sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

IHSG loyo terseret data manufaktur dan inflasi

Sektor aneka industri dan sektor industri dasar menjadi pendorong pelemahan IHSG.

Annisa Saumi
Annisa Saumi Senin, 04 Mei 2020 16:45 WIB
IHSG loyo terseret data manufaktur dan inflasi

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melemah 2,35% ke level 4.605 pada awal pekan ini, Senin (4/5). Investor asing tercatat melakukan penjualan bersih senilai Rp121 miliar.

Sebanyak 5,7 miliar lembar saham diperdagangkan dengan nilai transaksi mencapai Rp5,8 triliun. Sekitar 111 lembar saham naik ke zona hijau dan 286 saham mengalami penurunan kinerja.

Sektor aneka industri dan sektor industri dasar yang turun masing-masing 4,63% dan 4,2% menjadi pendorong pelemahan IHSG hari ini.

Analis Pilarmas Investindo Sekuritas Nico Demus mengatakan buruknya data kinerja aktivitas manufaktur Indonesia menjadi pemicu loyonya IHSG. 

"Penurunan tersebut mendapatkan respons negatif dari pelaku pasar pada pembukaan IHSG awal pekan ini," tutur Nico.

Pada April 2020, IHS Markit melaporkan Purchasing Managers' Index (PMI) manufaktur Indonesia di angka 27,5. Angka itu menjadi yang terendah sepanjang sejarah pencatatan PMI yang dimulai sejak April 2011. Pandemi Covid-19 yang diikuti dengan penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) mengakibatkan produksi dan permintaan sama-sama tak bertenaga.  

Selain itu, data inflasi April 2020 yang diumumkan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) juga di bawah ekspektasi pasar. BPS mencatat laju inflasi bulanan pada April sebesar 0,08%, sedangkan inflasi tahunan (yoy) berada pada 2,67%, dan inflasi inti tahunan di 2,85%.

Angka itu luput dari dugaan Pilarmas yang memprediksi inflasi bulanan di April 2020 sebesar 0,2%, inflasi tahunan sebesar 2,78%, dan inflasi inti tahunan sebesar 2,91%..

Sponsored

"Kami melihat adanya perubahan dari pola inflasi pada tahun 2020, adanya anomali untuk tahun ini dibandingkan tahun-tahun sebelumnya," kata Nico.

Pada tahun ini, bulan Ramadan dinilai tidak terlalu berdampak pada kenaikan inflasi seperti tahun-tahun sebelumnya. Nico memprediksi laju inflasi akan naik bulan Mei, namun angkanya tak akan berbeda jauh apabila dibandingkan dengan bulan April.

Berita Lainnya
×
tekid