close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Bayi-bayi di Gaza. Foto: PBB
icon caption
Bayi-bayi di Gaza. Foto: PBB
Peristiwa
Rabu, 21 Mei 2025 21:36

Beda dengan negara Eropa lain, Denmark tolak evakuasi pasien Gaza

WHO mencatat bahwa sistem kesehatan di Jalur Gaza telah lumpuh akibat pengepungan dan gempuran yang terjadi selama berbulan-bulan.
swipe

Pemerintah Denmark menolak seruan untuk mengevakuasi pasien dari Jalur Gaza di tengah situasi darurat akibat pengepungan dan serangan militer Israel. Hal itu dilaporkan media penyiaran publik Denmark, DR, pada Rabu (15/5).

Anggota parlemen dari Partai Venstre yang merupakan mitra koalisi pemerintah, Jan E. Jorgensen, menyatakan bahwa Denmark tidak akan membawa pasien dan keluarganya ke negaranya, meski menyatakan keinginan untuk membantu.

“Ada banyak negara yang lebih dekat dengan Jalur Gaza dan memiliki kapasitas yang cukup. Kami ingin membantu anak-anak, tapi kami tidak akan membawa mereka dan keluarga mereka ke Denmark,” kata Jorgensen dalam sesi parlemen.

Pernyataan tersebut disampaikan usai 366 dokter di Denmark menandatangani petisi dan menulis opini publik yang mendesak pemerintah menanggapi seruan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) agar negara-negara Uni Eropa bersedia menerima pasien Gaza yang membutuhkan perawatan medis mendesak.

Sejumlah negara Eropa seperti Italia, Prancis, Norwegia, Belgia, Spanyol, Swiss, dan Rumania telah memulai proses evakuasi pasien sebagai respons terhadap seruan WHO.

Sementara itu, Menteri Luar Negeri Denmark Lars Lokke Rasmussen menegaskan bahwa pendekatan pemerintah adalah menyalurkan bantuan langsung di Gaza dan wilayah sekitarnya.

“Kami pikir cara yang tepat untuk memberikan dukungan adalah dengan membantu di Gaza dan kawasan sekitarnya. Di situlah bantuan kami lebih tepat disalurkan,” kata Rasmussen.

Sistem Kesehatan Gaza Ambruk
WHO mencatat bahwa sistem kesehatan di Jalur Gaza telah lumpuh akibat pengepungan dan gempuran yang terjadi selama berbulan-bulan. Rumah sakit dilaporkan kewalahan, kehabisan pasokan medis penting, dan tidak mampu menangani pasien dalam jumlah besar.

Badan kesehatan dunia itu juga memperingatkan bahwa banyak pasien yang memerlukan operasi darurat, perawatan kanker, dan cuci darah (dialisis) tidak bisa mendapatkan layanan yang layak. Bahkan layanan dasar seperti perawatan ibu dan bayi, serta pengobatan penyakit kronis, juga sangat terganggu.

Pekan lalu, WHO kembali mengingatkan risiko gizi buruk yang mengancam sekitar 71.000 anak di bawah usia lima tahun jika krisis ini terus berlanjut tanpa intervensi.

“Orang-orang sekarat, sementara pasokan medis yang menyelamatkan nyawa dari WHO dan mitra-mitranya tertahan di luar Gaza. Bantuan ini siap dikirim dengan jaminan perlindungan, agar sampai ke pihak-pihak yang membutuhkan sesuai prinsip kemanusiaan,” ujar WHO dalam pernyataan resminya.(anadolu)

img
Fitra Iskandar
Reporter
img
Fitra Iskandar
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan