sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

SBY sebut PDI-P dan Gerindra diuntungkan di Pemilu 2019

Sejak mengumumkan capres dan cawapres yang diusung, kata SBY, suara kedua partai politik tersebut meningkat tajam.

Robi Ardianto
Robi Ardianto Sabtu, 10 Nov 2018 18:35 WIB
SBY sebut PDI-P dan Gerindra diuntungkan di Pemilu 2019

Ketua Umum Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), mengatakan Partai Demokrasi Indonesia-Perjuangan dan Partai Gerindra diuntungkan dalam penyelenggaraan Pemilu 2019. Pasalnya, hanya kedua partai itulah yang saat ini memiliki calon presiden.

PDI-P diketahui masih menjagokan kadernya Joko Widodo sebagai calon presiden yang didampingi oleh wakilnya, KH Maruf Amin. Sementara Gerindra mengusung pendirinya yakni Prabowo Subianto, yang berdampingan dengan bekas wakil Gubernur DKI Jakarta, Sandiaga Salahudin Uno. 

“Survei membuktikan saat ini partai politik yang punya capres sangat diuntungkan. Contohnya PDI-P dengan Pak Jokowi sebagai Capres (dari) kader partai itu, dan Gerindra dengan Pak Prabowo sebagai Capres kader Gerindra,” kata SBY dalam sambutannya di acara pembekalan Caleg DPR RI Partai Demokrat di Hotel Sultan, Jakarta Pusat, Sabtu (10/11). 

Sejak mengumumkan capres dan cawapres yang diusung, kata SBY, suara kedua partai politik tersebut meningkat tajam. Sebaliknya, partai yang tidak mengusung capres dan cawapres suaranya mengalami penurunan. 

“Anjlok. Itu realitas,” tuturnya.

Berdasarkanhasil  survey litbang Kompas, elektabilitas PDI-Perjuangan berada di puncak dengan meraih elektabilitas mencapai 33,3%. Angka ini sedikit naik dibandingkan dengan survei pada Oktober 2017. Sementara elektabilitas Partai Gerindra 10,9%. Sementara Partai Demokrat hanya 4%.

Sementara survey lembaga lain semisal Lingkaran Survei Indonesia Denny JA, merilis elektabilitas PDI-Perjuangan jelang Pemilu 2019 unggul dengan perolehan suara 24,8%. Disusul Partai Gerindra 13,1%. Adapun Partai Demokrat 5,2%.

Tantangan Partai Demokrat

Sponsored

Menurut SBY, cukup berat bagi Partai Demokrat mengikuti Pemilu 2019. Setidaknya ada 3 tantangan yang yang harus dihadapi oleh seluruh kader. Ketiga tantangan itu antara lain, pertama, soal pelaksanaan Pemilu 2019 yang dijalankan secara serentak, antara Pilpres dan Pileg 2019.

Kemudian tantangan kedua yaitu, pelaksanaan Pileg yang menggunakan penghitungan suara dengan metode baru, yaitu metode konversi suara sainte lague atau tidak lagi menggunakan bilangan pembagi pemilihan seperti Pemilu sebelumnya.

Dengan penggunaan metode tersebut, menurut SBY, tak menutup kemungkinan justru akan menguntungkan PDI Perjuangan bersama capresnya Joko Widodo. Juga Partai Gerindra bersama Prabowo Subianto. 

"Itu juga tecermin dari (beberapa hasil) survei saat ini," ujarnya. 

Tantangan terakhir adanya Presidential Threshold atau ambang batas pencalonan 20 persen yang mengacu pada suara Pemilu 5 tahun sebelumnya. Padahal, kata SBY, jika pelaksanaan Pemilu diadakan serentak maka PT seharusnya 0% saja.

“Sehingga dengan PT 20 persen (dengan) menggunakan suara 5 Tahun lalu, kemungkinan partai-partai kecil (sulit) untuk memajukan kadernya menjadi Capres dan Cawapres,” ujarnya. 

Meskipun begitu, SBY yakin dengan perjuangan dan kerja keras bersama Partai Demokrat bisa sukses menghadapi Pileg 2019 mendatang.

“Sukses harus kami perjuangkan bersama dengan kerja keras dan cara-cara yang cerdas,” katanya. 

Berita Lainnya
×
tekid