sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Siasat partai politik menjaring anggota via online

Pendaftaran jadi anggota partai politik yang bisa dilakukan secara online, ikut menjaring anak muda terjun ke politik.

Akbar Ridwan
Akbar Ridwan Selasa, 01 Nov 2022 16:26 WIB
Siasat partai politik menjaring anggota via <i>online</i>

Lingga Ardi Rezki, 28 tahun, memilih politik sebagai jalan untuk mewujudkan impiannya agar bermanfaat bagi sesama. Ia mengaku sudah akrab dengan dunia politik sejak berkuliah di Yogyakarta. Ia gemar pula membaca literatur pemikiran Sukarno.

“Dari banyak partai yang ada di Indonesia, yang mungkin satu tarikan napas sama idealisme saya waktu itu, saya cenderung tertarik ke PDI-P,” katanya saat dihubungi Alinea.id, Selasa (25/10).

Daftar secara online

Pada 2016, Lingga bergabung ke PDI-P. Kala itu, ia melakukan pendaftaran sebagai anggota secara online. Prosesnya dimulai dengan mengisi biodata, lalu mengunggah foto diri dan KTP.

"Lebih simpel saja kalau (daftar) online, enggak harus ke tempat (Kantor DPC atau DPD PDI-P),” katanya. “Setelah daftar, kita ke situ (Kantor DPC PDI-P), ambil KTA (kartu tanda anggota) sudah jadi.”

Ia pun langsung bisa mengakses layanan yang disediakan untuk anggota partai di aplikasi kanal PDI-P. Selain itu, pendidikan politik juga diberikan. Setiap anggota yang ikut sekolah politik merupakan kader yang direkomendasikan DPC.

"Misalkan tahun sekarang, dilihat nih siapa kader yang potensial, itu baru diberikan pendidikan. Jadi enggak semua kader," ucapnya.

Menurutnya, internal DPP PDI-P sendiri yang menggembleng kader-kadernya. Lingga menuturkan, tak ada perbedaan perlakuan antara anggota yang daftar langsung atau manual dengan yang daftar daring. Dalam aktivitas partai pun semua dilibatkan.

Sponsored

Presiden Joko Widodo dan Ketua DPR Puan Maharani berfoto bersama para kader PDI-P saat melakukan rapat kerja nasional (rakernas) II tahun 2021 di Sekolah Partai, Lenteng Agung, Jakarta Selatan, Selasa (21/6/2022)./Foto pdiperjuangan.id
Beberapa kegiatan yang biasa dilakukan adalah memberi pendampingan bagi masyarakat. Misalnya, advokasi tanah rakyat, mendampingi warga yang ijazahnya ditahan sekolah, atau mendampingi warga yang BPJS Kesehatannya bermasalah.

Menurut Lingga, aktivitas anggota di akar rumput, jarang diketahui publik. Sebab, dalam memberi pendampingan, kerap tak menunjukkan atas nama partai. Jati diri sebagai anggota biasanya baru dilakukan ketika masalah warga yang didampingi sudah selesai.

Soal jenjang jabatan di partai, Lingga menyebut peluangnya terbuka. Ia sendiri kini menjabat Wakil Bendahara DPC Relawan Perjuangan Demokrasi (Repdem) Jakarta Timur, yang merupakan organisasi sayap PDI-P.

Meski begitu, Lingga mengaku tak tahu pasti bagaimana partai melakukan verifikasi terhadap dirinya yang mendaftar keanggotaan secara daring. Dugaannya, verifikasi dilakukan lewat orang yang merekomendasikannya.

"Mungkin rekomendasi itu yang menjadi pertimbangan orang di DPC atau DPD untuk menerima,” ujarnya.

Ia sepakat kalau pendaftaran jadi anggota partai secara daring lebih menargetkan anak muda, yang akrab dengan dunia digital. Dengan partai membuka pendaftaran secara daring, katanya, bisa mempermudah anak muda terjun ke politik.

"Tapi dari hal itu, partai secara enggak langsung menyaring juga mana yang benar-benar serius, mana yang enggak,” tuturnya.

Berbeda dengan Lingga yang sudah enam tahun jadi kader PDI-P, Achmad Rizky baru sekitar tiga bulan masuk menjadi anggota Partai NasDem. Seperti halnya Lingga, Rizky pun mendaftar secara daring. Metode ini ia pilih karena mudah.

"Tahu-tahu upload foto, kasih biodata, langsung diberikan KTA," katanya, Rabu (26/10).

Alasannya memilih NasDem karena ia menilai partai pimpinan Surya Paloh itu demokratis. Di samping itu, ia tertarik lantaran ada slogan gerakan perubahan dan restorasi di partai itu.

"Contohnya Anies (Baswedan) bukan kader partai, tapi NasDem berani masukin ke rakernas (rapat kerja nasional) untuk dipilih (sebagai calon presiden 2024) dalam rakernas,” kata dia.

Rizky masuk partai bukan tanpa tujuan. Ia merupakan bakal calon legislatif (bacaleg) DPRD DKI Jakarta mendatang. Di awal bergabung dengan NasDem, ia sudah ikut satu kali pertemuan dengan partai dalam agenda pembekalan kader baru.

"Materinya tentang Partai NasDem, kebangsaan, dan keberagaman,” ujarnya.

Selain itu, ia dapat materi perihal strategi pemenangan partai. Lebih lanjut, ia menyampaikan, tidak ada perbedaan hak dan kewajiban anggota, baik yang daftar secara online maupun langsung. Menurutnya, kalau ke depan ingin menjadi pengurus, maka akan ada proses lagi yang harus dilalui.

Untung-rugi

Beberapa kader Partai NasDem saat rapat kerja nasional (rakernas) I di Jakarta Convention Center (JCC), Jakarta, yang berlangsung pada Rabu (15/6/2022) hingga Jumat (17/6/2022)./Foto nasdem.id
Alinea.id sudah berupaya menghubungi Ketua DPP PDI-P bidang Keanggotaan dan Organisasi, Sukur Nababan untuk menanyakan seputar perekrutan anggota secara daring. Namun, Sukur mengatakan itu bukan ranahnya.

Dihubungi terpisah, politikus Partai NasDem, Bestari Barus mengatakan, perekrutan anggota secara online dilakukan untuk memudahkan akses dan menghemat waktu. "Bukan cuma itu, bahkan penjaringan bacaleg pun online," ucapnya, Jumat (28/10).

Ia menjelaskan, kader bisa dibedakan menjadi dua, yakni yang masuk di dalam struktur kepengurusan dan di luar kepengurusan. Cukup banyak orang yang direkrut untuk duduk di dalam kepengurusan. Tak sedikit pula simpatisan partai yang mendaftar sebagai anggota.

Anggota dan kader, kata Bestari adalah dua hal yang berbeda. Kata dia, sebelum menjadi kader, seorang anggota perlu melewati minimal proses kaderisasi.

"Kader itu orang yang dipersiapkan untuk menempati jabatan-jabatan politik atau jabatan organisasi pada jenjang tertentu," ucapnya.

Untuk bacaleg yang dijaring secara online, Bestari mengatakan, dilakukan verifikasi dan keseriusannya. Dalam melihat keseriusan bacaleg, NasDem menjaring dua kali lipat dari orang yang dibutuhkan dalam satu daerah pemilihan (dapil).

"Mengacu juga pada perundangan-undangan kita bahwa 30% keterwakilan perempuan, maka mulai dilakukan seleksi dan ini tanpa mahar," ucap dia.

Alasan penjaringan bacaleg dilakukan secara online, sebut Bestari, karena NasDem partai yang terbuka. "Kita membuktikan mencapreskan Anies, bahkan Anies itu bukan kader NasDem," katanya.

Seseorang yang mendaftar sebagai anggota lewat daring, ujar Bestari, mendapatkan hak yang sama, seperti diberi pelatihan dan pendidikan politik. "Kalau enggak dididik, nanti ciri NasDem-nya enggak kelihatan,” tuturnya.

Proses transfer ilmu politik, jelas Bestari, tak hanya bertumpu pada pimpinan pusat. Pelatihan dan pendidikan pun dilakukan hingga kabupaten/kota.

"Itu di daerah pasti yang tercatat sebagai anggota, baik lama maupun baru, sering turut diundang untuk mendengarkan NasDem itu apa, apa peran NasDem di dalam mensosialisasikan 4 pilar, dan kegiatan-kegiatan lain," katanya.

Sementara pengamat politik sekaligus Direktur Eksekutif Voxpol Center Research and Consulting, Pangi Syarwi Chaniago menerangkan, kekurangan pendaftaran anggota partai secara daring adalah potensi data disalahgunakan. Misalnya, hanya dimanfaatkan sebagai stempel untuk persyaratan pemilu. Sebab, biasanya ada syarat yang harus dipenuhi partai politik soal jumlah anggota.

"Jadi kalau dikatakan manual lebih baik validasi atau kepastian datanya, memang manual," ujarnya, Rabu (26/10).

Namun, tambah Pangi, jika ada partai yang melakukan hal itu, maka masih bisa dicek dengan konfirmasi data. Pada dasarnya, lanjut Pangi, mekanisme perekrutan anggota secara online mulai banyak disukai partai-partai karena cara itu memang lebih baik.

"Karena pergeseran teknologi memudahkan proses perekrutan partai politik. Jadi enggak ada masalah kalau menurut saya," katanya.

Perekrutan anggota partai secara daring, menurutnya, lebih banyak menyasar kalangan anak muda dari generasi milenial dan z. Sebab, mereka lebih sering bersentuhan dengan teknologi.

"Tetapi memang untuk menduduki jabatan-jabatan politik itu, tetap masih generasi tua (yang) banyak. Belum berimbang antara anak muda dan kelompok tua," ujarnya.

Berita Lainnya
×
tekid