sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Bahlil usul negara penghasil nikel bikin organisasi semacam OPEC

Alasan munculnya gagasan tersebut menurut Bahlil adalah agar negara penghasil nikel bisa tetap memperoleh nilai tambah.

Erlinda Puspita Wardani
Erlinda Puspita Wardani Kamis, 17 Nov 2022 13:51 WIB
Bahlil usul negara penghasil nikel bikin organisasi semacam OPEC

Menteri Investasi/ Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia mengungkapkan Indonesia berinisiatif untuk mendirikan organisasi skala internasional khusus bagi negara-negara penghasil nikel. Organisasi tersebut, menurut Bahlil, diperkirakan serupa The Organization of the Petroleum Exporting Countries (OPEC) yang bergerak di minyak bumi. Organisasi yang dimaksud Bahlil berkaitan dengan industri baterai listrik.

Usulan tersebut disampaikan Bahlil saat dirinya melakukan pertemuan bilateral dengan Menteri Perdagangan Internasional, Promosi Ekspor, Usaha Kecil, dan Pembangunan Ekonomi Kanada, Mary Ng di sela-sela agenda G20 Bali pada Selasa (15/11) lalu. “Mimpi besar Indonesia ini untuk mendirikan organisasi dunia semacam OPEC untuk minyak, kalau ini untuk baterai listrik,” jelas Bahlil dalam keterangan resminya, Kamis (17/11).

Alasan munculnya gagasan tersebut menurut Bahlil adalah agar negara penghasil nikel bisa tetap memperoleh nilai tambah dari hasil pengolahan bahan baku baterai kendaraan listrik. Pasalnya, ia menyampaikan beberapa negara di Eropa telah melakukan strategi agar pembangunan baterai mobil listrik bisa berdekatan dengan pabrik mobil listrik.

“Kalau ini terus terjadi, maka negara-negara penghasil bahan baku nggak akan mendapatkan nilai tambah. Makanya kemudian ide ini dilakukan oleh Indonesia,” ujar Bahlil.

Selain disampaikan kepada Kanada, Bahlil juga mengaku usulan tersebut sudah disampaikan ke Australia. Hingga saat ini Bahlil mengklaim bahwa usulan tersebut sudah di tahap satu kesepahaman dan memerlukan sedikit lagi penjelasan. Selanjutnya, Indonesia sudah menyusun formulasi perencanaan pembentukan organisasi negara penghasil nikel.

“Saya pikir ini adalah instrumen untuk kita berkolaborasi, membangun komitmen yang baik bersama, dengan saling menguntungkan dan tetap memperhatikan permainan perdagangan internasional. Saat ini sudah kita tawarkan usulan tersebut dan masih menunggu feedback dari mereka,” pungkasnya.

Berkaitan dengan pertemuan Bahlil dan Mary Ng, dalam pertemuan tersebut keduanya juga membahas peluang kerja sama Indonesia dan Kanada untuk berkolaborasi dalam optimalisasi sumber daya alam secara berkelanjutan. Bahlil juga menyampaikan komitmennya untuk mendukung penyelesaian Perjanjian Kerja Sama Ekonomi Komprehensif Indonesia-Kanada atau Indonesia-Canada Comprehensive Economic Partnership Agreement (IC-CEPA) yang akan dikoordinasikan dengan Menteri Perindustrian.

IC-CEPA sendiri disambut baik oleh Mary Ng yang diungkapkan dengan perencanaan kerja sama Indonesia dan Kanada berikutnya adalah mengeksplorasi peluang kolaborasi tersebut. Kedua negara diketahui memiliki prinsip dan visi yang sama, yaitu mengoptimalisasi sumber daya alam secara berkelanjutan dan memberikan manfaat secara ekonomi.

Sponsored
Berita Lainnya
×
tekid