Pertemuan PDIP dan PPP belum bahas pendamping Jokowi

Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) terus melakukan safari politiknya. Kali ini Sekjen PDI Perjuangan Hasto Kristianto menyambangin DPP Partai Persatuan Pembangunan (PPP) pada senin (26/3) di Cikini. 

Kedatangan Hasto ke partai berlambang kakbah ini sebagai ajang silaturahmi. PPP memang telah mengusung Joko Widodo (Jokowi) sebagai Presiden 2019. Namun baik Hasto dan Ketua Umum PPP Muhammad Romahurmuziy kemarin sama sekali tidak membicarakan nama pendamping Jokowi sebagai cawapres.

Kedua partai justru membicarakan kondisi nasional, meski ujungnya tetap sepakat membentuk tim bersama untuk pemenangan Jokowi dalam Pilpres 2019.  Romi, sapaan Romahurmuziy mengatakan akan ada beberapa hal yang dibahas agar semakin menguatkan solidaritas partai pengusung Jokowi kedepan.

Meski menyebut partai pengusung solid, namun banyak hal yang harus diwaspadai. Misalnya saja ujaran kebencian yang biasa terjadi pada perhelatan pemilihan kepala daerah atau pilkada.  Penegakan hukum diharapkan bisa berjalan profesional dan proporsional.

Sebagai partai yang bernaskan nilai nasionalis dan religius, Romi menyebut bahwa bersatunya PDIP dan PPP merupakan dua narasi besar bangsa. Setelah kunjungan tersebut, rencananya kedua partai akan melakukan pertemuan selanjutnya yang dikomandani oleh PDI Perjuangan sebagai pengusung utama Joko Widodo. 

Selain persoalan kebangsaan, Romi juga menyinggung masalah ekonomi yakni dengan mewaspadai perang dagang terbuka antara China dan AS. Sebab Indonesia bisa terkena imbasnya.  Oleh karena itu, PPP memberikan atensi kepada seluruh pembantu presiden untuk melakukan ikhtiar-ikhtiar menghindari resiko yang akan terjadi dimasa yang akan datang.