close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Foto ilustrasi: Pixabay
icon caption
Foto ilustrasi: Pixabay
Peristiwa
Senin, 26 Mei 2025 17:21

Paket wisata berburu macan tutul membuat publik Inggris geram

Organisasi pelindung satwa liar menyerukan agar pemerintah menjadikan pelarangan impor trofi sebagai prioritas nasional.
swipe

Paket wisata berburu satwa langka seperti macan tutul kini dijual terbuka secara daring dengan harga fantastis, mencapai lebih dari Rp2,4 miliar. Praktik ini berlangsung di tengah ancaman kepunahan satwa liar dan belum terealisasinya janji Pemerintah Inggris untuk melarang impor trofi perburuan. 

Di balik gemerlap safari eksklusif ini, tersimpan berbagai taktik perburuan yang mengusik nurani—mulai dari penggunaan hewan umpan hidup hingga pembakaran semak untuk memaksa satwa keluar. Namun, siapa sebenarnya yang diuntungkan dari bisnis kelam ini, dan mengapa Inggris terus menunda langkah tegasnya?

Modus operator 

Sejumlah perusahaan operator tur berburu satwa liar secara terbuka menawarkan paket safari berburu di Afrika, termasuk melalui sistem lelang. Target buruannya termasuk hewan-hewan besar yang populasinya terus menurun, seperti gajah, singa, dan macan tutul.

Beberapa operator bahkan memberikan insentif tambahan. Seorang pemburu dapat naik peringkat keanggotaan—dari perak hingga berlian—berdasarkan jumlah dan jenis hewan yang berhasil diburu.

Menurut laporan terbaru dari organisasi Campaign to Ban Trophy Hunting, beberapa praktik berburu dilakukan dengan cara yang mengganggu. Di antaranya memancing macan tutul menggunakan hewan hidup, atau membakar semak untuk memaksa satwa keluar dari persembunyian.

Dalam satu kasus, seekor antelop kecil (duiker) ditemukan diikat pada pohon untuk menarik perhatian macan tutul, yang kemudian ditembak pada malam hari secara ilegal. Pelakunya hingga kini tidak diketahui.

Masih menurut laporan yang sama, pada 2023 tercatat 709 trofi macan tutul—berupa kulit, tengkorak, tulang, dan tubuh utuh—diekspor dari Afrika. Empat di antaranya masuk ke Inggris.

Janji para politikus

Pemerintah Inggris, baik dari Partai Konservatif maupun Partai Buruh, telah berulang kali menjanjikan pelarangan impor trofi perburuan. Dalam manifesto pemilu masing-masing, kedua partai mencantumkan komitmen untuk memberlakukan larangan tersebut. Sebuah konsultasi publik tahun 2020 juga menunjukkan bahwa 84 persen responden mendukung larangan impor dan ekspor trofi.

Namun, hingga kini belum ada undang-undang yang disahkan. RUU yang diajukan pada era Boris Johnson pada 2022 ditarik. Tahun berikutnya, 11 anggota parlemen memblokir RUU Perburuan Trofi (Larangan Impor) yang sudah lolos tahap awal pembahasan.

Upaya terbaru datang dari anggota parlemen Konservatif David Reed, yang dijadwalkan kembali membacakan usulan RUU larangan tersebut bulan depan. Pemerintah menyatakan akan memberikan dukungan.

Tekanan publik 

Organisasi pelindung satwa liar menyerukan agar pemerintah menjadikan pelarangan impor trofi sebagai prioritas nasional. Kampanye tersebut turut didukung oleh tokoh publik seperti Joanna Lumley dan Chris Packham.

Macan tutul dikategorikan sebagai satwa rentan oleh Uni Internasional untuk Konservasi Alam (IUCN). Populasinya disebut telah menurun hingga 90 persen dalam 50 tahun terakhir, dengan estimasi jumlah saat ini sekitar 50.000 ekor. Sejak 2016, keberadaan satwa ini dilaporkan telah hilang dari 75 persen wilayah jelajah aslinya.

Meski demikian, sejumlah klub berburu internasional tetap aktif memberikan penghargaan kepada pemburu yang berhasil menembak hewan-hewan langka. Safari Club International, misalnya, menawarkan trofi bagi mereka yang memburu lima hewan besar Afrika: gajah, singa, macan tutul, badak, dan kerbau.

Seorang pemburu asal AS, Steven Chancellor, tercatat membunuh hampir 500 hewan, termasuk 13 macan tutul. Ia berpendapat bahwa perburuan legal justru membantu konservasi satwa.

Namun, data menunjukkan bahwa Amerika Serikat menjadi negara pengimpor trofi macan tutul terbesar pada 2023, yakni sebanyak 356 ekor. Disusul Afrika Selatan dan Hungaria.

Salah satu paket perburuan paling mahal yang ditemukan ditawarkan seharga 156.300 dollar AS (sekitar Rp2,4 miliar) untuk 28 hari berburu di Tanzania. Paket ini mencakup izin membunuh sejumlah satwa besar, seperti gajah, singa, kerbau, hingga kuda nil.

Pendiri Campaign to Ban Trophy Hunting, Eduardo Gonçalves, menegaskan bahwa perburuan semacam ini tidak bisa disebut konservasi. “Macan tutul adalah satwa pemalu, cerdas, dan ikonik yang berada di ambang kepunahan. Mereka dibantai demi kebanggaan semu,” katanya.

“Pemerintah Inggris harus menunjukkan kepemimpinan. RUU sudah disusun dan pernah disahkan di DPR. Mengapa tak segera dibawa kembali sebagai RUU pemerintah?” tambahnya.

Seorang juru bicara Departemen Lingkungan Hidup, Pangan, dan Urusan Pedesaan (Defra) menanggapi, “Pemerintah terpilih dengan mandat untuk melarang impor trofi perburuan. Itulah yang akan kami lakukan.” (independent)

img
Fitra Iskandar
Reporter
img
Fitra Iskandar
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan