close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Presiden AS Donald Trump berfoto di depan prajurit militer AS di Fort Bragg, North Carolina, AS, Juni 2025. /Foto Instagram @realdonaldtrump
icon caption
Presiden AS Donald Trump berfoto di depan prajurit militer AS di Fort Bragg, North Carolina, AS, Juni 2025. /Foto Instagram @realdonaldtrump
Peristiwa
Rabu, 11 Juni 2025 15:09

Kenapa kebijakan imigrasi Trump bikin warga LA murka?

Presiden AS Donald Trump menerjunkan ribuan pasukan Garda Nasional untuk meredam gelombang protes anti-ICE di Los Angeles.
swipe

Kerusuhan yang melanda sebagian besar wilayah Los Angeles, California, Amerika Serikat, belum juga reda. Selama lima hari, setidaknya ratusan warga luka-luka akibat bentrok antara pengunjuk rasa dan polisi di berbagai titik kerusuhan. Puluhan orang yang diangga provokator ditangkap. 

Aksi protes pecah sejak Jumat (5/6) setelah petugas US Department of Homeland Security (DHS) serta Departemen Imigrasi dan Bea Cukai (ICE) menangkap 44 warga setempat yang diduga melanggar kebijakan imigrasi AS. Belakangan, DHS mengklaim telah menangkap 118 imigran yang tak punya izin resmi untuk tinggal di AS. 

Operasi bergaya militer itu direspons keras warga LA. Sejak beberapa hari lalu, ratusan warga menggelar aksi demonstrasi di fasilitas-fasilitas milik pemerintah federal AS yang diduga jadi lokasi penahanan para terduga imigran gelap. 

Alih-alih melunak, Presiden AS Donald Trump malah menerjunkan ribuan pasukan Garda Nasional dan tentara AS untuk membubarkan aksi unjuk rasa. Bentrok pun pecah dan "LA terbakar". Tak ada tanda-tanda kerusuhan bakal mereda. 

Kebijakan Trump juga diprotes Gubernur California Gavin Newsom. Newsom mengatakan akan menuntut pemerintahan Trump karena menerjukan pasukan Garda Nasional ke California tanpa persetujuannya. Trump membalas dengan mengumumkan niat untuk menangkap Newsom. 

Selain di LA, gelombang aksi unjuk rasa juga meluas ke kota-kota lainnya. Menurut laporan Al Jazeera, aksi unjuk rasa memprotes pemberlakukan kebijakan imigrasi Trump juga terjadi sembilan kota lainnya, termasuk di New York, Washington DC dan Philadelpia, Pennsylvania. 

Apa saja kebijakan kontroversial Trump terkait imigrasi? 

Menurut laporan BBC, Trump telah merilis setidaknya 21 kebijakan untuk membersihkan AS dari migral ilegal. Salah satunya ialah memberikan wewenang bagi DHS dan otoritas keamanan terkait untuk aktif menangkap individu-individu yang diduga tinggal di AS secara ilegal. 

Di bawah arahan DHS, petugas Departemen Imigrasi dan Bea Cukai AS (ICE) kini bisa menangkap terduga migran ilegal di tempat-tempat umum, seperti di sekolah, gereja, rumah sakit, atau ketika berada di pengadilan. Artinya, migran yang bermasalah secara hukum bisa "dicomot" kapan saja. 

Kebijakan lainnya yang krusial ialah terkait penghapusan kewarganegaraan otomatis bagi bayi-bayi yang lahir di AS. Tak seperti sebelumnya, bayi-bayi yang lahir dari ibu yang hanya tinggal secara ilegal atau hanya sementara di AS tidak otomatis jadi warga negara AS. Begitu pula jika ayah mereka bukan warga negara AS. 

Trump juga mengeluarkan kebijakan mengenai proses deportasi imigran. Politikus Partai Republik itu menginstruksikan  agar migran ilegal dideportasi menggunakan pesawat militer. Di antara lainnya, Trump juga memerintahkan ICE menyetop semua proses pengajuan imigrasi dan permintaan suaka serta memperkuat pengawasan perbatasan AS dan Meksiko yang kerap jadi pintu masuk imigran ilegal.

Kenapa warga LA murka saat kebijakan imigrasi Trump dieksekusi? 

Sejak dua pekan terakhir, petugas Departemen Imigrasi dan Bea Cukai AS telah menggelar razia imigran gelap di LA dan sejumlah kota lainnya di AS. Tanpa pemberitahuan terlebih dahulu, ratusan warga yang diduga imigran gelap ditangkap petugas imigrasi. 

Robert Cohen, pakar sejarah dan ilmu sosial di New York University, menilai pemerintahan Trump terjebak dalam fantasinya sendiri mengenai bahaya imigran gelap. Trump, kata dia, seolah menganggap imigran gelap sebagai akar masalah tingginya angka kriminalitas di AS. 

"Meskipun tingkat kejahatan yang dilakukan imigran tanpa dokumen resmi tergolong rendah, kelompok Trump menyebar histeria mengenai gelombang kriminalitas oleh imigran dan mengklaim bahwa pemerintah harus memprioritaskan kebijakan mendeportasi imigran yang dianggap ilegal," kata  Cohen seperti dikutip dari Al Jazeera. 

Persoalannya, lanjut Cohen, mayoritas imigran yang ditangkap ICE ialah warga biasa yang tak punya catatan kriminal selain memasuki AS tanpa dokumen resmi. Mereka telah lama tinggal di AS, membaur, dan punya pekerjaan tetap yang tak melanggar hukum.

"Tetapi, karena ternyata tidak ada jutaan imigran yang melakukan aksi kriminal, ICE menyasar mendeportasi imigran yang justru adalah para pekerja yang taat hukum," jelas Cohen. 

Apakah protes anti-ICE serupa dengan aksi unjuk rasa 1992? 

Ini bukan kali pertama LA jadi pusat gelombang protes besar terhadap pemerintahan federal AS. Pada 1992, LA juga pernah terbakar karena gelombang aksi unjuk rasa raksasa. 

Ketika itu, protes dipicu tensi rasial usai sebuah video menunjukkan polisi memukuli Rodney King, seorang pengendara motor berkulit hitam. Di persidangan, para pelaku pemukulan dihukum ringan. 

Warga LA marah dan menggelar aksi unjuk rasa di berbagai area. Toko-toko dijarah dan vandalisme marak. Kerusuhan selama berhari-hari menyebabkan lebih dari 60 warga LA tewas. 

 

img
Christian D Simbolon
Reporter
img
Christian D Simbolon
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan