sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Isu kampanye soal eksistensi dinilai lebih disukai

Ada pergeseran isu kampanye yang diminati masyarakat yakni isu yang diminati adalah soal eksistensi.

Annisa Saumi
Annisa Saumi Minggu, 08 Jul 2018 07:33 WIB
Isu kampanye soal eksistensi dinilai lebih disukai

Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) serentak telah berlangsung pada 27 Juni lalu. Pilkada tersebut menjadi ajang bagi partai politik untuk memetakan kekuatannya di daerah guna persiapan Pemilu Legislatif (Pileg) dan Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019.

Koordinator Komite Pemilih Indonesia Jerry Sumampouw  mengatakan polarisasi dalam politik nasional memang kuat, tapi dalam pilkada polarisasi tersebut menjadi cair. Awalnya kata Jerry, polarisasi yang hendak dibangun di Pilkada adalah antara kubu Jokowi dan Prabowo, namun hasilnya justru bukanlah strategi yang tepat untuk pilkada.

Jerry mencontohkan pada Pilkada Jawa Tengah, ada Ida Fauziyah yang berasal dari PKB. Menurut Jerry PKB memiliki basis massa nahdliyin yang kuat di Jawa Tengah. Sehingga kata Jerry, tidak tepat jika dikatakan persaingan antara kubu Jokowi dan Prabowo, tapi PDIP dan PKB.

Pengamat politik Karyono Wibowo di bilangan Cikini, Jakarta Pusat, Sabtu (7/7) menambahkan hasil pilkada memang dinilai tak bisa dilihat secara linier untuk 2019. Menurutnya telah terjadi pergeseran pada pemilih yang saat ini cenderung memilih figur daripada partai politik. 

Menurutnya melonjaknya suara Sudirman-Ida saat Pilkada dan kekuatan PKB di Jawa Tengah tak bisa diabaikan begitu saja dan disederhanakan sebagai Prabowo effect.

"Ada sejumlah pengurus partai mengatakan melonjaknya suara Sudirman ada prabowo effect yg meningkat, menurut saya itu pernyataan yang konyol, gegabah," kata Karyono. 

Ia balik mempertanyakan klaim jika Prabowo punya efek besar, mengapa hal tersebut tak berlaku di Jawa Timur. Apabila Gus Ipul kalah dengan Khofifah, karena pengaruh isu ganti presiden menguat tapi menurutnya di Jatim itu tak berlaku. 

Ia juga meyakini kemenangan Edi Rahmayadi di Pilkada Sumatera Utara tak bisa juga dikatakan pengaruh dari isu ganti presiden. 

Sponsored

Berkaca dari Pilkada 2018, pada pileg dan pilpres 2019 nanti, Jerry melihat ada pergeseran isu kampanye yang diminati masyarakat. Kampanye yang mendorong isu-isu masyarakat secara umum, seperti pendidikan, kesehatan, menurutnya tidak akan memberikan pengaruh yang signifikan pada pemilu esok. 

"Masyarakat lebih meminati isu-isu yang lebih spesifik. Masyarakat lebih memilih isu-isu yang menyentuh eksistensinya, dirinya. Mungkin saja ini bisa jadi tren di 2019 nanti. Pemilih kita punya kejenuhan dengan jargon-jargon umum," tukas Jerry. 

Berita Lainnya
×
tekid