sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Mengenang Dwi Koendoro pencipta komik Panji Koming

Komik Panji Koming tidak lagi terbit setelah 40 tahun mengisi kolom hiburan di Kompas.

Robertus Rony Setiawan
Robertus Rony Setiawan Kamis, 21 Nov 2019 14:25 WIB
Mengenang Dwi Koendoro pencipta komik Panji Koming

Jurnalisme Komik yang Manual

Sementara itu, M. Syaifuddin Ifoed, kartunis yang kenal dekat dengan mendiang Dwi Koen, memetik banyak pembelajaran secara langsung semasa bekerja bersama-sama di majalah Humor pada 1980–1990-an.

Majalah Humor yang didirikan pada 1981 oleh Dwi Koen memuat beberapa komik strip, antara lain komik dengan tokoh “Sawung Kampret” dan “Setrum”.

Kala itu, kata Ifoed, Dwi Koen lebih sering menggambar komik di rumah ketimbang di kantor redaksi majalah Humor.

“Ide cerita komik gambaran Pak DK khas sekali, karakternya lucu dan menarik. Saya banyak belajar anatomi kartun dari komik Panji Koming. Banyak sekali yang meniru gambarannya,” kata Ifoed, yang kini bekerja sebagai kartunis di surat kabar Indopos.

Sebagai kreator komik strip “Setrum” di majalah Humor yang terbit hingga 1997 silam, Ifoed menirukan teknik Dwi Koen dalam membuat anatomi organ tubuh, seperti tangan dan kaki.

Dwi Koen pernah dilihatnya menggambar secara manual menggunakan pensil dan kuas bertinta hitam, termasuk menuliskan kata-kata dalam cerita komik. Cara itu juga dilakukan Dwi Koen dalam mencipta komik Panji Koming yang terbit di Kompas.

Ide cerita komik gambaran Pak DK dinilai khas karakternya lucu dan menarik.Alinea.id/Robertur Roni

Sponsored

Namun, kata Ifoed, sejak sekitar 2010 pembuatan komik Panji Koming sudah dilakukan dengan bantuan media digital. Cara ini, kata dia, dilakukan sesudah penyakit stroke membuat kesehatan Dwi Koen menurun.

Wafat dalam usia 78 tahun, Dwi Koen tetap produktif hingga menjelang akhir hayatnya. Komik Panji Koming yang terbit pada 18 Agustus 2019 merupakan karya terakhirnya yang dipersembahkan sebagai pelepasan atas meninggalnya P. Swantoro, wartawan senior Harian Kompas. Kurang dari sebulan, Dwi Koen menyusul kepergian P. Swantoro.

Dalam komik tersebut, Dwi Koen seakan merangkum karya mereka selama puluhan tahun dalam dunia jurnalisme. Melalui percakapan Panji Koming dan Pailul yang sedang memahat tulisan di atas batu, kita diingatkan tentang pentingnya menulis sejarah sebagai sebuah aktivitas yang menyenangkan.

Begini dialognya:

Panji Koming: Sedang menulis apa, Lul?

Pailul: Sejarah

Panji Koming:  Sejarah Majapahit?

Pailul: Bukan, ini sejarah lima abad mendatang.

Panji Koming: Tentang apa, Lul?

Pailul: Tentang janji untuk tidak melupakannya. Asyik lho menulis sejarah...

Berita Lainnya
×
tekid