sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

BI bisa saja naikkan suku bunga, cegah rupiah melemah

BI belum menentukan sikap untuk menaikkan suku bunga atau tetap bertahan pada posisi 3,5%.

Erlinda Puspita Wardani
Erlinda Puspita Wardani Sabtu, 18 Jun 2022 10:31 WIB
 BI bisa saja naikkan suku bunga, cegah rupiah melemah

Naiknya suku bunga acuan bank sentral Amerika The Federal Reserve atau The Fed sebesar 75 basis poin (bsp) pada Kamis (16/6) dini hari waktu Indonesia, hingga saat ini belum memengaruhi Bank Indonesia (BI) untuk turut serta menaikkan suku bunganya.

Kenaikan besar The Fed ini memosisikan suku bunganya berada di kisaran 1,5% hingga 1,75% dan menjadi kenaikan paling agresif sejak tahun 1994 silam. The Fed menaikkan suku bunga sebagai upaya menekan laju inflasi di AS, yang tercatat pada Mei 2022 telah mencapai 8,6% dan ini menjadi yang tertinggi selama 40 tahun terakhir. The Fed sendiri mengisyaratkan akan menaikkan kembali tingkat suku bunga acuan hingga akhir tahun dan menargetkan mempu menurunkan level inflasi ke 2%.

Hingga artikel ini dibuat, BI belum menentukan sikap untuk menaikkan suku bunga atau tetap bertahan pada posisi 3,5%. Perlu diketahui, melalui siaran pers resmi di laman BI, sejak Januari 2022 hingga Mei 2022, BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) atau suku bunga acuan BI tetap berada di 3,5%.

Pada Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI yang terakhir, yaitu 23 hingga 24 Mei 2022, BI memutuskan adanya kenaikan Giro Wajib Minimum (GWM) Rupiah secara bertahap, yakni 6% untuk Bank Umum Konvensional (BUK) yang sebelumnya sebesar 5% dan berlaku sejak 1 Juni 2022. Kenaikan berikutnya akan terjadi pada 1 Juli 2022 sebesar 7,5%, dan 9% mulai 11 September 2022. Sedangkan GWM Rupiah untuk Bank Umum Syariah (BUS) dan Unit Usaha Syariah (UUS) naik dari 4% menjadi 4,5% pada 1 Juni 2022, dan berangsur naik jadi 6% mulai 1 Juli 2022, serta 7,5% mulai 1 September.

Managing Director Political Economy and Policy Studies (PEPS) Anthony Budiawan turut memberikan tanggapan terkait kenaikan suku bunga yang diberlakukan oleh The Fed.

“Gelembung ekonomi akan segera meletus. Suku bunga The Fed naik 0,75% pada Rabu (15/6), meskipun terlambat,” tulisnya melalui akun twitter miliknya @AnthonyBudiawan, Kamis (16/6).

Menurut Anthony, BI akan merasakan dampak kenaikan suku bunga The Fed dengan menaikkan suku bunga acuannya secara bertahap hingga akhir tahun.

“BI akan naikkan suku bunga acuan, saya kira paling sedikit 50 atau 75 bps. Kalau tidak Rp akan anjlok dalam. Saat ini saja Rp hampir Rp15.000,” jelas Anthony pada Alinea.id.

Sponsored

Anthony menambahkan, kemungkinan kenaikan suku bunga pertama ada di posisi 50 bps. Kenaikan ini akan terus terjadi hingga akhir tahun sesuai kenaikan The Fed.

Berita Lainnya
×
tekid