sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Bank asal AS akan investasi miliaran dolar di Indonesia

Jokowi menawarkan investasi infrastruktur ke lembaga keuangan AS International Development Finance Corporation (IDFC).

Laila Ramdhini
Laila Ramdhini Jumat, 10 Jan 2020 12:27 WIB
Bank asal AS akan investasi miliaran dolar di Indonesia

Presiden Joko Widodo (Jokowi) menerima kedatangan CEO International Development Finance Corporation (IDFC) Adam S Boehler untuk membahas potensi kerja sama investasi bidang infrastruktur. Jokowi menyatakan pemerintah butuh investasi untuk mendanai sejumlah program pembangunan infrastruktur seperti jalan tol, bandara, pelabuhan, infrastruktur energi dan teknologi digital

"Pada periode kedua kepemimpinan saya, pembangunan infrastruktur akan berlanjut.," kata Presiden Jokowi di Istana Merdeka, Jakarta, pada Jumat (10/1).

Jokowi menjelaskan pemerintah terus memperbaiki kebijakan untuk mendukung serta menciptakan iklim investasi yang bersahabat. Dengan demikian, diharapkan Indonesia dapat memperkecil ketimpangan infrastruktur untuk menjadi negara berdaya saing tinggi.

"Oleh karena itu, saya menyambut komitmen DFC untuk mendukung program-program prioritas pemerintah Indonesia, terutama pembangunan infrastruktur, energi, dan teknologi digital," demikian Presiden.

Aset miliaran dola

Dalam kesempatan terpisah, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan juga melakukan dengan pemimpin lembaga keuangan asal Amerika Serikat (AS). di Dalam pertemuan tersebut terungkap minat lembaga itu untuk berinvestasi hingga miliaran dolar atau setara triliunan rupiah.

"Kita baru diskusi dengan Pak Adam, dia ini CEO International Development Finance Corporation, yang dulunya OPIC (Overseas Private Investment Corporation) yang punya funds (dana) sekarang ini kira-kira US$60 miliar. Tapi bisa lebih dari US$200 miliar atau sampai triliunan dolar," kata Luhut.

Menurut Luhut, berdasarkan diskusi dengan Adam, Amerika Serikat punya komitmen untuk berinvestasi di Indonesia dan kemungkinan akan masuk di sejumlah proyek investasi seperti jalan tol di Jawa atau Sumatera, pariwisata, hingga masuk ke Sovereign Wealth Fund (SWF) yang akan dibentuk Indonesia.

Sponsored

Dalam investasi AS itu, lanjut dia, negara adi daya tersebut juga akan bisa bermitra dengan negara lain seperti Jepang, Australia atau lainnya.

"Komitmen mereka ini multi billion dollar investments di Indonesia. Kami mau segera mulai. Jadi, working team sudah langsung bekerja," kata Luhut.

Dalam kesempatan yang sama, Adam Boehler menjelaskan lembaga yang baru dibentuk dua pekan itu memiliki dana investasi dari pemerintah AS sebesar US$60 miliar (sekitar Rp840 triliun) dan bisa berkembang empat hingga lima kali lipat menjadi US$200 miliar dolar (sekitar Rp2.800 triliun, kurs Rp14.000).

Dana miliaran dolar AS itu akan diinvestasikan ke sejumlah negara berkembang, termasuk Indonesia.

"Di atas kami bicara soal investasi infrastruktur, kesehatan, jalan dan energi. Saya rasa ke depan Anda akan melihat AS sangat aktif berinvestasi," katanya.

Adam juga mengapresiasi upaya Presiden Jokowi yang fokus untuk mendorong modal swasta yang menurutnya akan merubah pandangan pebisnis AS.

"Investasinya miliaran dolar, itu baru porsinya, tapi akan ada lebih dari puluhan miliar dolar dari perusahaan swasta AS," jelas Boehler.

Ia menambahkan, masih butuh waktu sekitar satu atau dua bulan ke depan untuk memastikan nilai investasi atas proyek yang akan digarap di Indonesia.

"Yang pasti miliaran dolar AS yang akan mengarah ke puluhan miliar dolar modal swasta," kata Boehler.

Dalam pertemuan yang digelar pukul 09.00 WIB itu juga turut hadir Wakil Menteri BUMN Kartika Wirjoatmodjo. Tiko, sapaan akrabnya, menjelaskan pemerintah masih akan menawarkan sektor yang bisa digarap oleh DFC. Pemerintah dan lembaga itu masih membahas soal struktur dan sektor yang bisa dimasuki.

"Saya rasa tiga (sektor) tadi, toll road, kemudian tourism untuk kawasan turis baru dan dari sisi infrastruktur perhotelannya serta yang ketiga renewable energy," katanya menjelaskan tiga sektor yang kemungkinan bisa dimasuki DFC.

US International Development Finance Corporation (DFC) adalah bank pembangunan Amerika Serikat yang bermitra dengan sektor swasta untuk memberikan pendanaan bagi negara-negara berkembang saat ini.

DFC berinvestasi di bidang energi, layanan kesehatan, infrastruktur penting dan proyek-proyek telekomunikasi, dan menyediakan pendanaan untuk usaha kecil serta perempuan pelaku wirausaha, hingga menciptakan lapangan pekerjaan di pasar-pasar yang sedang berkembang. (Ant)

Berita Lainnya
×
tekid