sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

AGRI akui impor gula 2,8 juta ton pada 2019 masih tinggi

AGRI mengantongi izin dari pemerintahan untuk mengimpor gula mentah sebanyak 2,8 juta ton pada 2019.

Eka Setiyaningsih
Eka Setiyaningsih Jumat, 15 Mar 2019 19:53 WIB
AGRI akui impor gula 2,8 juta ton pada 2019 masih tinggi

Ketua Umum Asosiasi Gula Rafinasi Indonesia (AGRI) Rachmat Hariotomo mengakui impor gula khususnya gula mentah masih besar hingga saat ini. Rachmat menyebut, sepanjang 2019 pihaknya mengantongi izin dari pemerintahan untuk mengimpor gula mentah sebanyak 2,8 juta ton. 

"AGRI impor raw sugar (gula mentah) dalam rangka memenuhi kebutuhan industri makanan dan minuman," kata dia kepada Alinea.id, Jumat (15/3).

Meski demikian, impor gula pada 2019 menurun 12,5% dari dari tahun sebelumnya yaitu 3,2 juta ton. Menurut Rachmat, evaluasi terhadap impor gula ini dilakukan secara berkala per triwulan.

“Sebesar 2,8 juta ton itu keperluan dari izin yang diberikan tapi akan dilakukan evaluasi per tiga bulan untuk kebutuhan riil," ujar dia.

Lebih lanjut ia mengatakan, sebenarnya Indonesia memiliki olahan atau produk gula sendiri, namun prioritas diproduksi untuk Gula Kristal Rafinasi (GKR).

Sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan total impor pada Februari 2019 mencapai US$12,20 miliar. Capaian tersebut mengalami penurunan sebesar 18,61% jika dibandingkan Januari 2019 yang mencapai US$14,99 miliar.

Jika dirinci, pada impor nonmigas terdapat beberapa golongan komoditas yang mengalami peningkatan yaitu golongan gula dan kembang gula. Golongan tersebut mencatatkan kenaikan tersebesar yakni 216,99% atau mencapai US$100,9 juta. 

"Lalu ada kapal laut dan bangunan terapung yang impornya masih naik senilai US$35,3 juta. Kemudian susu, mentega, telur juga naik dengan nilai impor US$27,1 juta," ujarnya.

Sponsored

Lebih lanjut, kata dia, berdasarkan tiga negara pemasok barang impor nonmigas terbesar selama Februari 2019, Argentina mengalami peningkatan tertinggi senilai US$93,5 juta. Lalu barang impor dari Thailand sebesar US$74,4 juta serta dari India sebesar US$18,6 juta. 

Ada yang menarik dari data BPS terkait negara impor yang mengalami penurunan tertinggi, yaitu China. Negara Tirai Bambu tersebut mengalami penurunan tertinggi mencapai US$1.070 juta, disusul Singapura turun US$223,1 juta, dan dari Malaysia US$165,5 juta. 

Berita Lainnya
×
tekid