sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Data ekonomi bagus, IHSG berpotensi ke 6.000

Adapun penopang IHSG adalah fundamental perekonomian yang masih cukup kuat terjaga

Eka Setiyaningsih
Eka Setiyaningsih Jumat, 23 Nov 2018 09:14 WIB
Data ekonomi bagus, IHSG berpotensi ke 6.000

Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berindikasi mampu kembali menguji resistance psikologis 6.000 di akhir pekan. 

"Menutup pekan ini IHSG diprediksi berada pada level 5.868 - 6.123," ujar Analis Indosurya Bersinar Sekuritas William Surya Wijaya dalam riset hariannya, Jumat (23/11).

Pergerakan IHSG pada akhir pekan menujukkan pola konsolidasi yang sedang berusaha digeser ke arah lebih baik dengan bantuan capital inflow yang terlihat masih terus terjadi.

Adapun penopang IHSG adalah fundamental perekonomian yang masih cukup kuat terjaga terlihat dari rilis data perekonomian terlansir serta rilis kinerja emiten di kuartal ketiga yang sebagian besar sudah terlansir dalam kondisi rata rata cukup bagus.

William merekomendasikan beberapa saham di antaranya, PT Kalbe Farma Tbk. (KLBF), PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur Tbk. (BJTM), PT Total Bangun Persada Tbk. (TOTL), PT Gudang Garam Tbk. (GGRM) dan PT AKR Corporindo Tbk.
(AKRA).

Sementara, Analis Reliance Sekuritas Lanjar Nafi mengatakan pergerakan yang cenderung tertahan akan dialami IHSG pada akhir pekan. "Support resistance IHSG berada pada level 5.950-6.025," ujar Lanjar.

Adapun saham-saham yang masih dapat dicermati diantaranya PT PP London Sumatra Indonesia Tbk. (LSIP), PT Waskita Beton Precast Tbk. (WSBP), PT Wijaya Karya Beton Tbk. (WTON), PT Indofood Sukses Makmur Tbk. (INDF), dan PT Bank Tabungan Negara Tbk. (BBTN). 

Terpisah, Analis Senior CSA Research Institue Reza Priyambada mengharapkan IHSG selanjutnya dapat bertahan di atas support 5965-5974 dan Resisten diharapkan dapat menyentuh kisaran 6.005-6.021. 

Sponsored

"Terbentuknya candle positif setelah spinning memberikan harapan akan adanya kenaikan lanjutan. Apalagi diikuti dengan kenaikan volume beli," ujar Reza.

Akan tetapi, kondisi ini harus pula diikuti dengan sentimen positif untuk membuat IHSG bertahan di zona hijaunya. Diharapkan laju rupiah dan global dapat lebih positif untuk mendukung kenaikan tersebut.  "Selain itu, diharapkan aksi jual kembali turun agar IHSG tidak melemah lagi," ungkap Reza.

Sekadar mengingatkan, IHSG kemarin (22/11) ditutup di zona hijau. 

Sementara nilai tukar dolar Amerika Serikat (AS) terhadap rupiah melemah ke level Rp14.565. IHSG ditutup menguat 42,75 poin (0,71%) ke level 5.990,81. Sementara indeks LQ45 naik 11,3 poin (1,2%) ke level 956,633.

Saham diperdagangkan hingga 439.946 kali dengan nilai transaksi Rp 8,4 triliun. Sebanyak 169 saham naik, 227 saham turun dan 112 saham tak berubah.

Pasca melemah, laju IHSG kembali mengalami kenaikan seiring meningkatnya aksi beli. Harapannya berkurangnya aksi jual tampaknya terwujud, terutama oleh investor asing yang kembali tercatat nett buy dan imbas pergerakan rupiah yang mampu berbalik menguat. 

Di sisi lain, adanya berita dari relaksasi aturan perpajakan untuk barang mewah, terutama untuk properti kelas atas disambut positif dimana saham-saham properti mengalami kenaikan yang diikuti dengan saham-saham keuangan seiring dengan dirilisnya penilaian Moody’s terhadap proyeksi kinerja perusahaan non-keuangan yang masih akan bertumbuh sehingga diasumsikan sektor keuangan juga akan ikut terkena imbas pertumbuhan tersebut. 

"Kemudian, masih melemahnya harga batubara membuat sejumlah saham batubara melemah. Meski dinilai hanya sentimen sesaat namun, pelaku pasar memanfaatkan kondisi tersebut untuk kembali masuk sehingga mampu mengangkat IHSG," pungkas Reza.

Berikut saham-saham pilihan menurut Reza,

1. PT Indonesia Kendaraan Terminal Tbk. (IPCC)

2. PT Semen Indonesia (Persero) Tbk. (SMGR)

3. PT Indo Tambangraya Megah Tbk. (ITMG) 

4. PT Telekomunikasi Indonesia Tbk. (TLKM)

5. PT HM Sampoerna Tbk. (HMSP

Berita Lainnya
×
tekid