Kampanye berbasis isu lokal: Efektifkah mengantarkan caleg ke Senayan? 

KPU menganjurkan agar para caleg di Pemilu 2024 mengampanyekan isu-isu yang jadi persoalan publik di dapil masing-masing.

Ilustrasi kampanye berbasis isu lokal. Alinea.id/Firgie Saputra

Mendongkrak upah buruh perempuan di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) jadi tema utama kampanye Jumiyem pada Pemilu 2024. Calon anggota legislatif DPR RI dari Partai Buruh itu merasa kondisi mayoritas buruh perempuan di DIY terpuruk lantaran digaji di bawah upah minimum provinsi (UMP). 

"Padahal, UMP Yogyakarta sudah sangat murah. Buruh perempuan di Yogyakarta sering dianggap konco wingking (teman pelengkap). Mereka dibayar lebih murah dibanding buruh laki-laki. Bahkan diupah seenaknya," ucap Jumiyem saat berbincang dengan Alinea.id, Rabu (26/7).

Caleg yang konsen dengan isu distribusi keadilan ini menyebut buruh perempuan yang banyak terdapat di pasar-pasar Yogyakarta luput dari program jaminan sosial pemerintah. Mereka kerap merogoh kocek sendiri ketika menghadapi persoalan kesehatan dan kecelakaan kerja.

"Buruh perempuan di Yogyakarta upahnya sangat kecil dengan beban kerja yang sangat besar. Kondisi ini diperparah dengan tidak adanya perlindungan sosial, baik dari jaminan sosial kesehatan dan jaminan ketenagakerjaan," ucap Jumiyem.

Jumiyem menyebut Pemprov DIY belum memiliki solusi untuk menyelesaikan persoalan ketimpangan ketenagakerjaan pada buruh perempuan. Selain soal nasib buruh perempuan, ia berjanji bakal merampungkan pembahasan RUU Pekerja Rumah Tangga (PRT) yang sudah terlantar di DPR nyaris 20 tahun jika terpilih nanti.