sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

IHSG masih berfluktuasi hingga akhir tahun

Schroders Indonesia mengatakan fluktuasi tersebut akan dipicu dua faktor. 

Eka Setiyaningsih
Eka Setiyaningsih Kamis, 23 Agst 2018 16:50 WIB
IHSG masih berfluktuasi hingga akhir tahun

Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diperkirakan masih berfluktuasi hingga akhir tahun. 

Executive Vice President Intermediary Business PT Schroder Investment Management Indonesia Liza Lavina, mengatakan fluktuasi tersebut akan dipicu dua faktor. 

Faktor pertama adalah, suku bunga acuan bank sentral Amerika Serikat (AS) The Fed yang akan dinaikkan dua kali lagi. Kenaikan suku bunga akan mempengaruhi pergerakan nilai tukar rupiah dan pergerakan saham.

Untuk faktor ini, pemerintah bisa melakukan antisipasi dengan memperbaiki kinerja perdagangan.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) pada Juli 2018 neraca perdagangan defisit mencapai US$2,03 miliar, naik dibanding Juni yang hanya US$1,74 miliar.

Di sisi lain, Rupiah melemah ke level Rp14.600-an, menjauh dari asumsi APBN yang hanya Rp13.400 per US$.

"Kalau rupiah melemah, IHSG juga ikut koreksi, maka itu perlu dibenahi," katanya di Patio Restaurant, Jakarta, Kamis (23/8).

Faktor kedua adalah, perombakan indeks Morgan Stanley Capital International (MSCI) yang biasanya terjadi pada Mei atau November akan membuat sikap pelaku pasar berubah.

Sponsored

MSCI indeks merupakan acuan investor untuk masuk ke investasi saham maupun obligasi.

Pada perombakan sebelumnya, MSCI menambahkan saham perusahaan asal China dalam daftar. Beberapa saham Indonesia keluar dari MSCI Index.

Sementara, Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat jumlah dana asing yang keluar (net sell) dari pasar modal sudah mencapai Rp51,78 triliun dari awal tahun hingga 21 Agustus 2018. Hal ini diakibatkan sentimen makro seperti perang dagang, maupun rencana kenaikan suku bunga The Fed.

Investor asing pun khawatir sehingga membawa danannya keluar dari pasar saham dan memilih untuk berinvestasi di negara Amerika Serikat (AS). Pasalnya gonjang-ganjing ekonomi global ini, membantu memperkuat US$. 

Selain itu, dana asing yang keluar sebesar Rp 51 triliun dari pasar saham berasal dari sektor konsumsi dan perbankan. Kedua sektor itu merupakan penopang IHSG sehingga jika investor dari sektor tersebut keluar, mempengaruhi investasi di pasar saham.

"Kedua sektor ini yang bisa dengan mudah keluar dan masuk membuat banyak investor asing memilih, sehingga saat Rupiah dan IHSG melemah, investor akan mudah untuk kabur," jelasnya.

Sebagai informasi, IHSG ditutup dengan penambahan 38,68 poin atau 0,65% menjadi 5.982,98. 

Sebanyak 181 saham menguat, sementara 193 saham lainnya merosot. Sedangkan 133 saham stagnan.

Adapun sektor pada grup saham finansial bergerak naik 2,1%, diikuti industri dasar sebesar 1,49. Sedangkan sektor infrastruktur mengalami penurunan 1,36%.

Total transaksi melibatkan 9,04 miliar saham dengan nilai transaksi Rp9,45 triliun. Investor asing menggelontorkan duitnya lagi ke saham domestik, terutama saham perbankan. Net buy tercatat Rp666,5 miliar di pasar reguler dan Rp609,65 di pasar keseluruhan.

Berita Lainnya
×
tekid