sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

IHSG naik tipis dipicu kekhawatiran gelombang kedua Covid-19

Muncul kekhawatiran akan terjadi gelombang kedua penyebaran Covid-19 ketika beberapa negara sudah mulai melonggarkan lockdown.

Annisa Saumi
Annisa Saumi Rabu, 17 Jun 2020 16:22 WIB
IHSG naik tipis dipicu kekhawatiran gelombang kedua Covid-19

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup menguat 0,03% ke level 4.987 pada Rabu (17/6). Investor asing tercatat melakukan penjualan bersih senilai Rp757 miliar.

Pada perdagangan hari ini, sebanyak 9,35 miliar lembar saham diperdagangkan dengan nilai transaksi Rp8,5 triliun. Sektor agribisnis yang naik 1,76% dan sektor properti yang naik 0,79% menjadi pendorong penguatan IHSG.

Analis Pilarmas Investindo Sekuritas Nico Demus mengatakan pergerakan pasar saham Asia menjelang penutupan cukup berfluktuasi seiring dengan tendensi akan adanya penutupan kembali secara bertahap aktivitas di beberapa negara.

"Pada hari ini pelaku pasar seperti sedang melakukan antisipasi terhadap data fundamental yang tak terduga, rencananya akan keluar pada akhir pekan ini," kata Nico.

Sentimen geopolitik dinilai masih menjadi pertimbangan para pelaku pasar guna menentukan strategi dalam jangka waktu pendek. Selain itu, saat ini Dana Moneter Internasional (IMF) kembali memperkirakan perekonomian global pada 2020 terancam terkontraksi lebih buruk dari ramalan semula.

Kepala Ekonom IMF Gita Gopinath memprediksi bakal ada ancaman Great Lockdown yang tak pernah dilihat dunia sebelumnya. Pada masa awal karantina wilayah Eropa pada April lalu, IMF memperkirakan ekonomi akan terkontraksi sebesar 4% pada 2020.

Namun, IMF menegaskan masih terbuka peluang terjadi pemulihan yang lebih cepat, tak seperti di krisis sebelumnya. Hanya saja, muncul kekhawatiran akan terjadi gelombang kedua penyebaran Covid-19 ketika beberapa negara sudah mulai melonggarkan lockdown mereka.

Sementara dari dalam negeri, sentimen datang dari pelaku pasar yang menanti hasil pertemuan Dewan Gubernur Bank Indonesia (BI), sehubungan dengan bunga acuannya alias BI 7-Day Reverse Repo Rate.

Sponsored

"Keputusan Bank Indonesia memangkas suku bunganya atau tidak, merupakan keputusan terbaik untuk mendukung pertumbuhan ekonomi, bersamaan dengan mempertahankan stabilitas sistem keuangan di tengah pandemi Covid-19," tuturnya. 

Berita Lainnya
×
tekid