Kepala bantuan PBB mengatakan bahwa waktu tidak boleh disia-siakan untuk proposal yang didukung AS terkait pengiriman bantuan ke Gaza. Sementara itu, badan dunia tersebut memiliki rencana membawa 160.000 palet bantuan yang siap untuk memasuki daerah kantong Palestina tersebut.
"Bagi mereka yang mengusulkan cara alternatif untuk distribusi bantuan, jangan buang waktu. Kami sudah punya rencana," kata Tom Fletcher ketika Israel memblokir pengiriman bantuan kemanusiaan ke Gaza selama 75 hari berturut-turut.
Washington mengumumkan dalam beberapa hari terakhir bahwa apa yang disebut Yayasan Kemanusiaan Gaza, sebuah organisasi yang baru didirikan dan didukung AS, akan mengirimkan makanan ke daerah kantong tersebut pada akhir Mei.
Mekanisme tersebut, yang disetujui oleh kabinet keamanan Israel, akan membuat kontraktor AS dilindungi oleh militer Israel yang mengirimkan bantuan di bagian-bagian tertentu daerah kantong tersebut untuk memastikannya tidak jatuh ke tangan Hamas. PBB dan organisasi bantuan internasional telah mengkritik rencana baru tersebut, dengan mengatakan bahwa hal itu akan memiliterisasi bantuan kemanusiaan.
“Kami memiliki orang-orangnya. Kami memiliki jaringan distribusi. Kami memiliki kepercayaan dari masyarakat di lapangan. Dan kami memiliki bantuan itu sendiri - 160.000 palet - yang siap untuk dikirim. Sekarang,” kata Fletcher.
“Kami menuntut pengiriman bantuan yang cepat, aman, dan tanpa hambatan bagi warga sipil yang membutuhkan. Mari kita bekerja,” imbuh dia.
Presiden AS Donald Trump sebelumnya pada hari Jumat mengakui bahwa orang-orang di Gaza "kelaparan" tetapi membela Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan mengatakan bahwa dia berada dalam "situasi yang sulit".
"Gaza adalah tempat yang buruk," kata Trump kepada Fox News, seraya menambahkan "sudah seperti itu selama bertahun-tahun".
Pada hari Sabtu, militer Israel mengatakan telah melancarkan serangan besar-besaran sebagai bagian dari serangan baru di Gaza. Pengumuman itu muncul saat tim penyelamat Palestina melaporkan 100 orang tewas di wilayah yang dikepung itu.
Militer Israel mengatakan di Telegram bahwa mereka telah memulai "tahap awal" serangan, yang dikenal sebagai Operasi Gideon's Chariots.
"Operasi tersebut merupakan bagian dari perluasan pertempuran di Jalur Gaza, dengan tujuan mencapai semua tujuan perang, termasuk pembebasan mereka yang diculik dan kekalahan Hamas," katanya dalam sebuah posting berbahasa Arab.
Sebuah pernyataan terpisah dalam bahasa Inggris mengatakan bahwa tentara memobilisasi pasukan untuk mencapai kendali operasional di wilayah Jalur Gaza.
Badan pertahanan sipil Gaza mengatakan serangan Israel di Gaza telah menewaskan 100 orang pada hari Jumat, sementara tentara Israel mengatakan pasukannya telah menyerang lebih dari 150 target di seluruh Jalur Gaza dalam 24 jam.(national)