close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Aktivis lingkungan asal Swedia, Greta Thunberg, di atas kapal Madleen. /Foto Instagram @gretathunberg
icon caption
Aktivis lingkungan asal Swedia, Greta Thunberg, di atas kapal Madleen. /Foto Instagram @gretathunberg
Peristiwa
Selasa, 10 Juni 2025 16:00

Kenapa Greta Thunberg nekat menembus blokade laut Israel?

Bersama belasan aktivis lainnya, Greta Thunberg ditangkap armada laut Israel saat menuju perairan Gaza.
swipe

Aktivis lingkungan asal Swedia Greta Thunberg ditangkap pasukan angkatan laut Israel. Bersama belasan aktivis lainnya, Greta ditangkap saat membawa bantuan kemanusiaan menuju sebuah pelabuhan di Gaza, Palestina, Senin (9/6) waktu setempat.

Greta bersama para aktivis menumpangi kapal laut bernama Madleen yang dioperasikan Freedom Flotilla Coalition (FFC). Dalam pernyataan resmi, FCC mengatakan Madleen diintersepsi kapal angkatan laut Israel saat masih berada di perairan internasional. 

"Kelompok itu (Greta cs) berupaya mengirimkan bantuan kemanusiaan, termasuk di antaranya makanan, susu formula, dan suplai obat-obatan," kata FFC. 

Saat ini, Israel masih terlibat perang dengan kelompok gerilyawan Hamas di Gaza dan sejumlah wilayah lainnya di Palestina. Perang yang sudah berlangsung selama hampir dua tahun itu telah menewakan lebih dari 50 ribu jiwa. 

Ini bukan kali pertama Israel mengintersepsi bantuan kemanusiaan ke Gaza. Pada 2010, angkatan laut Israel menyerbu kapal Mavi Marmara saat membawa bantuan untuk warga Gaza. Sembilan aktivis asal Turki tewas dalam peristiwa itu.

Siapa Greta Thunberg? 

Kini genap berusia 22 tahun, Greta mulai terkenal sebagai aktivis lingkungan saat menggelar aksi unjuk rasa bersama rekan-rekan satu sekolahnya di luar Gedung Parlemen Swedia pada Agustus 2018. Tiga bulan berselang, Greta diundang untuk berbicara di Konferensi Perubahan Iklim Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). 

"Kau telah mencuri mimpiku dan masa kecilku dengan kata-katamu yang kosong. Namun, aku termasuk orang yang beruntung. Orang-orang lain menderita. Orang-orang sekarat. Seluruh ekosistem runtuh. Kita berada di awal kepunahan massal, dan yang kau bicarakan hanyalah uang dan dongeng tentang pertumbuhan ekonomi abadi. Beraninya kau!" kata Greta ketika itu. 

Pada Januari 2019, Greta juga diundang untuk berbicara dalam World Economic Forum (WEF) yang digelar di Davos, Swiss. Ketika itu, Gretta masih berusia 16 tahun. Pada tahun itu, majalah Times menobatkan nama Gretta sebagai "person of the year"

Tak hanya soal lingkungan, aktivisme politik Greta meluas hingga isu-isu hak asasi manusia dan persoalan sosial lainnya, termasuk dalam konflik di Ukraina, Palestina, Armenia, dan Sahara Barat.

Kapal Madleen yang dioperasikan Freedom Flotilla Coalition (FFC) saat melaut menuju pelabuhan Gaza, Palestina, Juni 2025. /Foto Instagram @gretathunberg

Bagaimana kondisi Greta dan kawan-kawan saat ini? 

Otoritas keamanan Israel mengatakan Madleen diboyong pasukan angkatan laut Israel ke pelabuhan di Kota Ashdod. Saat ini, para penumpang kapal itu sudah tiba di Bandara Ben Gurion untuk dipulangkan ke negara masing-masing. 

"Mereka yang menolak menandatangani dokumen deportasi dan meninggalkan Israel akan dibawa ke pengadilan setempat, " ujar Kementerian Luar Negeri Israel dalam sebuah unggahan di X. 

Selain Greta, Madleen ditumpangi aktivis asal Brasil, Prancis, Jerman, Belanda, dan Spanyol. Rima Hassan, anggota parlemen Eropa asal Prancis dan wartawan Al Jazeera Omar Faiad juga ikut dalam perjalanan berbahaya itu. 

Kenapa Greta dan kawan-kawan nekat menembus blokade Israel? 

Tak hanya mengirimkan bantuan, FCC mengatakan aksi Greta dan kawan-kawan merupakan simbol perlawanan terhadap tindakan sepihak Israel. Menurut FCC, blokade laut yang dilakukan Israel untuk mengisolasi Gaza melanggar hukum internasional. 

"Israel mengancam penggunaan kekerasan di luar hukum terhadap warga sipil dan berupaya menjustifikasi hal itu menggunakan kampanye hitam," ujar FCC. 

Sebelumnya, Menteri Pertahanan Israel, Israel Katz berdalih mengintersepsi Madleen demi mengantisipasi agar tidak senjata yang diselundupkan ke Gaza untuk Hamas. Otoritas Israel bahkan menyebut Madleen sebagai kapal "selfie". 

Di lain sisi, Badan Kesehatan PBB memperkirakan ada sedikitnya 2,1 juta orang di Gaza yang sedang berjuang menghadapi bencana kekurangan makanan. Setengah juta di antaranya terancam kelaparan, malnutrisi akut, dan beragam jenis penyakit.

 

img
Christian D Simbolon
Reporter
img
Christian D Simbolon
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan