IHSG sempat turun 4%, BEI sebut belum perlu suspensi
Merosotnya IHSG tidak hanya dialami oleh Indonesia, tetapi, hampir seluruh pasar modal di dunia.
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sempat merosot ke level terdalam, 5.288 pada perdagangan, Jumat (28/2).
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengatakan pelemahan IHSG dalam beberapa hari terakhir sejalan dengan tekanan yang terjadi di berbagai bursa saham dunia akibat sentimen negatif coronavirus.
"OJK akan memperhatikan secara ketat perkembangan dan dinamika pasar saham, baik global, regional, maupun domestik," kata Juru Bicara OJK, Sekar Putih Djarot, Jumat (28/2).
OJK akan terus berkoordinasi dengan Bursa Efek Indonesia (BEI) untuk melakukan langkah-langkah yang dibutuhkan sesuai dengan kewenangan.
Sementara itu, Direktur Utama BEI Inarno Djajadi, mengatakan merosotnya IHSG tidak hanya dialami oleh Indonesia, tetapi, hampir seluruh pasar modal di dunia juga menghadapinya.
"Kita lumayan dibandingkan dengan yang lainnya. Penutupan tadi kan IHSG hanya turun 1,5%, dibandingkan dengan Nikkei Jepang yang turun sampai 3,67% dan SETI Thailand yang turun 3,77%," ujar Inarno saat dihubungi, Jumat (28/2).
Investor menyadari wabah ini tak hanya terjadi di China, tetapi juga terjadi secara global dan mempengaruhi mata rantai perekonomian secara luar biasa.
Sehingga, investor menilai lebih baik apabila memegang uang dan memilih melakukan aksi jual di pasar modal.
Untuk saat ini, suspensi atau penghentian perdagangan di seluruh pasar belum begitu dibutuhkan. BEI terlebih dahulu akan melakukan auto-halt apabila perdagangan turun dalam.
Mekanisme auto-halt tersebut adalah suspensi perdagangan sementara selama 30 menit untuk meredam pasar. Namun, hal ini tak sangat jarang dilakukan oleh bursa dan tak dilakukan hari ini.
"Kami harus hati-hati sekali," tutur dia.