sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Kongsi Ganjar-Anies yang jadi ancaman bagi Prabowo-Gibran

Ganjar Pranowo dan Anies Baswedan disebut sedang menjajaki kemungkinan kerja sama politik di putaran kedua Pilpres 2024.

Kudus Purnomo Wahidin
Kudus Purnomo Wahidin Rabu, 01 Nov 2023 09:56 WIB
Kongsi Ganjar-Anies yang jadi ancaman bagi Prabowo-Gibran

Meski sedang berkompetisi, bakal calon presiden (bacapres) Anies Baswedan dan bacapres Ganjar Pranowo terlihat tetap akur. Keakraban keduanya setidaknya terlihat di media sosial Twitter. Belum lama ini, Anies menyapa Ganjar yang sedang merayakan ulang tahun ke-55. 

"Selamet ulang tahun, Dab @ganjarpranowo! Mugi-mugi terus sehat, nek ono daladh-daladh bareng ojo lali ngundang ya," cuit Anies via akun terverifikasi @aniesbaswedan. Cuitan Anies berarti ia minta diundang  jika Ganjar merayakan ultah dengan makan-makan. 

Ucapan tersebut pun direspons Ganjar dengan guyonan. Ia mengaku tidak dapat mentraktir Anies karena sedang tanggal tua. "Maturnuwun dab @aniesbaswedan, sampeyan mugo-mugo sehat terus juga yo. Duh tanggal tua lagi poya mothig e hahaha," balas Ganjar. 

Keduanya juga berbalas komentar di ruang publik. Dalam sebuah acara di Depok, Jawa Barat, Sabtu (28/10), Anies berbicara terkait isu dinasti politik yang sedang ramai diperbincangkan publik. Tanpa spesifik menyebut nama Jokowi, Anies mengingatkan bahwa rakyat tak akan membiarkan nepotisme tumbuh di Indonesia.

"Bapak-ibu, kita ingin tidak nepotisme hidup di negeri ini lagi? Negara ini adalah milik seluruh rakyat Indonesia, bukan milik satu dua keluarga, betul tidak?" ujar Anies di hadapan para pendukungnya. 

Terpisah, Ganjar mengamini pernyataan Anies itu. "Semua sudah tau, emang milik siapa? Negara milik kita, milik rakyat Indonesia," ujar Ganjar kepada wartawan di Hotel Peninsula, Jakarta. 

Media sosial pun riuh. Sejumlah warganet menyarankan agar para pendukung Ganjar dan Anies bersatu. Musuh mereka, kata salah satu akun, ialah dinasti politik konon sedang dibangun Presiden Joko Widodo (Jokowi). Putra sulung Jokowi, Gibran Rakabuming Raka saat ini diusung sebagai cawapres Prabowo. 

Pakar komunikasi politik Universitas Pelita Harapan (UPH) Emrus Sihombing menilai Anies dan Ganjar sedang saling menjajaki. Ia menyebut tak tertutup kemungkinan Anies atau Ganjar saling dukung jika salah satu dari mereka kandas di putaran pertama Pilpres 2024. 

Sponsored

"Jadi, itu masuk akal itu menjadi bagian dari strategi. Kemudian, nanti mereka ini, Ganjar Pranowo-Mahfud MD dan Anies-Muhaimin (bergabung) menjadi satu poros," kata Emrus kepada Alinea.id, Minggu (29/10).

Kesamaan pandangan antara Ganjar dan Anies mengenai isu politik dinasti, kata Emrus, menandakan keduanya seolah sepakat menjadikan Prabowo-Gibran sebagai "musuh bersama." Bukan tidak mungkin kesamaan persepsi antara dua kandidat itu diikuti para pendukung mereka. 

"Pandangan mereka sama, yaitu negara ini bukan milik keluarga, negara ini milik rakyat. Sehingga mereka bisa menjadi kesatuan di dalam pergerakan politik ke depan. Jadi, Prabowo dan Gibran jadi satu tersendiri secara eksklusif," kata Emrus.

Dalam sebuah wawancara di salah satu televisi swasta, Direktur Eksekutif Charta Politika Yunarto Wijaya menyebut keakraban antara Ganjar dan Anies merupakan alarm tanda bahaya bagi pasangan Prabowo-Gibran. Dengan adanya musuh bersama, bukan tidak mungkin pendukung Ganjar dan Anies jadi saling bantu. 

"Ada musuh bersama yang saat ini kemudian dihadapi oleh kedua calon di luar Prabowo-Gibran, yaitu mengenai potensi pemilu curang, potensi mobilisasi aparat, politik dinasti dan lain-lain. Itu yang menyebabkan konstelasi di putaran kedua ini menjadi cair kembali," ujar Yunarto. 

Di papan survei sejumlah lembaga, elektabilitas Ganjar dan Prabowo bersaing ketat. Namun, Ganjar diprediksi bakal kalah di putaran kedua lantaran suara pendukung Anies diyakini bakal lari ke Prabowo. Asumsinya, terdapat irisan antara pendukung Anies dan Prabowo.

Menurut Yunarto, asumsi itu tak berlaku lagi kini. "Bukan tidak mungkin pemilih Mas Anies atau pemilih Mas Ganjar malah lebih mudah untuk bersatu di putaran kedua, siapa pun yang lolos, andaikata berhadapan dengan Prabowo Gibran karena isu mengenai kecurangan ini," kata dia.  

Presiden Joko Widodo (kiri) bersama Menteri Pertahanan Prabowo Subianto saat blusukan di sebuah pasar di Kota Malang, Jawa Timur, September 2023. /Foto Instagram @prabowo

Tak mustahil

Ketua DPP PKS Mardani Ali Sera menganggap wajar kesamaan sikap Ganjar dan Anies mengenai isu dinasti politik dimaknai sebagai bentuk penjajakan kerja sama politik di putaran kedua melawan Prabowo-Gibran. 

"Karena realitas politiknya memang seperti itu ada dinasti politik di tingkat pusat. Wajar Ganjar dan Anies berpendapat demikian. Jadi, sah-sah saja bila ditafsirkan ini penjajakan," kata Mardani kepada Alinea.id, Senin (30/10). 

Namun, Mardani menyebut belum ada komunikasi dengan kubu Ganjar-Mahfud terkait itu. "Sejauh ini, saya lihat belum ada pembicaraan di koalisi kami untuk bekerja sama di putaran kedua," ucap Mardani. 

Politikus PDI-P Aria Bima mengatakan bukan hal yang mustahil jika Ganjar dan Anies berkongsi dan menyatukan pendukung mereka di putaran ke-2. Apalagi, jika terbukti Pilpres 2024 dipenuhi kecurangan dan merugikan kubu kedua paslon. 

"Kalau kekalahan itu akibat ada intervensi kekuatan aparat negara, pasti pertalian batin kami sesama pihak yang terpinggirkan dan sesama yang ditekan oleh kekuatan yang tidak demokratis, akan menyatukan kita," ucap Aria Bima kepada Alinea.id.

Aria menduga, Pilpres 2024 akan dipenuhi intervensi aparat negara kepada pasangan Ganjar-Mahfud dan Anies-Muhaimin. Itulah kenapa Ganjar dan Anies mengingatkan kepada penguasa bahwa publik menolak nepotisme tumbuh subur di negeri ini. 

"Saya melihat hal-hal yang terkait dengan pernyataan Mas Ganjar dan Mas Anies ini lebih pada keinginan yang ingin disampaikan, bahwa sebagai presiden, (Jokowi) harus dalam posisi netral," kata Aria. 

Berita Lainnya
×
tekid