuk bagian tengah pesawat. Kursi ini, tergolong paling berisiko jika terjadi kecelakaan. Majalah sains dan teknologi Popular Mechanics tahun 2007, tulis Business Insider, pernah menganalisis 20 kecelakaan yang terjadi sejak 1971. Hasilnya, tingkat keselamatan di bagian belakang adalah 69%, sedangkan bagian tengah 56% dan depan punya tingkat keselamatan hanya 49%.
Dikutip dari Hindustan Times, Vishwash di dalam pesawat bersama seorang saudaranya, Ajay Kumar Ramesh.
“Ketika saya bangun, ada banyak mayat di sekeliling saya. Saya takut. Saya berdiri dan berlari. Ada serpihan pesawat di sekeliling saya. Seseorang memegang saya dan memasukkan saya ke dalam ambulans, lalu membawa saya ke rumah sakit,” kata Vishwash kepada Hindustan Times.
Kepada CNN, analis keselamatan dan mantan inspektur keselamatan Administrasi Penerbangan Federal Amerika Serikat, David Soucie mengaku terkejut, seseorang yang duduk di bagian depan pesawat itu selamat dari kecelakaan mengerikan tersebut.
“Kursi itu tepat di tempat rangka sayap akan masuk dan akan menjadi tempat yang kokoh bagi pesawat jika menyentuh tanah, tetapi menyangkut keselamatan di atasnya, itu sangat mengejutkan,” kata Soucie kepada CNN.
Cara Vishwash selamat
Business Today menjelaskan, Vishwash bisa selamat karena dia berlari menuju pintu darurat yang terbuka. Vishwash terbangun dari tidurnya saat terjadi benturan. Posisi kursinya yang dekat dengan pintu, membuat dia refleks berlari ke arah pintu tersebut.
Pintu darurat tidak terbuka saat penerbangan—tekanan kabin dan interlock membuatnya mustahil terbuka. Akan tetapi, saat baja dan struktur retak, pintu darurat itu dapat berubah menjadi rute pelarian. Kursi 11A yang ditempati Vishwash berada beberapa meter dengan pintu darurat yang terbuka sedikit.
Peraturan penerbangan mewajibkan evakuasi total dalam waktu 90 detik—peraturan yang didorong oleh pemahaman kalau kecepatan, penempatan pintu keluar, dan kesiapan penumpang menyelamatkan nyawa. Penumpang di baris pintu keluar menerima pengarahan yang jelas tentang pengoperasian pintu.
“Dalam kasus Ramesh, persiapan itu penting. Bahkan, jika dia sendiri tidak membuka pintu secara manual, tabrakan itu mungkin telah membuatnya terbuka atau dia memaksakan dorongan terakhir. Apa pun itu, kedekatan dan insting merupakan sisanya,” tulis Business Today.
Analis keselamatan mencatat, dalam kecelakaan yang terjadi pada hitungan detik, lokasi tempat duduk dan akses langsung sering kali memengaruhi antara keselamatan dan kematian. Dalam penerbangan India Air, bagian di sekitar kursi 11A tetap utuh cukup lama, lalu runtuh dibakar api.
Direktur Fire Safety Engineering Group (FSEG) di Universitas Greenwich, Edwin Galea kepada The Telegraph mengatakan, kursi 11A yang ditempati Vishwash berada tepat di dekat pintu keluar nomor dua.
“Jadi, dia ada di kursi yang sedekat mungkin dengan pintu darurat. Anda bisa meraih dan menyentuh pintu itu, kursinya sedekat itu,” ujar Galea.
Awak kabin, menurut Galea, biasanya yang mengoperasikan pintu. Dia menilai, Vishwash bisa keluar kemungkinan karena awak kabin berhasil membuka pintu.
“Dan mungkin mereka kemudian tewas, atau mungkin penumpang itu sendiri yang membuka pintu,” kata Galea. “Atau dia tidak keluar melalui pintu. Mungkin badan pesawat sudah hancur, dan dia keluar melalui celah pada badan pesawat.”
Pesawat nahas tersebut memiliki delapan pintu keluar. Masing-masing dijaga setidaknya satu awak kabin. Keuntungan lainnya, kursi 11A ada di lokasi dalam wing box pesawat yang kokoh. Bagian terkuat dari badan pesawat.
“Dia juga memiliki keberuntungan,” ujar Galea. “Karena kenapa dia selamat, sementara 11B yang duduk tepat di sebelahnya tidak, atau 11C, atau 12A?”